Note:
[!!!] Back to the prologue.
Chapter ini akan kembali ke masa sekarang, masa saat chap. 1ㅡprologue mulai. Jadi ini lanjutan dari prologue yaa.
Jangan bingung okay.
Siap-siap menghujat :)
Happy reading :)
T H E F E E L I N G
Taeyong tersentak. Kedua matanya seketika terbuka dan mendapati bahwa ia tertidur dikasurnya. Ia memejamkan matanya sekilas untuk membiaskan cahaya matahari yang menerobos masuk melalui jendelanya.
"Ah, sudah jam berapa ini?" Taeyong menggaruk belakang kepalanya. Baru jam 7, dan masih tersisa 3 jam lagi untuk menuju hari yang bahagia.
Bahagia ya?
Taeyong tersenyum. Memikirkan baru saja ia bertemu kembali dengan Jung Jaehyun, namunㅡ
Taeyong menghela nafas. Kemudian beranjak dari tempat tidurnya menuju ke dapur untuk membuat sarapan.
Ceklek
"Hyung!"
Taeyong terkejut saat mendapati Mark yang sudah berada didepan pintu kamarnya.
"Astaga, untunglah. Ku pikir kau pingsan di dalam."
Taeyong mengernyit aneh, namun sedetik kemudian ia mengabaikan Mark dan memilih untuk kearah dapurnya.
"Dimana ibu dan ayah?" Tanya Taeyong saat ia dan juga Mark yang mengikutinya dari belakang telah sampai di dapur.
"Ayah kerja seperti biasa, dan ibu sedang berbelanja,ㅡ" Mark masih setia berdiri disamping Taeyong yang kini mulai menyiapkan bahan-bahannya.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Mark ragu.
Taeyong mengernyitkan dahinya. "Aku? Tentu saja. Tidak ada yang lebih baik dibanding hari ini." Taeyong tersenyum, membuat Mark ikut tersenyum.
"Baiklah, kalau begitu kapan Doyoung hyung dan Yuta hyung datang?" Mark kini duduk dimeja makan. Menunggu hyungnya yang kini sedang menggoreng sosis untuk rotinya.
"Tidak tahu, mungkin jam 9 mereka akan tiba." Mematikan kompor, Taeyong mulai meniriskan masakannya sebelum ditaruhkan diatas roti dan melapisinya dengan saus, mayonaise, dan selada.
Taeyong mendekati Mark. Menaruh piring berisi makanannya yang ia buat untuk Mark dan satu untuknya. "Ngomong-ngomong, apa kau akan mengajak Haechan?"
Mark mengangguk. "Ya, aku pikir ia akan senang." Mark mulai memakan roti isinya diikuti oleh Taeyong.
Mereka makan sambil berbincang-bincang. Tak jarang juga mereka saling melempar lelucon hingga membuat mereka tertawa.
"Hey, jika kalian makan itu jangan mengobrol. Bagaimana jika kalian tersedak?" Keduanya menoleh dan mendapati ibunya yang baru saja masuk dengan menenteng berbagai macam bahan makanan.
"Ibuuu."
Ibunya tersenyum saat melihat keduanya yang tersenyum kearahnya.
"Ibu, apa ibu sudah makan? Mau Taeyong buatkan juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Feeling [JAEYONG]
Fanfiction[ ✓ ] Mencari sebuah jawaban akan berbagai pertanyaan yang muncul di hatinya. Namun saat jawaban itu telah didapatkannya, mengapa takdir seolah mempermainkannya kembali? ❝ Am I in love with you? Or am I in love with the feeling? ❞ - Jaeyong...