Prolog-

316 16 4
                                    

"Ma udah jam 6 sekarang!! Aku bisa telat. Pak udin kemana ma. Daritadi kok nggak balik ke rumah".

"Ya ampun Nara, kamu ini kenapa teriak teriak. Pak udin tadi udah ijin ke mama katanya ada urusan mendadak. Mungkin nanti sore baru bisa balik ke sini."

"Yahh ma aku bisa telat. Sekarang upacara ma."

"Yaudah kamu bareng Davin aja ya. Mama juga mau ke rumahnya. Nganterin barang"

"Iyadeh ma daripada telat juga".

*****

"Davin buruan dong. Kita bisa telat ni!." Nara sedikit berteriak sembari memukul mukul helm Davin dari belakang.

Davin terkejut ketika kepalanya tiba-tiba di pukul dari belakang pun langsung ngegas. "Eh sakit woy. Jangan dipukulin kepala gue. Untung juga lo gue anter ke sekolah. Kalo lo pukul gue lagi, lo gue turunin disini sekarang."

"Bawel banget lo. Udah cepetan."

"Yaudah pegangan gue mau ngebut. Kalo gamau sih terserah. Kan yang jatoh nanti lo bukan gue."

"Ihhh nyebelin banget sih lo yaudah iya iya."

Davin pun tersenyum saat Nara memeluknya dari belakang. Rasanya masih sama seperti dulu. Entah mengapa dia selalu merasa ada perasaan senang saat bersama Nara.

Dan Nara selalu saja bisa membuat hatinya berdetak lebih cepat dari biasanya. Tapi perasaan itu masih ia simpan dan tak ada seorangpun yang mengetahuinya kecuali dia dan tuhan, karna memang Nara sudah dimiliki orang lain. Davin terlalu takut menyatakan perasaan itu hingga dia terdahului oleh Arka. Nara dan Arka sudah 4 bulan ini berpacaran.

Saat mengetahui Nara berpacaran hatinya rasanya sakit sekali. Davin hanya bisa tersenyum setiap kali Nara menceritakan Arka. Sakit memang, entah mengapa dia tak bisa menjauh dari Nara walaupun hatinya sudah hancur karena nya. Dia tetap ingin melindungi sahabat dari kecilnya itu.
                           
*****

Saat di sekolah Nara langsung turun dan berlari ke arah kelasnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Tuh kan kebiasaan banget nggak pernah bilang makasih sama gue. Tiba tiba langsung ilang aja." Davin merasa jengkel karna Nara selalu saja tiba-tiba pergi tanpa berkata apapun.

Saat sampai di kelas, Nara langsung duduk di bangkunya dengan nafas yang masih tersenggal senggal.

"Ra lo udah ngerjain tugas yang dikasih bu Endah kemaren?" tanya safa teman sebangkunya. "Tugas apaan?" Jawab Nara sambil membenarkan tali sepatunya yang lepas. "Yaelah Ra fisika yang 15 soal kemaren itu loh".

"Oh udah gue. Kenapa?" "Pinjem ya gue. Lo kan tau gue nggak bisa fisika." "Bukunya ambil sendiri aja di tas. Gue mau keluar bentar. Mau cari angin dulu". "Oke jangan lama lama bentar lagi upacara".

Nara berjalan keluar kelas. Ia berniat pergi ke taman belakang sekolah untuk mencari angin sebentar. Saat sampai disana Nara duduk di salah satu kursi panjang yang ada disana dan menyenderkan tubuhnya ke pohon. Disana sangat sejuk dan banyak sekali bunga yang berwarna warni. Nara memejamkan matanya. Berniat istirahat sebentar.

"Selamat pagi Nara sayang". Nara sontak langsung membuka matanya terkejut. "Isshh kamu ini ngagetin aku aja. Kayak pegawai indomaret lagi pake ngucapin selamat pagi segala". "Ya beda dong ra, kan kalo pegawai indomaret nggak akan panggil kamu sayang". "Iyain deh biar cepet". Arka hanya menunjukkan cengiran tanpa dosa nya. "Yaudah yuk ke lapangan upacara". Ujarnya dan kemudian dibalas anggukan oleh Nara.

Nara dan Arka sudah 4 bulan ini menjalin hubungan. Arka Adira Pratama. Anak dari pemilik sekolah SMA Satria Bhakti. Dia sangat tampan dan juga satu hal, dia juga bukan most wanted di sekolah. Tapi dia begitu ramah dan murah senyum kepada semua siswa dan membuat guru guru menyukai nya.

Arka dan Nara berjalan beriringan menuju lapangan upacara dengan tangan Nara yang digenggam erat oleh Arka seolah tak ingin Nara jauh dari dirinya. Sepanjang perjalanan, banyak siswa lain yang menyapa atau sekadar memberi senyum kepada mereka.

*****

Setelah upacara selesai Nara pamit duluan kepada sahabatnya Oliv dan Safa untuk membeli air dingin di kantin. Hari ini cuacanya panas menurut Nara. Saat selesai membeli minuman Nara melihat Davin duduk di bangku pojok di kantin sendirian sambil memakan batagor tak lupa juga earphone di telinganya. Nara pun menghampirinya.

"Davinnn". Tidak ada jawaban apapun yang keluar dari mulutnya. "Davinnn". Nara makin mengeraskan suaranya. Lagi lagi tak ada respon yang diberikan oleh lelaki di sebelahnya itu.

Dia sedang asik memainkan ponselnya. Nara yang merasa sebal pun menarik earphone dan mengambil paksa ponsel Davin. Davin hanya menoleh dan memasang wajah datarnya.

"Kembaliin nggak hp gue" ujarnya dengan nada dingin. "Nggak gue nggak mau. Abisnya lo kacangin gue. Kan gue sebel". Melihat wajah menggemaskan Nara Davin pun tersenyum. Dia tidak bisa untuk marah kepada gadis di sebelahnya ini.

Davin pun hanya mengacak acak rambut Nara kemudian melangkah pergi dan meninggalkan Nara. "Davinn tungguin" Ujar Nara sambil sedikit berlari menyusul Davin. Bagi Davin Nara memang manja bahkan sangat manja. Tapi menurutnya, hal itu lah yang membuat Davin semakin suka dan tak ingin jauh-jauh darinya.

*****

Prolognya udah selesai:)))))))

Jangan lupa tinggalin jejak vote and comment nya ya.

Maapin Author kalo typo bertebarann:))

DAVINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang