Nara dan Audi berjalan beriringan. Banyak pasang mata yang mengamati mereka. Mungkin mereka merasa asing dengan Audi.
"Ra ruang kepala sekolahnya dimana?"
"Oh iya ayo gue anter"
Mereka berjalan menuju ruang kepala sekolah.
"Gue masuk dulu ya."
"Iya"
"Assalamualaikum. Permisi pak, saya Audi murid baru disini. Saya masuk kelas berapa ya pak?"
"Oh kamu keponakannya Nara anaknya Bu Nila kan?"
"Iya pak"
"Beliau sudah izin ke kepala sekolah kalau kamu satu kelas dengan Nara"
"Kalo gitu saya permisi pak"
"Ah iya iya"
"Ra, tante Nila udah izin ke kepsek buat lo bisa satu kelas sama gue"
"Oh gitu yaudah ayok"
*****
"Permisi bu, maaf saya terlambat. Saya barusan mengantar sepupu saya ke ruang kepala sekolah. Dia murid baru di sini bu.
"Oh iya tidak papa. Nara kamu silahkan duduk. Dan kamu silahkan perkenalkan diri kamu ya". Ujar Bu Indi guru bahasa Indonesia di kelas XI IPA 2.
"Iya bu. Halo temen-temen semua. Namaku Audia Salica Azfara. Kalian bisa panggil aku Audi. Aku pindahan dari Jerman. Aku dari kecil sudah diajarkan Bahasa Indonesia. Jadi kalian nggak perlu khawatir".
"Silahkan duduk di sebelah Oliv ya. Di depan bangku Nara."
"Iya bu, permisi" ucap Audi ramah.
"Haii nama gue Oliv. Nama gue safa"
"Gue Audi. Salam kenal yaa"
"Baik anak-anak kita lanjutkan materi yang tadi ya. Silahkan buka buku paket halaman 117"
*****
"Ke kantin yuk Di""Hm boleh. Yuk"
Mereka berempat berjalan menuju kantin. Selama perjalanan mereka terus tertawa karena Nara selalu saja membuat mereka tertawa dengan lelucon receh miliknya.
Sesampainya di kantin mereka memilih tempat duduk di pojok. Tempat favorit mereka.
"Davinn. Sini"
Davin yang sedang berbicara dengan temannya menoleh ke sumber suara yang memanggilnya. Terlihat Davin sedang berbicara sebentar kemudian berjalan menghampiri Nara, Audi, Safa, dan Oliv.
"Halo gaiss. Eh Audi. Gimana sekolah barunya. Enak nggak"
"Iya. Gue suka. Semuanya ramah-ramah. Nggak kayak di Jerman lebih suka individu".
"Iyadongg. Lo mau nggak kenalan sama anaknya pemilik sekolah?"
"Mm nggak deh. Biasanya kan suka semena-mena karena merasa dia anaknya pemilik sekolah. Males banget"
"Enggak kok Di. Dia baik"
"Hmm iyadeh boleh"
"Oke gue cari ya. Oh iya kalo mau pesen gue nitip bakso sama milkshake ya. Baibai gaiskuu"
"IH NAJISSS" teriak Nara.
"Kalian pesen apaan nih? Gue pesenin deh. Yang banyak gapapa kok. Oliv yang bayar" ujar Safa dengan cengiran tak berdosa dan mendapat jitakan dari Oliv.
"Eh si cumi manis banget kalo bicara"
"Makasih. Gue emang udah manis dari kecil"
"Semerdeka lo mbak"
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINARA
Teen Fiction"Seperti halnya kaca yang retak, diperbaiki bagaimanapun pasti tidak akan bisa menyatu seperti awal, tetapi membiarkannya begitu saja juga tak akan membuatnya utuh kembali". -Dinara Elya Zahirah- "Selama ini kamu hanya terlalu fokus kepada s...