BAB 3 - Bagian 2

32 1 0
                                    


Pagi hari di akhir bulan Agustus, siswa-siswa dari berbagai sekolah memadati stasiun kereta. Mereka bergerak dengan senyum di wajah, candaan dan tawa tidak lepas dari perbincangan yang terjadi antara teman-teman.

Karena musim panas akan segera berakhir dan suhu tinggi yang membuat seseorang malas untuk beraktifitas telah menurun secara drastis, banyak diantara siswa yang sudah memakai seragam yang lebih tebal dari biasanya.

Diantara dari banyak orang yang berjalan keluar stasiun, seorang gadis yang memancarkan aura ketenangan dan keanggunan seorang Yamato Nadeshiko, Mariya Shina.

Shina tidak memiliki banyak teman, ia memang mengenal beberapa orang namun itu tidak bisa dikatakan dekat. Teman-teman yang ia pikir cukup dekat dengannya hanyalah teman-teman dari klubnya dan teman kelasnya saat ini. Namun meski begitu, banyak yang telah menyapanya sepanjang jalan menuju sekolah.

Dari stasiun bawah tanah Nezu perlu sekitar sepuluh sampai lima belas menit menuju Akademi Jounan.

Kalau memperhatikan lokasi Akademi Jounan dengan tempat tinggalnya keluarga Mariya, itu terbilang cukup jauh.

Disamping kegiatan sekolahnya, Shina juga harus bekerja paruh waktu sebagai miko yang membuatnya orang tuanya khawatir terhadap kesehatan Shina. Tetapi alasan Shina melanjutkan sekolahnya ke Akademi Jounan yang berada di Bunkyo Nezu karena Shina ingin menjauhkan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaannya sebagai hime miko dengan kehidupan normal miliknya.

Bunkyo Nezu memiliki kuil, namun itu bukan kuil yang sama seperti kuil tempatnya bekerja. Dengan kata lain, Bunkyo Nezu adalah tempat yang tidak terkait dengan hal-hal supranatural dan sebagainya.

Saat ini Shina berada di tingkat satu, dan kelasnya berada di kelas 1-B. Dan sebagian besar dari teman-temannya adalah perempuan, jika dibuat perbandingan maka sepuluh siswa dari kelas 1-B hanya tiga orang siswa laki-laki yang ada di dalamnya. Hal ini juga terjadi pada kelas lainnya. Akademi Jounan mayoritas siswanya masih didominasi oleh perempuan, karena baru satu tahun terjadinya transisi sekolah khusus putri menjadi sekolah campuran.

Sesampainya di sekolah, Shina tidak pergi ke ruang klub seperti biasa. Dia pergi langsung menuju kelasnya yang berada dilantai dua, namun Shina juga tidak masuk ke dalam kelas 1-B, dia pergi menuju kelas di sebelahnya, kelas 1-C.

Dia melihat hanya ada beberapa siswa perempuan yang baru hadir, saat ia sedang memperhatikan seluruh kelas, seorang siswa perempuan datang menghampirinya.

"Umm apa kamu mencari seseorang?" Tanya siswi itu.

"Aku Mariya Shina dari kelas 1-B. Aku sedang mencari Kusanagi-san, apa Kusanagi-san sudah datang?" (Shina)

"Kusanagi? Kusanagi.. Err, sepertinya ada yang bernama seperti itu-" Siswi itu bergumam pelan sambil berpikir.

Shina melihatnya dengan bingung terhadap reaksi tersebut. Gadis di hadapannya seolah tidak kenal dengan Kusanagi Pascal yang merupakan teman kelasnya? Tapi menurut Amakasu dari komite penelitian sejarah Kusanagi Pascal ada di kelas 1-C.

Apa mungkin Amakasu-san salah? Tapi itu tidak mungkin, anggota komite sudah melakukan investigasinya, jadi tidak mungkin informasinya salah.. Shina berpikir sebentar. Memang sudah tiga hari sejak ia bertemu dengan Amakasu, tetapi ini pertama kalinya ia mulai bertanya ke siswa kelas 1-C karena sejak saat itu, Shina belum pernah melihat siswa yang mirip dengan foto yang diberikan oleh Amakasu.

".. Oh ada tamu, tidak biasanya.. mencari siapa Iincho?" (Tsuda)

Ketika Shina sedang bingung dengan keanehan ini, tiba-tiba seorang siswa datang pada mereka berdua. Kalau tidak salah, dia memiliki teman di kelasku.. Shina pernah melihatnya masuk kedalam kelasnya.

Gottmörder 2 - Panggung Pertama Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang