"Arka mana?" tanya Davin. "Gatau gue. Mungkin udah di kelasnya." Jawab Nara. "Vin, lusa Audi bakalan tinggal di rumah gue. Dan dia bakalan sekolah disini".
"Audi sepupu lo yang tinggal di Jerman?". Nara mengangguk. "Terus hubungannya sama gue?" tanya Davin. "Anterin gue jemput dia di bandara ya ya" Nara memasang puppy eyes nya. "Ih kenapa tuh muka lo. Jijik gue liatnya" ujarnya sambil terkekeh. "Yaelah kan kalo minta tolong itu harus kayak gini. Kalo nggak gini lo nggak akan mau kan nganterin gue iyakan?" Nara sudah kesal sekali dengan Davin dan Davin hanya tersenyum penuh arti padanya.
"Mau kemana pun gue bakal anterin kok. Ke hati lo juga nggak papa. Pasti gue anterin langsung saat ini juga".
"Masih aja suka bercanda. Lo nggak tau ya gue daritadi sebel sama lo? Yaudah deh janji loh ya anterin gue". "Iya iya cantik". Nara pun berjalan mendahului Davin. Davin tersenyum kecut sambil terus memandang punggung Nara.
Emang gue keliatannya bercanda ya Ra? Gue beneran suka sama lo. Gue sayang sama lo. Gue ingin kita lebih dari sekedar sahabat Ra. Tapi itu kayaknya nggak mungkin. Lo udah bahagia sama Arka aja udah lebih dari cukup buat gue untuk saat ini. Gue pelan-pelan juga terbiasa kok dengan rasa sakit ini. Batin Davin-
Saat sampai di kelas, Davin langsung berjalan ke bangkunya di pojok belakang kelas. "Eh bro darimana aja lo" tanya Dion. "Eh iya nih baru dateng aja. Gila ya lo suka tiba-tiba ngilang kayak power rangers" timpal Dika.
"Eh cumi, sejak kapan power rangers suka ngilang sih? Gila lo" timpal Dion. "Sejak si buta dari gua hantu nginep di rumah gue". Beberapa anak yang mendengar percakapan Dika dan Dion langsung tertawa.
Sedangkan Davin tidak merespon percakapan teman temannya yang rada miring ini. Dia memilih untuk tidur saja. Saat suasana kelas begitu gaduh. Tiba- tiba Sandi sang ketua kelas berteriak. "WOIII BU DESI OTW KESINI!!". Murid satu kelas mendadak diam. Kelas yang semula gaduh menjadi hening seperti tak berpenghuni. Saat yang lain tegang, di bangku pojok belakang Davin masih tertidur. Bu Desi memasuki kelas dan membawa mistar besi panjang yang dipergunakan untuk siswa yang mengerjakan PR di sekolah dan bagi yang kuku nya panjang.
"Assalamualaikum wr.wb". "Walaikumsalam warahatullahi wabaraktuh".
"Siapa diantara kalian yang merasa kuku nya panjang silakan maju kedepan sebelum saya yang akan berkeliling ke meja kalian satu persatu".
Beberapa anak mulai maju ke depan kelas. Bu Desi berjalan menghampiri satu persatu meja dan sampai di bangku Davin Bu Desi geleng-geleng.
"Davian Mahendra Rahardian. Bagus sekali kamu ya. Masih pagi begini sudah tidur" Ucapnya sambil menepuk-nepuk mistarnya hingga membangunkan Davin.
"Eh ibu. Saya nggak tidur kok bu cuma ngukur meja". "Halah kamu ini banyak omong ya". "Ya ampun rambut kamu itu kenapa pake dijambul-jambul anti badai segala. Besok harus sudah dipotong atau ibu yang akan potong rambut kamu". Ujar Bu Desi kemudian mencatat nama anak yang sudah maju ke depan kelas untuk diberikan kepada BK.
Setelah Bu Desi keluar, Bu Endah masuk ke kelas. "Yaelah kenapa pake masuk segala sih. Ngantuk gue mah. Eh babang Davin tidur. Yaudah deh gue ikutan ya bang". Dion yang berada di depan bangku Davin menoleh dengan tatapan jijik.
*****
Part 1 udah selesai:D
Tinggalin jejak kalian dengan vote and Comment ya✨
Maapin author kalo typo bertebarann:))
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINARA
Teen Fiction"Seperti halnya kaca yang retak, diperbaiki bagaimanapun pasti tidak akan bisa menyatu seperti awal, tetapi membiarkannya begitu saja juga tak akan membuatnya utuh kembali". -Dinara Elya Zahirah- "Selama ini kamu hanya terlalu fokus kepada s...