09. Motherboard.

58 4 0
                                    

Sari uring-uringan karna DM-nya tak kunjung dibalas oleh Rizal, hingga komponen komputerlah yang dijadikan bahan pelampiasannya.

Kedubrak...

Gubrakk..

Prank...

Gedubrakkk...

"Babii ... Rizal tai... Ah benci gue." maki Sari sembari melemparkan Motherboard pada Lala.

Lala menangkap motherboard itu,
"Jadi lo minta anterin gue ke Lab hardware cuma buat ngerusak isi Lab doang? Setres ya lo, ckck!"

Sari mencebikkan bibir bawahnya,
"Rizal ngapa sombong amat si. Babi emang tuh orang, argh... "

Brukk...

Sari tak sengaja menyenggol rak tinggi yang berisi puluhan Motherboard hingga rubuh, ia terbelalak lalu menatap Lala dengan sarat akan meminta bantuan.

Lala membulatkan matanya, lalu melambaikan tangan didada, tanda ia tak mau ikut campur dengan semua kekacauan ini.

"Pokoknya lo harus beresin semua komponen-komponen itu semua titik."
Lala melenggang keluar tanpa menunggu Sari membersihkan kekacauan yang telah dibuatnya.

Sari memekik kesal seraya memaki Lala, "Lalaaa... Bantuin gue!"

"Argh siallan!" umpatan demi umpatan berhasil Sari lontarkan.

"Makanya jangan suka buat kekacauan, jadi tanggung sendiri dah akibatnya." itu bukan suara Lala, Sari sangat yakin jika itu bukan suara Lala karna suara Lala tak 'kan seberat itu.

Perlahan Sari memutar badannya hingga 180° dan ia terkejut bukan main saat seorang lelaki sedang memunguti Motherboard yang sudah tercecer di lantai.

"Kak Rizal? Eungh nga... Ngapain disini? "

Rizal mengangkat pandangannya seraya menatap Sari dengan wajah flat-nya. ''Gue gak sengaja masuk dan liat lo lagi beresin ini sendirian. Lo gak usah ke ge-eran dulu! Gue cuma mau bantu bersihin bukan berarti gue suka lo!" pelan namun sangat menohok, membuat Sari menunduk dan melanjutkan pekerjaannya lagi.

***

Mimpi apa gue semalem ya lord, itu tadi kak Rizal beneran bantuin gue, dan kita bisa sedekat itu.

Sepertinya gue emang harus berterima kasih dengan Lala deh, kalau aja Lala gak pergi dari Lab tadi mungkin gue gak akan bisa berduaan dengan kak Rizal.

"Laaaa, gue ada berita HOT nih... Gue yakin lo bakal kejang-kejang dengar berita ini!" ujar Sari dengan senyum yang mengembang.

Lala menatap Sari heran, "Berita paan?"

Jelas terliat Sari sedang mesem-mesem tak jelas, "Tadi, kak Rizal bantuin gue beresin Lab, Aaaaaahhh. Meleleh gue Laaa."

Lala memutar bola matanya malas,
"Terus? Berita gak mutu gitu lo bilang berita hot? Menjijikan Sar. "

Sari mendelik lalu mendengus kasar, "Yeh sirik Ae lo!"

"Yaudah terserah lo deh, gue mau ke perpus dulu, mau baca komik." Lala pun melenggang pergi setelah Sari mengangguki ucapannya.

***

Lala berjalan diantara rak-rak buku yang menjulang tinggi, sesaat matanya terpaku pada komik yang berada jauh dari jangkauannya.

"Ck... Ah elah, ngapa tinggi bener si?" makinya pada rak buku itu, "padahal gue gak pendek pendek amat! Nyusahin emang!"

Seseorang berhasil mengambil komik tersebut, "Lo emang nyusahin!"

Lala terdiam sesaat, saat menatap seseorang yang berhasil mengambil komik tersebut lalu menyodorkan padanya, "Tuh ambil,"

Lala mengerjap 'kan matanya, "Makasih!" setelah mengucapkannya dengan ketus, ia pun pergi dari hadapan lelaki itu.

"Baru kali ini ada cewek yang nolak pesona seorang Rizal! Hahaha." itu bukan suara lelaki tadi, melainkan suara Gara.

Rizal berdecak, "Paan si lo? Gue juga gak tertarik sama cewek bakwan lepek kaya dia!"

Gara hanya terkekeh sembari memegangi pundak Rizal, "Hati hati, suatu saat nanti lo bakal jatuh, sejatuh jatuhnya sama dia." Gara berlalu begitu saja.

"Shit!! Gua yang bakal bikin dia bertekuk lutut, Gar! Liat aja nanti." dengus Rizal.

****





Vote and comment ya..

DIA...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang