“Sampai kapan?
Sampai kapan kau terusan mencoba tegar?
Sampai kapan kau terusan memilihnya sebagai tokoh utama dalam tulisan?
Di saat dia yang kau tangisi sudah berbahagia dengan lain hati.
Dia lebih memilih pergi daripada bertahan untuk buktikan yang sejati.....
Dia sudah tak merasa rindu dengan hadirnya dirimu.
Dia sudah tak lagi mengirim pesan sapaan meski hanya beberapa kesempatan.
Dia sudah kembali bernyanyi, bukan untuk dirimu, tapi untuk wanita barunya yang sangat ia puja.
Dia sudah tak lagi menyebutmu bawel saat kau selalu mengomel.
Dia sudah menjadi irit kata saat bertukar pesan denganmu.
Dia sudah tak lagi memanggilmu tuan putri seperti terakhir kali.
Dia sudah tak mencintaimu.
Tak menyayangimu.
Dia sudah meninggalkanmu......
Dan kau? Dengan segala kebodohan yang kau punya, masih terus berharap akan hadir dan tulus cintanya?
Sampai kapan kau mau jadi penonton kisah asmaranya?
Atau bahkan kelak ketika ia sudah berdiri di altar pernikahan, kau masih berharap ada keajaiban datang yang mengubah isi hatinya dalam waktu sedetik?
Bodoh.
Jangan jadi budak cinta.
Jangan buat dia tertawa dengan melihatmu sengsara.
Jangan harap belas kasihnya.
Kau hanyalah pemain figuran yang tak lagi dibutuhkan dalam kisahnya.”Seraya berdiri di depan cermin, aku baru saja bermonolog.
.
.
Siapa nhe yang jadi mau Bucin(Budak cinta) 😂😂😂Next Update .. !!!
See uu ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Quotes
PoetryRank#5-tentang senja Rank#39-Awan Rank#75-Bijak Rank#148-prosa Rank#303-perasaan Rank#607-Hati kata_kata bijak