t w e l v e

6.6K 506 166
                                    

D-day is coming!!! Are you all ready?


Karena mungkin isi cerita sama kenyataan ada yang ga sesuai, aku minta maaf, belum pernah ngerasain juga soalnya wkwk sooo buat yang ngerasa kurang nyaman sama adegan melahirkan, bisa diskip aja.

Enjoy the story!

















*

Setelah anak - anak dari kedua keluarga Kim dan Park menghabiskan waktu untuk berlibur di Incheon, kini giliran kedua pasang orang tuanya yang meminta waktu untuk sedikit bersantai. Tuan Kim dan Tuan Park yang akan mengurus bisnis bersama di Italia akan berangkat bersama - sama dengan istri masing - masing, baru akan dilanjutkan berlibur beberapa hari.

Nyonya Park yang sempat ragu karena khawatir pada waktu kelahiran cucu pertamanya yang bisa datang kapan saja, merasa tidak ingin ikut dan memilih untuk berada di samping Jimin. Namun anak kesayangannya itu meyakinkan sang mama bahwa cucunya akan menunggunya sampai lahir. Seokjin juga ikut meyakinkan dengan mengatakan akan menjaga dan membantu segala keperluan Jimin.



***





Lima hari sepeninggal kedua orang tua dan mertuanya, Taehyung tidak pernah berada jauh dari sang suami lebih dari satu jam. Bibi Yang pun diminta untuk selalu berada di dekat Jimin jika Taehyung harus pergi keluar. Bukan karena berlebihan, tetapi pagi ini Jimin kembali merasakan pinggangnya yang ngilu dan mengalami Braxton Hicks Contractions, kontraksi palsu yang membuat perut bagian bawahnya tegang dan menimbulkan keram yang tidak biasa.

Jimin pertama kali mengalaminya seminggu yang lalu, ketika bersenggama dengan Taehyung di sela - sela waktu liburannya. Kontraksinya muncul tidak lama setelah Jimin merasakan orgasme. Mengetahui suami manisnya malah meringis dan bukan ekspresi puas yang dilihat, Taehyung tentu saja panik bukan main. Ditambah dengan suara lirih sang suami yang mengatakan bahwa perutnya sakit. Tetapi setelah menelfon dokter kandungan pribadi kesayangannya, Taehyung bisa sedikit tenang. Hal itu wajar terjadi pada kehamilan pertama dan di minggu - minggu mendekati kelahiran.

Meski begitu, di usia kehamilannya yang sudah memasuki minggu ke-37, Taehyung merasa wajar apabila Jimin bisa melahirkan kapan saja. Setiap pagi dan sore, dia mengajak Jimin untuk sekadar jalan - jalan sebentar di sekitar rumah, berharap dapat mempermudah persalinan normal yang diinginkan suami tersayangnya. Dan hal itulah yang membuatnya sedikit takut untuk meninggalkan Jimin barang sedetik saja.

Dan malam ini, kontraksi palsunya—ditandai dengan frekuensinya yang tidak teratur dan cepat hilang—membuat Jimin lagi - lagi kesusahan untuk tidur.

"Udah kamu baringan aja. Aku pijitin, ya, kaki kamu."

Taehyung mengingat dengan baik ucapan mama mertuanya, salah satu tindakan yang membuat Jimin bisa dengan cepat menyelami dunia mimpinya, yaitu dengan pijatan di kakinya. Bahkan, tidak jarang Jimin tiba - tiba tertidur ketika kakinya sedang dimanjakan, bahkan ketika sedang mengobrol dengan sang suami sekalipun.

Hanya butuh waktu sekitar sepuluh menit, kedua mata Jimin sudah terpejam dengan sempurna. Dadanya naik turun dan nafasnya terdengar teratur. Taehyung menguap, memilih untuk ikut berbaring karena mengantuk dan tangannya sudah terasa pegal. Sebelum bergerak, dia menyempatkan untuk mengelus dan mendekatkan wajahnya ke depan perut Jimin.

"Hey, baby. Jangan betah - betah sembunyi di perut papa, ya. Daddy udah gak sabar pengen ketemu kamu." Kemudian Taehyung mengecup sayang anaknya yang masih terhalang kulit halus sang suami, "Good night."

elated by you • kth × pjmWhere stories live. Discover now