8.Hilang 21+

6.9K 67 9
                                    

Klikkk

Suara pintu yang terkunci membuat tubuh Aza semakin bergidik ngeri.

Bagaimana jika lelaki yang didepannya mengambil sesuatu  berharga yang dia jaga selama ini.

" Kenapa sayank ??? Kamu mikir apa??" sambil melangkahkan kaki mendekati Aza, membuat Aza bergerak mundur.

" Kamu mau ngapain? Jangan macam macam , kalau nggak aku teriak nih!!!!" Ancam Aza.

" lakukanlah sayang , Nggak akan ada yang mendengar desahan kita berdua. Kita akan menikmati malam yang panjang" ucap Alvan dengan seringai mengerikannya.

Punggung Aza sudah menempel ke dinding , dan semakin sesak karna dada bidang Alvan sudah menempel di kedua bukit kembarnya yang masih tetutup
" Tolong jangan lakukan itu kak, aku mohon ".

Sekali tarikan tubuh Aza sudah terhempas kekasur empuk dengan tangan masih terikat ke belakang .

Tak mau menunda ,Alvan segera menindihnya dan membuka ikatan tali di tangan Aza.

Dengan sigab Aza mendorong tubuh Alvan hingga terjungkal ke belakang dan melarikan diri kepintu kamar.

" Heeiii ,kau tidak bisa kabur dari sini sayank. Kunci nya berada di saku celana ku.Mendekatlah !!! Ambil kunci ini !!!"  Tutur Alvan sambil menunjuk saku celana sebelah kanan.

" Aku mohon kak Alvan , buka hatimu sedikit saja, tolong lepaskan aku !!! Aku mohon !!! "  rengek Aza yang tidak di gubris sama sekali oleh Alvan.

" Ayolah sayank, jangan paksa aku berbuat kasar kepadamu, jika kau menurut aku akan bermain lembut, aku berjanji!!" Seringai Alvan bertambah ngeri.

Alvan semakin mendekat dan berusaha memeluk tubuh Aza yang memberontak.

Dalam sekejab jilbab yang Aza pakai berhasil terlepas beserta ikat rambutnya sehingga menampilkan  rambut Aza yang tergerai dan semakin menambah kecantikan diri Aza.

Alvan segera mendorong tubuh Aza dan terhempas kembali di atas kasur.

Dan tak menyianyiakan waktu Alvan segera menindih tubuh Aza dan menempelkan bibirnya ke bibir aza.

" hmmmpppphhh"

Alvan mencoba terus membuka bibir Aza dan menerobos masuk kedalam.

Tidak kuat lagi dengan paksaan akhirnya bibir Aza pun terbuka dan Alvan menikmati permainannya.

" hah, ciuman pertamaku ,ku berikan untuk gadis ini !!" batin Alvan.

Sambil menikmati ciumannya ,Alvan meremas gundukan kenyal milik Aza yang pas dengan ukuran tangan Alvan.

Tanpa disadari Aza sedikit mendesah dan hal itu membuat Alvan semakin bergairah.

Aza terus memukuli punggung Alvan agar terlepas dari pelukannya. Namun hal tersebut hanya sia sia saja.

Alvan pun melepas ciumannya dan tangannya segera merobek baju yang dikenakan Aza.

Tertampanglah bukit kembar yang indah namun masih tetutup bra.

Melihat tangan Aza yang mencoba menutupinya ,Alvan dengan sesegera mungkin mengikat tangan Aza ke kepala ranjang. Dan mengikat Kaki Aza di kaki ranjang.

Hingga kini tubuh Aza berbentuk huruf X. Hal tersebut membuat perlawanan Aza semakin menipis.

Aza hanya bisa mengeliatkan tubuhnya agar tangan dan kakinya terlepas, namun hal tersebut malah membuat Gairah Alvan semakin meningkat.

Tak mau menyianyiakan waktu Alvan segera membuka segala yang menghalangi tubuh Aza.

Dan kini tertampanglah tubuh bugil Aza yang putih dan mulus.

Namun ada hal yang mengganjal difikiran Alvan "tanda lahir yang di dada sebelah kirinya sama seperti punyaku yang berada di sebelah kanan, siapa dia sebenarnya ???" batin Alvan.

"Kak jangan lakukan itu kak, aku mohon" tangis Aza tak bisa di tahan.

Alvan pun melepas seluruh pakaian yang dipakainya dan kini mereka berdua sama sama telanjang bulat.

Aza terkejut melihat tanda lahir yang dimiliki Alvan sama seperti miliknya. " siapa dia sebenarnya??"batin Aza.

Alvan menindih tubuh Aza kembali dan kepalanya menelusup masuk ke leher Aza serta memberikan kecupan kecupan  manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alvan menindih tubuh Aza kembali dan kepalanya menelusup masuk ke leher Aza serta memberikan kecupan kecupan  manis.

Ada sesuatu gelanyar yang berdesir di tubuh Aza yang Aza rasakan disetiap sentuhan yang Alvan buat.

Tidak ketinggalan Alvan segera mengecup dengan kuat di leher Aza dan meninggalkan jejak Kissmark yang banyak.

Tangan Alvan dengan lelusa meremas dengan kuat payudara milik Aza sebelah kiri dan menetek  di sebelah kanannya.

Setelah puas dengan kedua gunung kembar Aza, Alvan pun menelurusi di setiap lelukan di tubuh Aza dengan kecupan kecupan manis.

Kepala Alvan behenti di area inti milik Aza dan menelusup masuk kedalamnya.

Sontak membuat Aza membelakkan matanya.

Aza pun meremas rambut Alvan dan menahan desahannya disaat lidah Alvan bermain di klitoris serta menelusup masuk ke liang vaginanya.

Ada gejolak ingin keluar yang Aza rasakan dan benar Aza menyemprotkan cairan miliknya di lidah Alvan dan Alvan pun menelan dan menikmatinya.

" Ternyata tubuhmu menikmatinya Sayank" ucap Alvan penuh kemenangan.

Alvan pun merubah posisinya dan mengearahkan juniornya untuk memasuki liang kenikmatan milik Aza.

Dengan sekali hentakan junior Alvan terbenam seluruhnya di liang vagina Aza. 

Jebol sudah keperawanan Aza yang selama ini dijaganya. Dan Aza hanya bisa menangis dalam diam. Karena dia tak bisa berbuat apa apa.

Darah segar mengalir dari vagina Aza dengan diiringi gerakan maju mundur yang dilakukan Alvan.

" ahhh  ahhh hmm"

" Milikmu sempit sekali sayank, milikku terasa terjepit jepit.. Ahh hmmm"

"ahhh ahhh be..run...tung  sseeka..li a..ku  ahh hhhh menn jadi ..ya...ng pertama sayank.."

Selang beberapa menit kemudian Alvan mempercepat tempo gerakan dan tak lama kemudian mereka berdua mencapai puncaknya.

Alvan pun  menyemprot cairan cintanya kedalam rahim milik Aza.

Dan mereka berdua terkulai lemas  .

Alvan pun menjatuhkan dirinya disamping Aza namun sebelum itu dia membuka ikatan tali di tangan dan kaki Aza.

Alvan pun tertidur sambil memeluk Aza dengan kondisi yang masih sama sama telanjang bulat. Dan meninggalkan Aza dalam kesedihannya.

------------------------------------------------------

Hehehehe maaf ya teman ceritanya masih Abal abal ,maklum belum  pengalaman...😊😊

Aku nulisnya sambil malu malu tau...😆😆..



By Dini Maulina

Gadchin BidulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang