07. Satu Lab Sama Si Toa

51 4 0
                                    

"Ini gudang kotor bener ya!" Seru Farhan sembari mengangkat kardus kardus bekas keatas meja.

"Lo aja bego!! Udah tau ini gudang. Kalau Lo mau bersih sana ke musholla!" Sarkas Gara yang masih fokus dengan sapu ditangannya.

"Udah apa, beresin dulu yang bersih. Baru deh Lo berdua debat sana!" ketus Rony sesekali ia memperhatikan mereka semua bekerja membereskan gudang.

"Ya Lo si enak tinggal nyuruh, lah kita." Sambar Gara.

"Eth udahlah 10 menit lagi kita bakal masuk lab jadi harus bersih nih gudang. Kalau gak bersih mampus lah kalian sama ketos bawel itu." Ucap Rizal sambil membersihkan bingkai bingkai dengan kemoceng.

*****************

"Selamat pagi Anak anak." Sapa Pak Irawan sembari meletak 'kan buku yang ia bawa dimeja guru.

"Pagi pak." Sahut Siswa- Siswi serempak.

"Seharusnya hari ini belum ada KBM ya. Saya hanya akan memberi jadwal pembelajaran Lab software dan hardware saja." Jelas pak Irawan.

Brakk...

Seketika semua orang yang berada di Lab mengarah pada pintu yang baru saja di buka kasar, menampakkan Dua orang perempuan yang salah satunya tersenyum dengan cengengesan.

"Hehe assalamualaikum, maap telat pak Saya hab-," Belum sempat melanjutkan ucapannya pak Irawan sudah memotong "Masuk tanpa duduk."

Yailah masalah lagi dah- begitulah pikirnya.

Mereka berdua pun memasuki ruang Lab dengan semua mata tertuju padanya.

"Siapa Nama kalian dan dari kelas berapa?" Tanya pak Irawan datar.

"Davina Kumala pak, Saya dari kelas sembilan naik ke kelas sepuluh." Sahut Lala yang langsung dihadiahi delikkan tajam pak Irawan, sedangkan mereka semua sudah menahan tawa sedari tadi.

"Saya serius Davina! Jangan main main, sudah kalian berdua duduk daripada kalian buat saya makin pusing." sarkas pak Irawan sembari kembali ke Tempat duduknya.

Lala dan Sari pun duduk tepat di belakang kursi kakak kelas karna memang hanya itu yang tersisa.

"Baiklah Saya akan membagikan Kertas jadwal pada kalian silahkan kertasnya dibagikan secara estafet." Seru Guru didepan kelas seraya membagikan kertas digenggamannya.

"Gar!" tegur Farhan dengan setengah berbisik.

Sedangkan Gara hanya berdeham sebagai sahutannya.

"Itu si toa 'kan ya?" Tanya Farhan pada Gara.

"hooh."

"Namanya bagus, Davina Kumala. Sayang nama sama sifatnya bertolak belakang banget ya!" Cerocos Farhan yang dianggukin oleh Rony dan Gara.

"Liat dah tuh anak dibelakang, tapi jangan langsung noleh Ntar dia ke
Ge - Er an Lagi." Mereka serempak menoleh perlahan untuk melihat kegiatan yang sedang dilakukan Lala.

Ternyata gadis itu sedang bersenda gurau dengan temannya, sembari membentuk tangannya menjadi sebuah pistol.

"Angkat meja!" Gertaknya pada Sari dengan menodongkan jarinya dipelipis Sari.

Sedangkan Sari hanya mendorong meja dihadapannya Lalu tertawa bersama.

"Saya akan menangkap para setan yang sudah menyesatkan manusia tanpa berperikesetanan." Katanya dengan tangan yang masih berbentuk pistol.

"Tapi Bu saya bukan setan saya han-,"

"Hanya remah remah ayam sabana wuahahaha." Potong Lala sembari tertawa bersama Sari.

Farhan yang sedari tadi memperhatikan Lala dan Sari pun menggelengkan kepalanya heran
"Tuh anak receh bener ya Gar."

"Alah itu mah bukan receh! Tapi Caper!!!" Cerca Rony.

Sontak Farhan, Gara dan Rizal menatapnya heran "Lo kenapa si? Keknya gak suka banget sama si Toa." Sungut Gara.

"Tau lo, kebanyakan ngemil micin si jadi terlalu bucin ama si anak Ap siapa namanya? Vera 'kan." gerutu Farhan tak mau kalah.

"Yaelah kok lo pada jadi ngebela dia si! Gue 'kan cuma mengutarakan pendapat gue. Toh emang bener dia caper 'kan!" Rony menatap mereka sengit tak lupa dengan tatapan horornya.

"Bener tuh kata si Rony, lo berdua terlalu berpihak sama mereka. Bocah kek mereka berdua tuh cuma niat caper doang elah!" Rizal pun angkat bicara setelah bosan mendengar perdebatan antara 3 sahabat tersebut.
Sedangkan yang dibela Rizal, Rony hanya tersenyum mengejek tanda bahwa Rizal memang lebih berpihak padanya.












Vote and Commentnya ya babyy...

DIA...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang