Chapter 11

104 9 0
                                    

Aku tidak egois, aku hanya ingin kau tetap baik baik saja.

.

Tanpa terasa, akhirnya ujian kelulusan pun di mulai pada hari ini. Para pelajar ada yang sudah siap dengan mempelajari pelajaran pelajaran dan ada juga yang nampak acuh.

Hasilnya pun sama dengan usaha apa yang sudah dilakukan.

Alexa mensyukuri sebab menjawab pertanyaan sesuai pelajaran yang sudah ia pelajari. Tak ada kesulitan yang berarti.

Begitu juga dengan Alex nampak begitu tenang di meja sesuai nomor urutan yang ia dapat. Menjawab sesuai apa yang di inginkan dari pertanyaan komputer.

"Huaa." Alexa menghembuskan nafasnya seraya kakinya yang terus melangkah.

"Bagaimana ujiannya?." Alexa menoleh melihat Alex sudah berada di depannya sembari mata lelaki itu menatap ke arah depan.

"Lancar tanpa kesulitan."

"Baguslah kalau begitu. Ke kantin?" Tanya Alex pada adiknya.

"Ayo." Semangat Alexa sebab memang perutnya sudah meronta untuk diisi.

Tanpa di ketahui oleh Alexa, kini Alex tersenyum walau senyuman itu kecil nyaris tak terlihat.

Alex akan merindukan tingkah adiknya itu.

"Pesan saja tak usah berlagak memikirkan." Alexa menampakkan senyum lebarnya yang memperlihatkan gigi giginya.

"Kau tahu saja Alex, padahal aku tadi bingung pilih yang mana antara manis atau gurih."

"Kalau begitu pesan saja keduanya."

"Pasti. Kau yang bayar."

"Seperti biasa bukan." Alexa mengangguk mendengar penuturan Alex.

Alexa berjalan ke arah stand makanan yang menyediakan makanan yang manis lalu berjalan kembali ke arah stand makanan yang menyediakan makanan gurih.

"Ahh, ini baru surga dunianya makanan." Alexa sudah kembali tempat duduk yang sudah ada Alex yang menunggunya dan jangan lupa nampan isi minuman sudah tersedia.

"Thank you brother." Alexa mengambil satu gelas berisikan jus jeruk yang dipesankan oleh Alex.

Alex mengangguk "Makan lalu abiskan."

"Ayeye captain." Alexa bergaya dengan bentuk hormat dan jangan lupakan senyum ceria yang selalu gadis itu umbar.

Alex menepuk pelan puncak kepala Alexa. Alex senang melihat keceriaan Alexa, keceriaan yang mampu melupakan beban dan letihnya untuk berusaha mencukupi kebutuhan adiknya.

"Turunkan tangan mu Alex, aku sedang makan." Kira kira seperti itulah yang ingin di katakan Alexa, suara Alexa terdengar lain sebab bicara dengan makanan yang masih di kunyahnya.

"Selesaikan dulu kunyahanmu baru berbicara Lexa."

Alexa mengangguk.

Alex kembali sibuk tenggelam bersama game onlinenya, jari jemari Alex begitu lincah memainkan game onlinenya. Dari mana Alexa tahu? Sebab suara dari game online masih bisa ia dengar ditambah lagi tangan lincah Alex sudah memberitahukan bahwa lelaki itu bermain game.

"Kenyang." Ucap Alexa lalu mengelap sekitar mulutnya.

"Ohiya Alex, aku suka saat kau memanggilku Lexa." Perhatian Alex tidak lagi pada ponselnya melainkan pada sosok gadis di depannya.

"Nama mu memang bisa disingkat menjadi Lexa." Alexa mengangguk mendengarkannya.

"Stella, kemarilah!." Alex hanya melirik saja melihat Alexa memanggil seseorang.

Seorang gadis bernama Stella sudah berada di depan meja Alex dan Alexa dengan tangan yang memegang nampan berisikan makanan.

"Kau disini saja makan." Stella menggeleng menjawab ucapan Alexa.

"Kenapa memangnya?" Stella melirik kaku pada Alex yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Kau takut dengan lelaki kaku di depanku ini? Ahh, jangan pikirkan dia. Anggap saja kau tak melihatnya. Sini sini." Alexa lalu menepuk meja disampingnya meminta Stella untuk duduk.

Alex melongos mendengarkan mulut seenaknya Alexa itu namun memilih tidak meresponnya dan melanjutkan game onlinenya.

Stella akhirnya pasrah dan duduk disamping Alexa.

"Bagaimana ujianmu." Dan mengalirlah pembicaraan untuk kedua gadis di depannya tanpa mengindahkan kehadiran Alex sesuai apa yang dikatakan Alexa.

Dengan Stella yang masih terasa sungkan, bahkan aura Alex begitu kuat padahal lelaki itu sedang santai dengan ponselnya.

Tanpa terasa tiga hari sudah berlalu begitu juga dengan hari ini adalah hari terakhir ujian kelulusan. Rutinitas si kembar selalu begitu saja, seperti belajar, bercanda, dan berlatih seperti biasa di tempat biasa juga.

"Huaa tanpa terasa kita akan lulus Alex." Alexa merenggangkan ototnya setelah sampai di tempat latihannya.

Si kembar lebih memilih kemari setelah menyelesaikan sesi ujiannya masing masing.

"Makanlah dulu Lexa."

"Aku belum lapar."

"Ini sudah makan siang. Hentikan aktivitas burukmu yang suka mengulur waktu untuk makan."

"Alex-." Ucap Alexa dengan merengek.

"Alexa Aqila Orlando, sekarang." Alexa menghela nafasnya, memilih menurut.

"Baiklah." Alexa menjawab dengan pasrah. Memulai menyuapkan makanan.

"Tak usah melihatku setajam itu, aku sudah makan sekarang." Protes Alexa. Melototkan matanya membalas mata tajam Alex.

"Huh, lanjutkan makan mu."

Alexa mengangguk. Alex pun mulai memakan makanannya juga, sembari sesekali melirik Alexa.

"Besok aku akan mengantarkanmu untuk sesi pertama mu masuk di sekolah agen." Alexa spontan menoleh melihat Alex yang dengan santai memegang katana lalu melemparkannya pada sasaran.

"Lalu kau?"

"Akan bekerja."

"Kenapa tidak ikut dengan ku memasuki IAS?."

Alex tersenyum kecil, berjalan ke arah adiknya yang membatu.

"Uang ku hanya cukup untuk satu orang dan aku akan memberikanmu sebab aku tahu kau sangat menginginkannya lagi pula aku juga tahu, kau tidak akan mengecewakan ku." Alex memegang kedua bahu Alexa yang kini sedang menunduk.

"Jangan khawatir, kakak mu ini akan baik baik saja selama kau juga menjadi anak baik di IAS." Tanpa di duga, Alexa memeluknya.

"Aku tidak akan mengecewakanmu tapi berjanjilah untuk menetapi perkataanmu bahwa kau akan baik baik saja." Alexa dapat merasakan bagaimana tangan dari pria yang tak lain adalah saudaranya mengusap punggungnya dengan cinta, menenangkannya seperti biasa.

"Ya aku akan baik baik saja." lirih Alex dan meng-eratkan pelukannya pada Alexa. adiknya. Ia tahu, setelah ini tak akan ada yang baik baik saja.

FraternitasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang