BAB 2 - Bagian 4

49 2 2
                                    


Di sudut kota Milan, Pascal sedang duduk di sebuah cafe dengan wajah yang pucat. Di hadapannya ada seorang gadis berpakaian maid yang sedang berdiri dengan sikap pelayan yang patuh menunggu perintah tuannya.

--Clara, dia tidak memberitahu apapun soal ini! Pascal memiliki banyak sekali keluhan yang ingin ia sampaikan pada gadis yang memiliki senyum iblis itu.

Pelayan pribadi Clara, Arianna, dia diperintahkan oleh Clara untuk menjemputnya dan memenuhi semua kebutuhan yang Pascal inginkan.

Karena Arianna tidak tahu identitas aslinya, yang membuat Pascal lebih santai, ia tidak harus melakukan sesuatu yang merepotkan seperti bertemu orang-orang yang sangat over antusias, dimana mereka akan memberikan pujian atau menawarkan apa yang mereka miliki untuk Pascal, ia benar-benar lelah dan tidak ingin melakukan hal semacam itu, maka dari itu Pascal menolak supir pribadi dan pengawal yang di sediakan Clara, jadi ia meminta Arianna saja yang supirnya.

... Tetapi keputusan itu membuat Pascal yang telah lelah karena jetlag menjadi semakin buruk, Arianna mengendarai mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi di dalam kota, di jalan yang penuh kendaraan dan orang-orang yang sedang beraktifitas. Bahkan dia sempat berkomentar tentang bagaimana anehnya mobil yang memiliki tiga pedal kalau hanya dua saja yang digunakan.

Saat ia mendengar Arianna mengatakan itu, Pascal berpikir keras, bagaimana seseorang tidak mengetahui keberadaan transmisi manual, mengatakan "Itu baik-baik saja, selama itu bukan kendaraan roda dua-" ketika di suruh untuk mengendarai mobil dengan transmisi manual?! Pascal menyesal karena menolak supir sebelumnya dan ia akan menyampaikan keluhan dan keberatannya pada Clara yang tidak mengatakan apapun tentang hal ini.

"Umm.. Pascal-sama, apa anda tidak apa-apa?" (Arianna)

Dengan nada khawatir Arianna bertanya pada Pascal yang sedang melihat kearah luar jendela.

Sebagai tanggapan Pascal menggelengkan kepalanya, ia ingin mengeluh namun semua ini juga kesalahannya. Bagaimana ia bisa menyalahkan Arianna yang melakukan apa yang telah ia perintahkan? Kalau ia marah pada Arianna, maka Pascal merasa tidak jauh berbeda dengan atasan yang buruk. Sikap seperti itu sangat tidak cocok untuknya sebagai penerus bisnis keluarga nanti.

Keheningan antara keduanya pun kembali terjadi.

Ngomong-ngomong, beberapa saat yang lalu, Pascal sudah menyuruh Arianna untuk duduk tapi pihak lain menolak dengan tegas. Entah apa yang dipikirkan orang lain, melihat seorang anak muda ditemani oleh maid pribadi.. Pascal sudah tidak peduli, ia ingin menyelesaikan semua ini.

"... Arianna-san, Bagaimana? apa sudah ada kabar dari Clara?" (Pascal)

Pascal memutuskan untuk membuka topik pembicaraan, sangat tidak nyaman ketika bersamaan seseorang hanya berdiam saja.

Sejak datang ke cafe, Pascal sudah menghabiskan satu cappucino dan belum ada kabar apapun dari Clara. Di sisi lain, ia tidak ingin pergi lagi menaiki mobil dengan Arianna sebagai sopirnya. Gaya menyetir Arianna benar-benar tidak baik untuknya.

"Maafkan saya Pascal-sama, Clara-sama seharusnya akan menghubungi saat ini, tapi sampai saat ini Clara-sama belum memberi kabar apapun.. A-apa mungkin terjadi sesuatu pada Clara-sama? Ini tidak seperti biasanya, Clara-sama tidak pernah melupakan janjinya ." (Arianna)

Melihat maid di hadapannya, Pascal benar-benar tidak percaya kalau Clara bisa mempunyai asisten yang sangat peduli padanya dengan sifatnya yang buruk.

Lagipula Pascal tidak mengerti apa yang dimaksud dengan tidak pernah melupakan janjinya, itu terdengar seolah-olah kalau Clara adalah seseorang yang sangat bertanggung jawab. Tentu saja, dalam ingatan Pascal, tidak ada sifat seperti itu pada gadis dengan rambut pirang yang selalu membual tentang kecantikannya.

Gottmörder 2 - Panggung Pertama Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang