9-

53 7 1
                                    

"Woii!" seru Davin.

Tetap tak ada respon dari Nara. Ia tetap melamun.

"Ra. Lo nggak cocok banget diem kayak gini. Biasanya lo udah nari hula-hula di dalem kelas sambil ngoceh receh nggak berenti. Dan sekarang? Lo diem kayak patung. Lo sakit?" ujar Davin panjang lebar kali tinggi sambil menempelkan tangannya ke dahi Nara.

"Gue nggak sakit kok. Gue cuman capek aja"

"Vin. Anterin gue ke UKS yuk" Nara berucap dengan lirih.

Davin mengangguk. Setelah sampai di UKS Nara berbaring di ranjang UKS. Untuk beberapa menit suasananya masih hening. Mereka sedang asik dengan pikirannya masing-masing.

"Vin, menurut lo sekarang Audi kemana?"

"Emm gue nggak tau Ra"

"Lo kok nggak ke kelas?"

"Ra, ini lo kan?"

"Maksud lo?"

"Gue ngeri aja kenapa tiba-tiba suara lo jadi kalem gitu"

"Sahabat laknat ya lo. Udah sana ke kelas atau gue timpuk pake sepatu gue"

"Nah nahh ini ni" Davin bertepuk tangan.

"Lo gila ya. Ngapain tepuk tangan segala"

"Gue lebih suka lo cerewet daripada lo diem kayak patung kuda"

"Lo minta gue timpuk beneran ya"

"Eitss okeoke gue balik. Sans mbak jangan galak-galak napa. Babaii sayang"

"Najis!"

Setelah Davin pergi ke kelas, suasana UKS kembali hening. Kejadian di kantin terus berputar di kepala Nara.

"Gue kenapa sih. Kepo banget jadi orang. Kalo gini kan yang susah gue sendiri. Ayo dong Nara jangan negatif thinking"

Akhirnya Nara memutuskan untuk tidur dan beristirahat.

*****
Davin pov-

Ya ampun ini anak gue bangunin daritadi nggak bangun-bangun lagi.

"Raa ayoo bangun. Semua murid udah pada pulang nih. Apa gue gendong aja ya. Duh bege banget. Daritadi aja napa"

Davin menggendong Nara menuju mobilnya. Davin merebahkan Nara di sebelahnya dan memasangkan seatbelt nya.

Jarak sekolah menuju rumah Nara tidak begitu jauh tapi juga tidak begitu dekat. Mungkin butuh waktu sekitar 20-30 menit menuju rumahnya.

"Yaelah ini anak kenapa nggak bangun-bangun sih. Ini udah nyampe lagi. Mana rumahnya sepi banget. Pasti tante Nila ada di butik"

Davin mengamati wajah Nara ketika tertidur.

"Lucu".

Satu kata yang berhasil keluar dari bibirnya. Davin cukup lama memandang wajah Nara hingga terdengar suara mobil di belakang mobil Davin. Davin memang sengaja memarkirkan mobilnya agak jauh dari rumah Nara karena dia memilih tempat yang teduh.

"Mobil Arka?" Ujar Davin heran

Arka dan Audi keluar dari mobil secara bersamaan. Davin juga melihat mereka tertawa sebentar kemudian Audi masuk ke dalam rumah dan Arka melambaikan tangannya. Tidak lama kemudian Arka masuk ke dalam mobilnya dan melaju menjauhi rumah Nara.

"Kayaknya ada yang beres nih. Gue mencium aroma-aroma ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Untung rumah gue deket dari sini cuman beda blok aja. jadi nggak ada yang curiga deh".

DAVINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang