Alisya pov
"Dek.,, lo gimana sekolahnya? Bener apa enggak?! Awas ya kalo pacaran mulu disekolah!!"
"Kenapa emang? Urusan gue lah itu. Lo tuh nggak usah banyak ceramah sekali dirumah deh! Kayak lo bener aja..,,"
"Kok gitu sih? Gue ini kakak lo! Hargai gue dong! Sya..!! Jangan bandel!! Kasian mama..,,"Alisya tak menghiraukan kakaknya, Diva
"Udahlah Div., mama udah biasa ngadepin adek kamu itu! Yang penting mah dia masih mau pulang dan mau panggil mama aja mama seneng kok"wanita yang lebih tua itu memeluk Diva lembut
"Kebangetan emang tuh anak!! Nggak ada sopan-sopannya sama sekali!"
"Ya udah., mama istirahat ajaa yah! Yukkk.., Diva anterin ke kamar..!"
Diva mengantar mamanya ke kamar mama. Diva menemani mamanya tidur sejenak. Dan dia kembali mengecek adiknya, Alisya. Dia ingin tau apa yang sedang dilakukannya sekarang ini.
Diva keluar kamar mama, menutup pintu dengan pelan dan berjalan kearah ruang tamu yang disana sudah ada Alisya. Kelihatannya dia akan pergi, dia sedang memakai sepatunya di sofa depan tv.
"Kemana?!"Diva mengejutkan Alisya
"Bukan urusan lo! Berapa kali sih gue harus bilang ke lo!?"jawab Alisya datar
"Sya.,, lo itu masih hidup dalam lingkup keluarga ini. Jadi lo harus ikut aturan keluarga ini!! Nggak usah sok deh jadi anak!!"tegas Diva menndekat pada Alisya
"Maksud lo apa?! Gue nggak suka yah diatur-atur sama lo. Lo pikir lo yang terbaik dirumah ini? Enggak!! Lo lebih hina dari gue!!"
Maksud perkataan Alisya sangat melukai hati Diva. Semacam luka yang kembali dibuka dan naifnya adik kandungnya sendiri yang melakukannya.
Setahun lalu Diva baru saja menikah dengan seorang laki-laki yang sudah membuat keluarga ini hancur. Membuat papa pergi dari keluarga ini. Keluarga ini dulunya harmonis, sangat jarang sebuah perdebatan hadir ditengah-tengah keluarga ini.
Tapi suatu masalah muncul dan menjadikan papa murka tak terkendali. Diva enggak pulang malem itu, dia pergi dari pagi dan pulang paginya bersama laki-laki yang sekarang dia jadikan suaminya, Jonan. Dengan sangat murka papa tidak terima tindakan ini. Papa menyangka bahwa mama tidak memperdulikan anak-anaknya.
Papa menyerahkan tanggungjawab penjagaan anak sepenuhnya pada mama, tapi papa rasa hal itu membuatnya sangat kecewa.
Semenjak itu pertikaian sering muncul, sangat sering walaupun hal kecil selalu jadi besar. Sejak saat itu mereka semua tertekan atas perlakuan papanya sendiri terhadap mamanya.Dan saat itu, mama akhirnya menyuruh Jonan melamar Diva dengan segera. Agar sedikit mengurangi rasa malu dilingkungan kita tinggal dulu. Namun itu semua jadi penolakan terbesar papa. Papa tidak setuju Kak Diva nikah sama Jonan.
Papa pikir Jonan bukan laki-laki yang baik untuk putrinya itu. Papa memutuskan untuk pergi dan pisah dari mama. Papa tega ninggalin kita gitu aja. Padahal kita semua butuh papa disini.
"Lo masih mau pergi?!"
"Iya.,, tenang aja gue nggak akan kayak lo! Setidaknya gue masih bisa jaga nama baik mama!"
Plakkkk
"Kenapa? Lo mau ungkit masa lalu gue hah?! Kurang ajar banget lo anak kecil!!"
"Hehehehheheheee.,, bukan cuma papa yang kasar yah. Sekarang lo juga ikut ikutan!"Alisya memegangi pipi bekas tamparan kakaknya
"Gue pergi! Jangan cari gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFALALA
RandomKISAH SELANJUTNYA (CDD) TERUKIR DISINI💕💞 . . . . . . . . . . . . . . . CUSS LANGSUNG BACA!!😍