The Truth (?)

19 3 0
                                    

Author's pov

Di atas singgasana itu, sosok yang begitu anggun tengah berjalan ke sana kemari untuk mengecek persiapan perang yang akan datang. Ia nampak begitu jelita dibalik baju zirah dengan armor yang berlapis baja mengkilap. Di belakangnya Vi terdiam, menatap sosok itu dari belakang dengan tatapan kosong. Pupil matanya bergerak mengikuti langkah sosok itu, terkagum namun tak terutarakan.

"Yang Mulia.." Panggilnya menghentikan segala langkah Sang Ratu.

Wanita itu berbalik, terkejut lalu tersenyum mendapati Vi yang memanggilnya, "Ah sayangku, ada apa?"

"Apakah Anda ada waktu?"

Sang Ratu terdiam, menatap seluk beluk iris mata berwarna onyx itu. Ia sadar, sejak kedatangan Vi atmosfer di udara terasa begitu penuh sesak,  bahkan ia sadar sebelum Vi memanggilnya.

"Tentu, tunggulah aku di taman belakang ya?" Ia berbalik dan kembali melanjutkan aktivitasnya.

Gadis itu, ia menghela nafas panjang dengan begitu berat. Ia berpaling, melangkah meninggalkan istana menuju taman. Di sana, bunga tumbuh bagaikan permata-permata indah yang berkilauan, tersinari cahaya mentari serta tertutupi butiran embun yang singgah. Di kursi panjang itu, Vi menanti dengan sabar.

Di dalam pikirannya, berseliweran suara-suara yang selalu mengusiknya. Ia mengulang setiap dialog antara dirinya dengan 'sepupu' nya yang katanya merupakan seorang penerus sah, ia memutar terus dialog itu dalam pikirannya hingga ia hapal dengan  pasti.

"Mengubah silsilah keluarga ya.." Gumam nya pelan.

Tak jauh dari sana, sosok tangguh Zack berdiri menatap saudari kecilnya. Matanya berkilau emas, menunjukkan amarah besar sang penguasa negeri sekaligus tersirat kesedihan yang mendalam.

'Andai ini tak terjadi, maka tak ada yang sia-sia.' Begitulah yang tersirat jelas di wajahnya.

***

Zack's pov

Hanya punggung mungil itu yang bisa kulihat saat ini, punggung yang gemetar untuk mendengar sebuah kebenaran. Aku tau ini akan terjadi dan aku yakin Ratu akan sangat tau apa yang pantas Vi dengar. Vi memang keras kepala tapi untuk pertama kalinya aku melihat amarah yang begitu besar dari matanya, bahkan aku merinding seketika.

Tak lama, Ratu datang menghampirinya dengan baju zirah yang masih terpasang cantik di tubuhnya. Dari jarak ini, aku bisa mendengar detail dialog mereka.

Aku tidak bermaksud menguntit, sungguh! Ini hanya untuk jaga-jaga. Di setiap sudut negeri yang aku lihat para peri, troll, which, dan bahkan monster-monster yang biasa bersembunyi tengah sibuk bekerja mempersiapkan perang. Untukku sendiri, pekerjaanku mulai saat malam hari, membasmi segala penyusup yang masuk ke perbatasan. Itu pekerjaan yang cukup berat tau!

"Maaf membuatmu lama menunggu.." Ratu tiba-tiba angkat bicara.

Tak lama, Vi terdengar menghela nafas lalu entah kenapa aku merasa ia melihat ke arahku. "Zack, aku tau kau ada di sana."

Jderr!

'Wha-?! Gimana dia bisa tau?!' Batinku menjerit merinding.

"Aku yakin kau juga ingin tau karena kau berkata jika kau tak tau kan? Ayo kemari lah."

Dari nadanya terdengar jelas ia siap mengamuk dan menyerangku lewat Kata-kata nya. Wah gawat!

***

Semua cerita itu terucap dan mengalir begitu saja. Sang Ratu menceritakan segalanya mulai dari pertengkaran antara Ayah dan paman, mengubah kami untuk merusak silsilah keluarga hingga Vi yang diperebutkan dua dunia. Semua diceritakan dengan jelas kepadaku dan Vi, bahkan hingga sesuatu yang tak kuketahui pun terdengar.

"Seperti yang kau dengar, kalian memang bukan penerus sah kerajaan." Ucapnya menutup cerita.

Vi berpaling, ia memandang ke arahku seakan aku telah melakukan kesalahan yang amat besar.

"Jadi, kau tau ini sejak awal?" Tanyanya.

Aku menggeleng menepis argumen nya. Tak lama, seorang prajurit menghampiri kami lalu melaporkan segala persiapan perang. Ia membungkuk ke arahku dan Ratu lalu tersenyum ramah ke arah Vi.

"Yang Mulia, penobatan akan berlangsung besok. Semua persiapan sudah selesai, kami berharap Anda dapat menjadi cahaya harapan bagi kami." Prajurit itu berlutut dengan penuh harap.

Entah kenapa, ada hal ganjil yang mengganggu pikiranku dari kalimatnya. Saat prajurit itu berlalu, Sang Ratu bangkit lalu mengusap puncak kepalaku dan Vi.

"Meski apa yang ayah kalian lakukan bukanlah hal yang benar, namun ini semua demi menyelamatkan negeri ini." Ucapnya seraya berbalik.

"Merusak silsilah keluarga adalah hal yang keji, namun itu demi menghentikan penobatan yang akan menciptakan pertumpahan darah. Paman kalian, ia berniat menguasai dunia manusia dengan menggunakan para penghuni negeri ini lalu ayah kalian ingin menghentikannya meski itu harus mengorbankan hal yang paling penting."

Kami terdiam. Saat percobaan itupun, saat aku menatap mata onyx itu, ia nampak tak bahagia namun penuh ambisi untuk mencapai sesuatu.

Aku tertawa hampa, "Pantas saja banyak yang mengincar Vi dan aku, jadi karena itu."

Ratu berbalik lalu melangkah meninggalkan kami.

Malam itu entah kenapa terasa begitu membingungkan. Meski banyak tanda tanya yang terbongkar namun itu menimbulkan tanda tanya lainnya. Aku bahkan masih tak mengerti sebenarnya apa yang terjadi di keluarga Shavenx, bahkan aku tak mengerti jalan pikiran Papa.

"Yah, kita akan tau jika kita mencari tau." Gumam Vi seraya menatapku.

"Tentu, aku juga penasaran."

****

I'm backkk
Ehhe, ada yang kangen gak? (ENGGAK WOI)

Oke :(

Jangan lupa voments nya, see yaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZaveniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang