Hiruk pikuk kini terdengar di sekelilingnya. Dentuman suara pantulan bergema seiring dengan suara gesekan sepatu yang berdecit.
Teriakan serta sesekali bunyi pekik suara peluit seakan menjadi alunan backsound siang ini bagi Taeyong yang hanya terduduk dengan satu botol minum berada di dekapannya.
Matanya kini tertuju pada namja yang kini sedang menguasai bola basket.
Entah mengapa ia sangat menyukai pemandangan di depannya. Bukan suka dalam artian lain, ia hanya senang karena objek tersebut sangat bagus sebagai objek gambarnya.
Sinar matahari yang menerpa sehingga menghasilkan warna kilauan di rambutnya, peluh yang membanjiri wajahnya yang sialnya justru makin membuatnya terlihat tampan, apalagi gerakannya yang menawan membuat pekikan para gadis dan tak sedikit laki-laki yang berstatus uke meneriakan namanya, Jung Jaehyun.
Jika kalian pikir Jaehyun yang mengajaknya itu salah, karena yang mengajaknya adalah...
"Wah, aku merasa memiliki kekasih jika seperti ini."
Bakamoto Yuta, Orang yang kini mengambil botol di genggamnya itu yang mengajaknya.
Taeyong hanya menanggapinya dengan malas.
Sebenarnya ia tidak suka berada disini, disini sangat ramai.
Tapi Yuta memaksanya dan berakhir ia sendirian di antara hiruk pikuk orang-orang disini. Yuta ikut bermain juga bersama Jaehyun tadi.
"Mereka ini berisik sekali sih. Kenapa mereka selalu meneriakan nama Jaehyun sedangkan di lapangan ini ada yang lebih tampan dari dirinya."
Yuta menenggak minumannya.
"Hey, seharusnya kalian meneriakan namaku!" Teriak Yuta
Namun teriakannya tentu saja tidak ada yang menggubris. Jelas, bahkan suara Yuta kalah pelak dengan suara mereka yang menonton.
Apa Taeyong belum bilang bahwa hari ini ada pertandingan persahabatan antar kelas? Dan kelas Taeyong kebetulan sedang melawan kelas A, kelas milik Sehun.
Taeyong kini beralih ke arah Yuta yang masih saja menggerutu.
"Kau kenapa berhenti bermain?"
"Aku malas, tidak ada yang teriak namaku."
Yuta yang saat itu sedang membenarkan ikatan tali sepatunya hanya menjawab tanpa memandang Taeyong.
Sedangkan Taeyong hanya memutar matanya.
"Mungkin kau tidak becus mainnya, makanya tidak ada yang teriak namamu."
"Tak apa. Lagipula teriakanmu bagiku sudah cukup." Yuta mengedipkan satu matanya dan mulai kembali ke lapangan.
Sedang Taeyong hanya memandang kepergian Yuta dengan pandangan aneh. Kapan ia menyerukan nama Yuta? Ia hanya berdiam sendiri disini sedari tadi.
Samar-samar ia mendengar suara dibelakangnya.
"Pss, bukankah Sehun itu sangat tampan?"
"Tidak, Jung Jaehyun jauh lebih tampan."
"Kalian salah, seharusnya Kai yang diatas mereka. Liatlah kulitnya yang tan semakin sexy saja."
"Heol, aku tidak suka mereka bertiga. Mereka sepertinya banyak yang sukai. Entah mengapa mataku justru tertuju pada namja yang baru masuk tadi. Apa kalian mengenalnya?"
"Tidak, tapi setauku dia berasal dari Jepang."
"Bukankah orang itu berbicara dengannya tadi? Bagaimana kalau kita bertanya padanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Feeling [JAEYONG]
Fanfic[ ✓ ] Mencari sebuah jawaban akan berbagai pertanyaan yang muncul di hatinya. Namun saat jawaban itu telah didapatkannya, mengapa takdir seolah mempermainkannya kembali? ❝ Am I in love with you? Or am I in love with the feeling? ❞ - Jaeyong...