#9

46 5 0
                                    

Seperti biasa halaman parkir SMA JAYA dijam segini pasti sangat ramai. Para siswa memarkirkan kendaraan mereka masing-masing disana. Saling sapa menyapa dan bercanda ria dipagi ini.

Lala yang tengah memarkirkan motornya disebuah sisi parkiran disusul oleh Jovan bersama Dicky. Masih ingat Dicky kan? Yang dulu pernah Lala kagumi dalam diamnya.

"Pagi La.,,!"Jovan mematikan mesin motornya dan menaruhnya dengan baik disebelah motor Lala

"Iya.,, pagi!!"sapanya kembali kapada Jovan

"Udah sarapan?"tanya Jo pada Lala sambil melepas helmnya

"Udah tadi.,,"jawab Lala yang sedang menata rambut dan juga melihat kembali dandanannya pagi ini didepan kaca spion motornya

"Cepetan broo!! Kita ada PR kan dari Bu Kriss"Dicky menepuk punggung Jovan yang tengah mengacak-acak rambutnya

"Oh iya.,, La pasti lo udah ngerjain kan? Bagi-bagi dong sama kita"Dicky tiba-tiba saja melontarkan kata itu

"Iya gue udah ngerjain kok.,, ada di tas gue bukunya"

"Oke sipp.,, cepetan ke kelas yuk!!"ajak Jovan yang Lala sudah tau niatnya untuk menurun pekerjaan Lala

Ketiganya berjalan meninggalkan parkiran sekolah melewati beberapa siswa yang masih duduk diatas motor mereka masing-masing sambil bercanda.

Ketika melewati koridor kelas XI IPA 4 ketiganya dikagetkan adanya keramaian dikelas itu. Entah ada apa ketiganya hanya kebingungan setelah melihat kegaduhan dipagi hari itu.

XI IPA 4 adalah tak lain kelas Rafa dan Lidia. XI IPA 4 juga terkenalnya memiliki kualitas anak-anak yang lebih dari siswa IPA kelas lain.

"Woiii,, nggak usah sok sok an deh lo!! Jujur kita nggak nyaman dengan adanya lo di tim kita. Kita nggak nyaman punya leader kayak lo"seseorang yang hanya tampak punggungnya melangkah dekat merubungi salah satu meja siswa

Tak tau siapa yang duduk di kursi itu, keadaan ramai dan tertutup badan badan besar dan gagah yang menutup jarak pandang Lala.

"Kita akui lo jago basket dan lo jadi andelan di SMA lo dulu kan?! Tapi jangan ngarep hal yang sama bisa lo lakuin disini. Kita punya aturan sendiri dibelakang coach kita. Dan kalau lo nggak bisa ikut aturan itu. Jelas.,,!! Kita dengan mudahnya bisa singkirin lo dari tim. Lebih tepatnya bukan kita yang nyingkirin lo, tapi orang yang salah karena udah masukin lo ke tim!"

"Iya.,, bener banget! Lo itu jangan seneng dulu punya backing Pak Nanang disini. Tapi mana mungkin sih Pak Nanang cuma mertahanin lo sedangkan semua pemain bubar karena pimpinan lo?! Mustahill...,, cuiihhhh"segerombolan itu semakin menekan sosok yang masih terdiam duduk dan tak menghiraukan

"Nggak berani ngomong lo?! Apa lo nungguin Pak Nanang? Lo nggak berani ngomong kalau nggak ada Pak Nanang kan? Pengecut lo!!"

"Woiiii.,,, cemen lo.!! Mana nyali lo?!"

BRRRRRAAAGGGGGGG.....

"KALIAM PIKIR GUE NGGAK BERANI APA SAMA KALIAN SEMUA?! HEHEHEHEHE..,, GUE JADI NGERTI KALAU MURID MURID JAYA ITU SUKANYA KROYOKAN"

"Waaoouuuuu.,,, bangun juga lo!"

"MAU KALIAN APA SEKARANG?! KALIAN PIKIR GUE MASUK TIM KALIAN KARENA GUE NGEMIS NGEMIS KE GURU KALIAN ITU?!!! ENGGAKK!! GURU KALIAN AJA YANG NGEMIS KE GUE! DIA MAKSA MAKSA GUE BUAT MASUK TIM. KARENA DIA TAU KEHEBATAN GUE PASTINYA.,, DAN GUE LAMA LAMA RISIH DENGAN PAKSAANNYA. JADI GUE TURUTI APA MAUNYA,, UDAH ITU AJA!"

"Halahhhhhh.,, busuk banget omongan lo! Lo pasti dendam kalah pas tanding kemaren kan? Karena lo kalah dari Roger kan?! Hebat banget lo kayak bunglon!"

RAFALALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang