Bagian 2

4.1K 254 3
                                    

Malam kembali datang, menenggelamkan cahaya terang dari matahari. Lelah akibat perjalanan tadi mempermudah tidurku.

Sama seperti malam sebelumnya. Suara berisik dari luar rumah kembali terdengar. Diikuti suara-suara aneh lain.

Pokkkk... Pokkk...

Tak kuhiraukan keributan itu, aku tetap melanjutkan tidurku. Mengistirahatkan tubuhku yang benar-benar lelah. Suara itu terus saja mengusik, tapi daya tarik kasurku lebih kuat dari suara-suara itu.

Tak kudengar lagi kegaduhan yang ada. Sampai aku merasakan tepukan pada bahuku. Pak Timbo.

Kulihat jam, sudah subuh ternyata. Bergegas aku bangun, berjalan kesumur lalu kembali untuk melaksanakan kewajibanku.

Hari ini aku berkeliling bersama Lani. Pak Timbo harus ikut gotong royong, memburu babi setiap hari minggu. Babi adalah musuh besar para petani di daerah ini.

"Kenapa setiap malam selalu ada suara aneh? Sudah hampir tiga hari aku di sini dan suara itu terus terdengar," kataku.

"Itu memang hal biasa. mungkin ada yang lewat," jawab Lani.

"Tapi aku tidak melihat ada orang yang lewat. Anjing-anjing itu menggongong tanpa sebab. Anjing itu tidak berpotensi untuk gila kan?"

Lani tertawa, Manis. "Anjing-anjing itu bukan hanya akan menggonggong saat melihat orang yang lewat tapi juga ketika melihat makhluk tak kasat mata atau mendengar suara yang tidak kita dengar."

"Apa di sini banyak hantu?" Menyeramkan juga jika iya.

"Bisa iya, bisa tidak. Tergantung orang beranggapan bagaimana. Tidak semua yang menyeramkan itu berhantu dan tidak semua yang tenang benar-benar tenang," jawabnya.

Penjelasan yang sama sekali tak kumengerti. Pernyataan itu terlalu ambigu.

"Maksudmu?"

"Apa alasanmu datang kemari?" tanyanya.

"Aku penasaran. Banyak hal unik di desa ini yang tak kutemukan di kota."

"Banyak tempat unik selain desa ini."

"Tapi tidak semua daerah punya legenda tentang Parakang," jawabku.

"Apa itu alasan kamu datang kemari?" tanyanya seolah tak percaya pada apa yang kukatakan. "Karena kamu penasaran tentang parakang?" lanjutnya.

Jujur aku sendiri bingung, aku juga penasaran kenapa aku meminta paman mengantarku ke sini, padahal di Makassar juga terdapat legenda Parakang tetapi, ada yang beda dengan parakang di sini. Sehingga, beliau mengantarku menemui pak Timbo.

Hal-hal unik yang melegenda, hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh warga sini.

"Mungkin begitu," jawabku merasa tak perlu menjelaskan semua maksudku.

"Apa yang membuat kamu penasaran?" tanyanya lagi.

Inilah yang kubingungkan. Kenapa aku ingin tau padahal aku sangat penakut jika sudah berhubungan dengan hal-hal ghaib.

"Aku juga tidak tau pastinya, mungkin karena legendanya yang unik. Dan juga karena di daerah ini katanya Parakang masih ada."

Dia hanya mangut-mangut. "Saranku, jangan terlalu penasaran dengan hal-hal yang tidak ada hubungannya denganmu."

Setelah mengatakan itu, Lani meninggalkanku sendiri dalam keheningan pagi.


PARAKANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang