t e n

6K 489 93
                                    

Setelah melewati malam yang sendu, keesokan paginya Taehyung bangun lebih dulu daripada Jimin. Posisinya sudah berubah menjadi sejajar dengan wajah yang saling berhadapan. Kedua netra hitamnya menatap lembut wajah tenang milik sang suami. Tangan kirinya merambat untuk mengelus pipi gembil dan halus si manisnya, dan naik lagi untuk mengelus sayang kepalanya. Taehyung bergerak sedikit, memajukan kepalanya untuk mengecup kening dan hidung Jiminnya penuh rasa sayang.

Setelah menikmati karya Tuhan yang sementara ini sudah menjadi miliknya, Taehyung beranjak pelan untuk mandi dan bersiap - siap pergi ke kantor. Saat sedang memakai kemeja, suami cantiknya itu bangun dengan kedua kelopak mata yang mengerjap lucu.

"Good morning." Suara serak khas bangun tidur terdengar.

Jimin bangkit, mendudukkan diri kemudian menyandarkan tubuhnya pada headboard kasur dengan tambahan bantal empuk. Sebelah tangannya refleks mengelus - elus perutnya yang besar. Taehyung segera membalikkan badan dan memberikan senyum manisnya, lalu menghampiri suaminya itu untuk menyapa.

"Good morning." Pipi gembil suaminya dicium, kemudian turun ke perutnya yang besar. Menunduk untuk memberikan ciuman selanjutnya.

Juga tidak lupa untuk menyapa sang anak.

"Good morning, baby." Taehyung menegakkan badannya, kini kancing kemejanya sudah tertutup semua.

Jimin ikut bergerak. Dia menyingkap selimut yang beberapa detik lalu masih membalut tubuhnya agar tetap hangat, lalu menurunkan kedua kakinya agar menapak di lantai sebelum memakai sandalnya. Setelah kedua kaki mungilnya terbalut sandal, Jimin mengulurkan kedua tangannya ke arah sang suami, memberi isyarat untuk membantunya berdiri.

Taehyung terkekeh gemas pada tingkah suami manisnya sebelum menarik badannya berdiri. Kemudian dia diabaikan karena Jimin langsung berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka, menyikat gigi dan pastinya mengosongkan kantung kemihnya. Mandi pada pagi hari seperti ini terlalu dingin baginya, dan Jimin jelas saja tidak suka.

Keluar dari kamar mandi, Jimin melihat suaminya hendak memakai dasi. Dia menghampiri berniat untuk membantu dan memakaikan dasi pada leher lelakinya.

"Sini, aku pakein."

Dasinya sudah terpasang dengan sempurna. Menambah kesan tampan pada penampilannya. Membuat Jimin tersenyum bangga karena untuk kesekian kalinya, dia bersyukur dan tidak akan pernah menyesal karena telah terpilih menjadi teman hidup Kim Taehyung.

Netra terang Jimin menatap tepat pada netra kelam kesayangannya, lalu sebelah tangannya terangkat untuk mengelus wajah sang suami. Gerakannya terhenti di pipi, dengan ibu jari yang kini meraba kumis tipis yang mulai tumbuh di atas bibirnya.

"You forget to shave, babe."

Taehyung yang sejak tadi menikmati sentuhan Jimin dengan mata tertutup kemudian menjawab, "Hmm, besok aja." Lalu kedua kelopak matanya membuka, kembali menatap suaminya. Wajahnya dia majukan dan ciuman singkat Taehyung berikan di pipi halus si manis.

Jimin tertawa, merasa geli dengan rambut - rambut halus itu yang kini  menggelitik lehernya. Taehyung sengaja, dia semakin menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher sang suami dan mengusal lebih dalam.

"Geli, Taehyung."

Pukulan pelan di lengannya tidak mengganggu aksi Taehyung yang masih saja menggoda Jimin. Satu tangannya melingkar di pinggang untuk menjaganya agar tidak terjatuh dan tangan lainnya berada di punggung kecil sang suami, takut jika tiba - tiba saja ulahnya ini membuat Jimin hilang keseimbangan.

Pagi ini, Taehyung merasa sangat bahagia bisa menjadi alasan bagi Jimin untuk tertawa lepas. Tawa renyah yang menular dan mata segaris yang menggemaskan. Taehyung berjanji pada dirinya sendiri untuk membuat Jiminnya selalu seperti ini. Setiap pagi, setiap hari, setiap waktu.

elated by you • kth × pjmWhere stories live. Discover now