4-

61 9 0
                                    

Nara berjalan dengan tidak santai ke arah Davin. "Lo kok ninggalin gue sih".

"Lo kok tiba-tiba nyeremin sih Ra"

"Jawab gue dulu!" Nara makin ngegas aja.

Davin menelan ludahnya. "Emang dia tanya apa? Emang gue ninggal? Enggak kok. Biasanya Nara bisa lebih cepat dari itu. Nih anak kenapa sih" Davin membatin dalam hati.

"Lo tuli atau pura pura tuli? Kenapa diem aja" Kali ini nada bicara Nara terdengar seperti cabe ditelinga Davin. Pedas sekali

"Lo suruh gue jawab pertanyaan lo yang mana sih Ra. Gue nggak ngerti" Davin berusaha melembutkan suaranya. Siapa tau Nara jadi nggak ngegas lagi.

"TER. SE. RAH LO. BYE! " Ucap Nara dengan penekanan dan berlalu meninggalkan Davin yang kebingungan.

"Gue salah apa sih sebenernya. Nara kan mantan atlit lari. Masak segitu doang cape sih. Padahal gue tadi masih jogging. Masih jogging. Bukan lari. Makin bingung gue".

Davin menyusul Nara yang duduk di sebuah bangku panjang sambil memainkan ponselnya.

"Raa lo kenapa sih" ujar Davin selembut mungkin.

"Gausah panggil panggil gue! "

Davin meneguk ludahnya. Sepertinya dia harus mengalah saja. "Lo minta apa supaya lo mau maafin gue walaupun gue nggak tau salah gue dimana. Dan kayak nya sih gue nggak salah deh Ra"

Nara menoleh ke arah Davin. "LO BILANG LO NGGAK SALAH?. Dasar nyebelin"
Davin menghela nafasnya berat. "Lo PMS ya Ra? Ucap Davin hati hati.

"EMANG KENAPA KALO GUE PMS HAH?! "

Davin sudah menduganya. Cewek akan berubah seperti Raja nya Macan saat PMS. Davin kadang heran, Nara yang semanja itu jadi kayak harimau dalam sekejap ketika PMS. Aneh.

"Mau eskrim nggak? "

"Eskrim? Mauu"

What the?! Barusan aja kayak macan nah giliran ditanyain es krim manjanya balik lagi. Dasar.

"Yaudah ayok"

"Eitsss jangan seneng dulu"

"Kenapa lagi sih ribet banget deh"

"Beliin gue eskrim nya 5"

Davin membelalakkan matanya. Dia nggak salah denger nih? 5?.

"Biasa aja kali nggak usa terkejoed gitu"

"Yaudah deh ayok. Untung gue sayang sama lo"

"Yee makasiiii Davin ganteng" Nara memeluknya. Davin sangat terkejut kemudian membalas pelukan Nara. Jantung nya berdegup kencang. Mungkin Nara dapat merasakan degupan itu. Tapi biarlah Davin tidak terlalu mementingkannya.

"Mau sampe kapan lo peluk gue? Sampe abang eskrimnya balik ke rumahnya?"

"Ehh iya. Ayooo" ucap Nara manja kemudian menggandeng tangan Davin. Yang digandeng pun hanya tersenyun penuh arti.

*****

"Ra, lo nggak papa makan eskrim banyak? Ini udah yang kelima loh Ra."

"Nggak papa kok Davin. Nanggung tau. Mubazir. Makasih ya eskrim nya" Nara tersenyum.

"Tapi janji dulu"

"Apaan?" ucap Nara sambil terus menikmati eskrimnya.

"Kalo lo sakit jangan nyalahin gue"

"Iyaiya nggak akan"

"Sekarang jam berapa Davin?"

"Setengah sembilan"

"Oh yaudah"

Triingg

Ponsel Nara berbunyi. Menandakan ada pesan masuk. Nara membacanya. "Gue udah di bandara. Jemput gue ya". -Audi.

"Siapa?"

"Audi."

"Dia udah nyampe? "

"Iya. Yaudah yuk ke bandara"

*****

"Naraaa! "

Nara yang mendengar namanya dipanggil pun akhirnya menoleh.

"Audi?"

"Halo. Who?" Audi menunjuk ke arah Davin.

"Davin" Davin mengulurkan tangannya kemudian dibalas oleh Audi.

"Your boyfriend?"

Nara menggeleng. "Bestfriend di. Udah ah lo kan di Indonesia. Pake bahasa Indonesia dong"

"Iya iya yuk pulang" jawab Audi.

*****

DAVINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang