6-

77 9 3
                                    

"Gue turun duluan ya" ujar Audi kemudian turun dari mobil Davin.

"Nih boneka yang laki lo simpen aja"
Davin mengangkat alisnya sebelah kemudian menggeleng. "Gue ikhlas kali". "Gue juga ikhlas ngasih ke lo. Nggak ada penolakan".

Davin tetap menggeleng. Nara memejamkan matanya menahan emosi. Pasalnya dia sekarang lagi PMS dan Davin selalu membuatnya kehabisan kesabaran.
"Terima aja napa sih gue males banget berantem tau nggak".

"Gue juga males" Davin menjawab dengan raut datar andalannya.

"Nih gue taruh disini lo harus ambil. Kan enak kalo tidur bisa lo peluk. Yaudah BYE"

BRAAKK

"ANJIRR. Bikin gue kaget aja. Biasa aja kali woy kalo nutup pintu mobil gue"

Davin tersenyum ke arah boneka minionnya. Kemudian berlalu meninggalkan rumah Nara.

*****
Nara berjalan ke lantai atas rumahnya. Tepatnya kamarnya. Rumahnya sepi, karena mamanya masih berada di butik. Nara memasuki kamar dan merebahkan dirinya di ranjang.

Nara mengecek ponselnya. Nara melihat aplikasi Line-nya ternyata ada chat dari Arka.

Arkaadirap : "Besok kan hari minggu. Kita lari pagi yuk"
Dinaraaelya : "Okee"
Arkaadirap : "Besok aku jemput jam 6 pagi"
Dinaraaelya : "Iyaa"

Read.

Nara meraih salah satu boneka minionnya dan memeluknya. Rasanya hari ini begitu melelahkan baginya.

Nara mengambil ponselnya. Dia bosan sekali. Tiba-tiba terlintas dipikirannya tentang Davin. Nara mengechat Davin.

Dinaraaelya : "Boneka minionnya nggak lo buang kan? "

Nara meletakkan kembali ponselnya. Tapi tidak lama kemudian Ponsel Nara kembali bergetar.

Davianmahendra : "G"

Nara mengumpat dalam hati.
"Gila nih orang  ngajak ribut mulu ya. Ini nih yang katanya most wanted di Satria Bhakti. Rada miring mungkin para cewek-cewek, masih gantengan juga Arka". Ujar Nara.

Davianmahendra : "Woi"
Dinaraaelya : "Apaan?"

Read.

Sialan. Maksudnya apa sih kenapa cuman di read doang. Dasar gila. Batin Nara-

Rasanya sekarang suasana nya panas sekali. Nara kepanasan menahan emosi yang sedari pagi ingin meluap. Akhirnya Nara memutuskan untuk mandi untuk mendinginkan pikirannya.

*****

Setelah mandi Nara mengerjakan tugas-tugas matematika, kimia, bahasa inggris, dan lainnya. Nara mengerjakannya dengan mudah. Hingga akhirnya tugas itu terselesaikan. Nara melirik jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.45 WIB.

Nara mendengar suara mobil dari arah luar. Dan mamanya akhirnya pulang dari butik. Nara melangkah ke bawah hendak menghampiri mamanya.

"Eh Nara. Sini nak mama bawain martabak manis kesukaan Nara".

"Wahh Makasih maa. Bentar ya Nara panggil Audi dulu".

Mamanya hanya mengangguk. Dan Nara setengah berlari ke arah kamar Audi.

Toktoktok...

Nara terus mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban dari dalam.

"Audi keluar yuk. Mama bawain martabak manis. Audi Audi"

Karena tetap tidak ada respon dari dalam, Nara membuka pintu yang ternyata tidak terkunci.
Nara melihat ternyata Audi sedang tertidur, pantas saja daritadi tidak ada respon.

Tetapi mata Audi sembab sekali. Seperti orang yang habis menangis. Nara tidak sengaja menemukan secarik kertas di sebelah ponsel Audi. Karena tingkat ke-kepoan Nara yang tinggi Nara mengambil surat itu dan membacanya.

Kamu dimana? Sekarang aku sudah ada di Indonesia. Aku datang kesini untuk cari kamu. Aku butuh kamu. Keluargaku berantakan, semuanya nggak ada yang sayang sama aku. Aku pengen kamu disini peluk aku. Aku rindu senyuman itu. Senyuman yang dulu selalu terukir di bibirmu untukku. Aku sangat rindu. Aku rindu saat kamu mengajakku ke danau. Aku rindu kamu. Semua tentangmu. Selama enam tahun aku nunggu kamu. Dan selama itu juga aku masih mencintaimu. Rasa itu tidsk bisa hilang. Tapi aku terlalu sakit untuk mengingat kejadian itu. Kenapa kamu pergi? Kenapa kamu nggak bilang kalo kamu pergi. Kenapa kamu tiba-tiba menghilang bagaikan ditelan bumi?.

"Maksud Audi keluarga nya berantakan apa ya? Terus "kamu" yang dimaksud Audi itu siapa?  Ah udahlah mungkin gue nggak kenal." Nara bergumam.

Nara tidak tega untuk membangunkan Audi dengan kondisi seperti ini. Dia pun memutuskan untuk membiarkan Audi istirahat. Nara kembali ke lantai bawah dan menemui mamanya yang sedang memejamkan matanya di sofa.

"Ma.. "

"Audi mana? Nggak kesini?"

"Dia tidur. Nara nggak tega banguninnya"

"Yaudah kamu makan aja martabaknya. Besok mama beli lagi kalo mama nggak lupa".

"Iya ma"

Nara membawa piring berisi martabak ke arah kolam renang. Dia duduk di tepi kolam sambil mencelupkan kakinya ke air.

Nara masih kepikiran tentang isi surat tadi. Siapa ya yang dimaksud Audi. Kan nggak mungkin gue tanya ke dia. Ahh udahlah. Kenapa gue mikirin itu terus sih.

Setelah martabaknya habis, Nara masuk ke dalam dan kembali ke kamarnya karena nampaknya mamanya sudah tidur karena pintu kamar mamanya sudah ditutup dan lampunya sudah dipadamkan. Dan Nara memutusk untuk tidur.

*****

"Nara Nara bangun nak. Arka sudah ada di bawah nungguin kamu. Nara bangun" Bu Nila terus mengguncang tubuh anak semata wayangnya ini.

Hoammmm..

"Sekarang jam berapa ma"

"Jam setengah tujuh Nara"

"Hahh?!"

Nara bergegas mandi dan setelah mandi dan langsung ke lantai bawah dengan tergesa gesa.

"Nggak usah lari. Nanti kalo jatuh gimana?"

"Maaf ya Ar buat kamu nunggu"

"Nggak papa kok. Yuk jalan sekarang" Arka tersenyum. Senyuman itu selalu saja membuat hati Nara menghangat.

"Kita kemana? Kalo lari pagi kayak nya nggak deh. Udah mulai panas juga nanti kasihan kamu kepanasan"

"Ih kamu bisa aja. Aku nggak papa kok kepanasan, orang masih pagi juga"

"Enggak boleh. Kamu nggak boleh capek. Ratu nggak boleh kepanasan"

Nara merasa pipinya mulai memanas. "Apaan sih receh banget" Nara berjalan mendahului Arka.

"Cie blushing cie. Pipinya sampe merah gitu. Kamu ikut aku yuk. Aku mau tunjukin sesuatu".

****

Happy reading:D

Jangan bosen baca yaaa :)

Detik detik menuju part konflik nihh :3

Vote and conment:))

Thanks for reading😉

DAVINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang