BAB 1 - Akhir liburan Musim Panas

61 4 0
                                    

Bagian 1

Langit biru yang sangat luas hingga ujung cakrawala; cahaya matahari yang menyinari dataran dibawah lautan awan; cahaya-cahaya yang terpantul dari samudra terlihat begitu indah.

Pandangan matanya yang saat ini menatap semua keindahan itu terlihat bosan—

Seorang gadis dengan rambut hitam dengan gaya model twintailnya menunjukan wajah lelah, tidak ada yang dapat dilakukannya didalam pesawat saat ini dan juga perasaan tidak enak karena perjalanan ini sudah terakumulasi ke seluruh tubuhnya.

Berpikir tentang hal itu, ia teringat sudah lama sekali melakukan perjalanan jarak jauh seperti ini.

Kotori mengalihkan pandangannya dari jendela pesawat kearah sampingnya, dikursi tepat disampingnya adalah saudarinya, Kusanagi Mana, yang beberapa saat lalu mendapat kabar buruk dan sangat mengguncang dirinya. Karena banyak hal yang sudah terjadi, sifatnya sangat berubah dan tidak menunjukan keceriaan seperti biasanya.

Wajahnya terlihat murung dan tidak bersemangat, meskipun ini adalah perjalanan perdana mereka berdua ke Italia. Apa yang ditunjukan saudarinya saat ini adalah ekspresi kesepian, ia mengetahui penyebabnya dan Kotori memahami hal itu dengan baik. Perasaan yang dirasakan Mana juga dirasakan olehnya, perasaan kesepian karena ketidakhadiran seseorang yang selalu menjadi subjek suasana mereka menjadi lebih berwarna.

Menghela nafas rendah, Kotori memutuskan untuk memperbaharui moodnya.. Tidak ada yang bisa diubah, meskipun mereka ingin bersedih sepanjang waktu, semuanya sudah terjadi. Untuk sekarang yang perlu dilakukan yaitu 'jalani itu meskipun berat', itulah pendapat yang membuat Kotori selalu bisa mengalahkan perasaan sedihnya.

Lagipula apa yang akan dipikirkan oleh-nya mengetahui kalau adik-adiknya murung seperti ini, jika itu dia maka pasti perasaan bersalah akan melanda dirinya dan menggunakan berbagai cara untuk membuat kata-kata manis untuk menghibur mereka berdua.

Ketika Kotori merasa kalau moodnya sedikit membaik, operator dari maskapai menyampaikan kalau mereka akan mendarat di bandara Milan Linate Airport 25 menit lagi.

Melihat keluar jendela, Kotori bisa daratan yang menjadi tempat tujuan mereka.

-Haaa, Aku akan tidur segera setelah sampai ..

Pemberitahuan itu seperti sebuah kabar baik untuknya yang sedang dilanda rasa bosan, lelah dan peraasaan kesepian yang mulai mengantuinya. Meregangkan tubuh-tubuhnya, Kotori menepuk pipinya beberapa kali sebagai pecut untuk dirinya.

"Kotori, ada apa?" (Ichirou)

"Ah? Tidak ada apa-apa kek.. aku hanya sedikit lelah-" (Kotori)

Kakeknya menatap khawatir pada cucunya. Kotori tahu kalau kakeknya adalah orang yang sangat teliti. Dia akan mengetahui perubahan sekecil apapun yang terjadi pada orang-orang didekatnya,-- meskipun kemampuannya itulah yang membuatnya terkenal menjadi salah satu dari sekian banyak legenda dalam keluarga Kusanagi.

Ngomong-ngomong, mereka melakukan perjalanan ini dengan kakeknya. Jadi mereka duduk dalam satu line secara bersama, Kotori dekat jendela, Mana ditengah dan kakeknya dipinggir.

Dan untuk beberapa alasan, Kakeknya Kusanagi Ichirou ikut mendampingi mereka berdua menggantikan posisi kedua orang tuanya. Karena Orang tua mereka masih berada di Malaysia, jadi keduanya akan menyusul beberapa hari kemudian.

Sebagai catatan, ada 2 alasan mereka pergi ke Italia;

Pertama, mereka datang untuk menghadiri upacara pemakaman.

Kedua, secara bersamaan mereka sekeluarga mendapat undangan mendadak kesebuah acara jamuan makan malam di mana para penguasaha Eropa berkumpul untuk menjalin sebuah hubungan.

Gottmörder 2 - Panggung Pertama Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang