04.Siapa DIA?...

51 5 0
                                    

"Hentikan omong kosong lo dari tadi! Jangan bikin gue malu, disini banyak kakel, Laa!" bisik Sari yang hampir mirip bisikan setan.

Lala hanya mencebikkan bibirnya kesal.

"Eh La liat deh, tuh kakel yang Lagi duduk paling ujung! Ca-," belum selesai bicara, Lala sudah memotong omongan Sari.

"Giliran cogan aja, mata lo langsung ijoo yeuh!" cibir Lala yang Langsung dihadiahi tatapan horror oleh Sari.

"Berisik lo! Udah ayo, lo mau beli apa?" alih Sari.

"Cowok yang kek orang turki itu? yang lo bilang cakep?" ucap Lala setengah berteriak, alhasil semua pasang mata kini menatapnya sengit.

Sari membulatkan matanya sembari meringis,"Dasar bego! Pelanin dikit mulut lo! Malu maluin gue aja lo iiihh."

Lala yang ditatap sengit oleh penjuru kantin hanya bisa cengar-cengir memperlihatkan deretan gigi, "Maaf-maaf." Lirihnya sembari menangkup'kan tangan didada.

"Makanya mulut jangan kek toa, jadi malu sendiri 'kan lo!" cibir Sari.

Sedangkan Lelaki yang dibicarakan mereka berdua sedang menatapnya nyalang.

"Kayaknya kedua adik kelas itu lagi membicarakan lo deh Zal!" ucapnya pada Rizal, tepatnya Rizal Alana Anak kelas XI tkj 2 yang sedari tadi dibicarakan oleh Sari dan Lala.

"Apaan si lo Gar, mau mereka ngomongin gue atau enggak, itu bukan urusan gue!" ketus Rizal lalu kembali menyeruput minuman ditangannya.

Gara, lelaki yang sedari tadi mengganggu ketenangan seorang Rizal, dari awal Lala dan Sari masuk kedalam kantin Gara memang sudah memperhatikan mereka.

***

Lala dan Sari keluar dari kantin dengan membawa 2 botol Freshtea dan 2 mangkuk mie ayam.

Sari celingukan mencari meja kosong untuknya dan Lala makan.

"Nah tuh dia, La ayo tuh di pojok kanan depan meja cowok tadi." ajak Sari yang langsung meninggalkan Lala karna takut mejanya ditempati orang lain.

"Ehh Sar tunggu elah!" Lala sedikit ragu untuk menghampiri Sari, entah Lala yang GE-ER atau memang sedari tadi ia diperhatikan oleh segerombolan cowok yang berada tepat dibelakang meja Sari.

Dengan takut takut Lala menghampiri Sari dan duduk disebelahnya. "Kok gue merinding ya Sar?" tanya Lala yang sedikit berbisik ditelinga Sari.

"Yaelah gak bakal digigit ini si." itu bukan suara Sari, ya Lala yakin itu bukan suara Sari, melainkan suara kakak kelas yang berada dibelakangnya.

Lala tak berani menoleh kebelakang begitupula dengan Sari. Mereka berdua menghabiskan makanannya secepat kilat.

"Yaelah dek, gak usah cepet cepet kali makannya. Santai aja kita gak gigit kok!" canda salah satu dari mereka.

"Iya kita gak gigit kok, tadi aja ngomongin Rizal, sekarang udah didepan Rizalnya malah kek orang gagu!" sahut salah satu temannya lagi.

Deg...

'Jadi namanya Rizal toh, kayaknya dari mereka ber 4 cuma kak Rizal doang yang kalem deh' ujar Sari didalam hati.

Sumpah demi apapun rasanya Lala muak sekali berada di situasi yang bodoh ini, ingin rasanya ia pergi dari tempat ini. Namun apa daya Sari si tukang modus masih saja berkutat dengan makanannya yang seakan sengaja tidak segera di habiskan.

"Sar, dalam hitungan kelima makanan lo belum habis juga, gue tinggalin lo disini sendiri!" ancam Lala sembari bangkit dari bangkunya.

"1 ... 2... 3... 4 ... " belum selesai menghitung sampai 5, Sari sudah bangkit dari duduknya lalu menarik tissue yang berada di atas meja dan mengelap mulutnya dari sisaan kuah mie ayam, "Udah ayokk!" ajak Sari sembari menautkan jarinya pada jemari Lala.

"Ekhm. Modus sama Rizal nya udahan nih... Oh jadi segitu doang perjuangan buat PDKT-an nya?" ada sirat nada tak suka dari ucapan Gara barusan, dan itupun dapat didengar jelas oleh Lala, terutama Rizal yang berada disampingnya.

"Kenapa?" tanya Rizal penuh dengan sarat mengintimidasi Gara.

Gara hanya mengendikkan bahunya acuh.

'Ada yang gak beres sama lo Gar!' pikir Rizal.

***

DIA...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang