“Izinkan aku sejenak melupakanmu
Menyimpanmu rapi dalam baris-baris buku catatanku
Mungkin pada suatu senja yang tak lagi berwarna sama
Aku akan membukanya dan membacamu kembali
Sembari memapah kenangan dalam satu dua puisiIzinkan aku, memendammu
Bersama dendam
Yang belum tuntas kau cumbukan padaku
Belum penuh kau pelukkan padaku
Sedang bintang tengah meninggiIzinkan aku, menoreh sesajak luka pada nisan yang bertuliskan namamu
Di suatu sudut sepi, di hati yang menunggu mati
Mungkin pada suatu siang tanpa amarah aku akan menengoknya
Dengan segenggam bunga, juga cinta yang mekar terlalu mudaSampai kapankah waktu mengikat ingatan?
Ombak-ombak pecah di kepalaku,
Dan kau terombang-ambing dalam badai
Melambai-lambai
Tapi aku tak mengenalmu, tidak kali iniSetelah rindu itu aku jadikan tinta-tinta baru, untuk menggariskan suatu cerita
Yang hanya namamu saja
Lalu aku menutupnya Di penghujung malam
Bersama angin yang menghembuskan doa-doa patah dan latah ke hariban langit tertinggi
Sedangkan aku terperangkap dalam mimpi tanpa pertanda, tanpa cinta”
KAMU SEDANG MEMBACA
Quotes
PoetryRank#5-tentang senja Rank#39-Awan Rank#75-Bijak Rank#148-prosa Rank#303-perasaan Rank#607-Hati kata_kata bijak