10-

50 4 0
                                    

Saat pulang sekolah Nara bergegas keluar kelas dan berpamitan kepada kedua sahabatnya dan Audi. Davin yang melihat kejadian itu mengernyitkan dahi. Tumben?.

Davin mengikuti Nara. Nara berada di depan kelas Arka sambil bersedekap dada. Tidak lama kemudian Arka keluar dan juga terlihat buru-buru.

"Ar?" Nara menahan lengan Arka.
"Nara?". Nara hanya tersenyum
"Ikut aku".

Nara dan Arka pergi ke taman belakang. Davin mengikutinya dan bersembunyi di balik tembok yang jaraknya tidak jauh dari mereka. Ceritanya Davin lagi nguping nih :p

"Kenapa?" tanya Arka memecah keheningan. Nara menghela nafasnya.

"Kenapa? Seharusnya aku yang tanya kayak gitu sama kamu."

Arka mengernyitkan dahinya. "Maksud kamu apa? Aku nggak ngerti".

"Kenapa kamu deket banget sama Audi?kenapa kalian bisa kenal?"

Arka menghela nafasnya berat. "Oke aku cerita. Audi itu sahabat masa kecil aku waktu di jerman"

"Jerman?"

"Iya jerman. Dulu aku tinggal di Jerman. Tapi waktu aku umur 12 tahun aku pindah ke jakarta karena kakek aku nyerahin kepemilikan sekolah ini ke tangan ayahku".

"Kalian sahabatan?dari kecil?"

"Iya. Udah jelas kan Ra. Sekarang aku buru-buru, kamu pulang sendirian nggak papa kan?"

"Iya nggak papa. Mau kemana?"

"Nganterin Audi. Aku duluan ya Ra"

Jlebb.

Nara tersenyum kecut. "Hati-hati"

Arka berlalu meninggalkan Nara. Setelah Arka pergi Davin menghampiri Nara.

"Gue tau lo baperan. Dan gue tau lo cengeng. Nih nangis aja di pundak gue"

"Davin? Kok lo belum pulang?"

"Tadi gue liat lo buru-buru keluar kelas jadi gue ngikutin lo"

Nara menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Ck. Gue tau lo cengeng. Nggak usah sok kuat. Nggak usah nahan air mata lo. Sini"

Davin menyenderkan Nara kepada dirinya. "Nangis aja"

Nara menangis. Dia masih kurang yakin dengan pernyataan Arka barusan. Rasanya seperti ada yang janggal. Sahabat? Nara kurang yakin.

"Nangis aja. Nangis bukan berarti lemah Ra"

Nara memeluk tubuh Davin. Dan Davin membalas pelukannya.

*****

Setelah selesai mandi Nara mengeringkan rambutnya kemudian pergi ke kamar Audi.

Tok tok tok....

"Masuk aja"

"Ngapain di? Gue ganggu nggak?"

"Eh Nara enggak kok. Sini deh gue mau cerita"

Nara duduk di sebelah Audi. "Ra tadi gue ke danau tempatnya bagus. Lebih bagus dari Jerman"

"Danau?"

Audi mengangguk antusias dan wajahnya terlihat sangat bahagia.

"Iya danau"

"Sama siapa?"

"Arka"

Lagi. Rasanya hatinya seperti tertusuk.

"Arka sahabat lo di Jerman ya Di?"

"Iya kok lo tau? Pasti Arka yang bilang kan?" Nara mengangguk.

DAVINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang