f i f t e e n

4.6K 433 135
                                    

Bagi keluarga kecil Kim, weekend adalah waktu yang paling tepat untuk bermalas-malasan. Mungkin untuk keluaga yang lain juga, tetapi keluarga Kim lebih menghargai waktu senggang seperti ini lebih dari apapun. Kesibukan Taehyung yang baru akan dimulai, menjadikan mereka menghabiskan waktu bersama sesering mungkin. Apalagi dengan Hyungmin yang masih bayi, Taehyung maupun Jimin tidak ingin melewatkan pertumbuhan anaknya barang sehari saja.

Weekend ini salah satunya. Ketika Jimin sibuk karena harus membereskan rumah—Bibi Yang sedang dipanggil Nyonya Park untuk mengurus beberapa hal di rumahnya—yang menjaga dan mengajak main Hyungmin agar tidak menangis karena terlepas dari pelukan papanya tentu saja Taehyung.

Terakhir kali Jimin lihat, kurang lebih setengah jam yang lalu, Taehyung duduk dengan Hyungmin dalam pelukannya di atas kursi yang biasa Jimin gunakan untuk menyusui Hyungmin. Tepatnya di dalam kamar yang disediakan khusus untuk si mungilnya, dengan desain yang sudah disesuaikan. Warna-warna netral yang sedikit maskulin, sesuai dengan keinginan Taehyung. Dihiasi beberapa poster binatang yang lucu, juga mainan dan boneka binatang juga.

Selesai dengan urusannya, Jimin memanfaatkan sedikit waktu untuk membersihkan dirinya terlebih dulu sebelum kembali menyapa si mungil. Tidak terlalu lama tapi juga tidak dalam waktu yang singkat, Jimin kini berada dalam balutan pakaian yang bersih juga dalam keadaan yang sudah segar.

Ketika langkah kaki membawanya keluar dari kamar mandi di dalam kamarnya, Jimin melihat Taehyung dan Hyungmin di sana, di atas kasur mereka. Jimin melangkah lagi, membawa dirinya mendekat pada dua orang yang sangat disayanginya. Niatnya yang semula ingin menyusui sang anak, harus diurungkan karena ternyata Hyungmin sudah tertidur pulas di atas dada Taehyung yang juga ikut terlelap. Dengan badan yang telungkup, tangan Taehyung tersampir protektif di punggung mungilnya, menahan gerakan sang anak agar tidak terjatuh meskipun dia tidak terjaga. Tubuh kecil Hyungmin sangat tidak sebanding dengan tubuh ayahnya yang kekar dan proporsional, Jimin tersenyum; melihat keduanya nyaman dan tenang, membuat dia ingin ikut bergabung merasakan hal yang sama. Maka tanpa membangunkan sang suami, Jimin merangkak ke atas kasur dan berbaring di sebelahnya. Merapat manja dan menjadikan sebelah lengan Taehyung sebagai bantalan.






Sore harinya, ketika matahari tidak lagi berada tepat di atas langit, salah satu dari tiga orang yang berada di atas kasur yang sama mulai mengerjapkan matanya, membuka dan menyesuaikan dengan cahaya yang sedikit membuat perih matanya. Taehyung terbangun karena merasakan sesuatu menepuk-nepuk mukanya dengan asal. Dan benar saja, Hyungmin menggerakkan kedua tangan mungilnya untuk menjelajah wajah sang ayah. Menganggunya hingga terbangun, karena mungkin, dia tidak ingin main sendirian.

Setelah kesadarannya kembali, Taehyung baru merasa sebelah lengannya sangat pegal, sampai-sampai terasa kebas dan sedikit sulit digerakkan. Begitu menoleh ke samping, barulah dia menyadari sosok lain yang sedang tertidur. Jimin, suami manisnya itu menggunakan lengannya sebagai bantalan tidur. Dan dia terlihat begitu nyaman di atasnya. Tapi, sejak kapan Jimin berada di sini? Kenapa dia tidak menyadarinya?

Merasa tidak tahan lagi dengan pegal di lengannya, Taehyung mengecupi kepala Jimin berulang kali. Berharap si manisnya itu terbangun hanya dengan gangguan ringan seperti itu.

"Nghh-"

"Bangun." Lagi, Taehyung memberikan kecupan sedangkan tangannya yang lain tetap digunakan untuk menjaga Hyungmin yang bergerak asal. Mungkin mulai merasa pegal juga setelah berada di posisi yang sama dalam waktu yang cukup lama.

Mendengar suara berat yang sangat dikenalinya, Jimin mendongakkan kepala. Menatap sang suami dengan sebelah mata karena masih terasa berat untuk langsung dibuka. Detik berikutnya, dia malah semakin mengusal ke dada suami tampannya.

elated by you • kth × pjmWhere stories live. Discover now