BAB 4 - Bagian 3

25 2 0
                                    

Clara berdiri di antara Athena dengan Pascal.

Tugasnya adalah bersiap untuk memberikan bantuan pada tuannya ketika terdapat celah untuknya.

... Akan tetapi, karena kecerobohan dan sifat naif Pascal, orang itu saat ini tergeletak tidak berdaya setelah melakukan kontak dengan Athena.

Menggunakan teknik rahasia merah hitam, Clara memaksimalkan kekuatan sihirnya ke tingkat tertinggi, ia mengeluarkan kekuatan penuh dari Cuore di Leone.

Musuhnya adalah dewa, satu kecerobohan ia akan tewas seketika.

"Gadis kecil, perbuatanmu sangat tidak sopan. Mengganggu urusan para dewa merupakan sebuah dosa besar." (Athena)

Athena masih tidak melihat Clara yang telah masuk ke dalam pandangannya, sang dewi masih terfokus pada pembunuh dewa yang terbaring.

Sebenarnya tidak ada cara bagi Clara untuk mengintervensi di antara pertempuran pembunuh dewa dan dewa. Di tempat pertama, keberadaannya juga tidak dihiraukan oleh dewi Athena meskipun Pascal sudah mengatakan tentang hal itu.

Begitulah sifat seorang dewa, mereka tidak menghiraukan manusia, sebagaimana manusia yang tidak akan menghiraukan serangga. Athena menganggap Clara hanyalah seekor serangga yang terbang di sekitar tanpa memberikan ketertarikan atau pun perhatiannya.

Diam-diam Clara berpikir tentang imbalan yang akan ia minta setelah ini berakhir.

"Maaf atas kekasaranku Dewi Athena (megami Athena-sama). Aku adalah ksatria, melindungi tuanku bukanlah merupakan sebuah dosa. Sudah menjadi tugasku untuk melindunginya dengan mempertaruhkan nyawa. Aku tidak akan membiarkan siapapun menodai kehormatan tuanku, meski itu adalah seorang dewa, kewajibanku tetaplah tidak berubah!" (Clara)

Clara memberikan serangannya. Dalam hitungan detik Clara sudah melancarkan tujuh tusukan dan dua belas tebasan yang mengincar titik vital Dewi Athena.

.. Tetapi setiap serangan Clara dihindari dengan mudah oleh Athena, seolah dia sedang bermain dengan anak-anak.

Namun Clara terus menyerang tanpa henti.

Terkadang Athena hanya menghindari dengan memiringkan tubuhnya atau melangkah mundur, terkadang juga Athena menggunakan sabit miliknya untuk mementahkan serangan Clara dengan lembut.

"Apakah engkau berpikir seorang manusia fana sepertimu mampu bertarung dengan para dewa?" ucap Athena dengan tidak tertarik, setelah itu dia melanjutkan "-Dosa tetaplah sebuah dosa, meskipun engkau seorang ksatria, melayani raja iblis merupakan dosa yang tidak bisa dimaafkan. Seandainya engkau tidak melayani raja yang berbaring mati di sana, aku mungkin akan memberikan berkat padamu." (Athena)

Clara menggertakan giginya, ia tahu kalau dewa memiliki cara berbicara yang sombong terhadap manusia, namun merendahkan tuan di hadapan seorang ksatria yang melayaninya merupakan sebuah penghinaan bagi ksatria.

Dari apa yang dikatakan Athena semuanya benar, Clara tidak bisa menampiknya sedikit pun, akan tetapi mengatakan kalau manusia tidak mampu melukai dewa tidak sepenuhnya benar --

"Wahai singa baja. Engkau yang memiliki tubuh dan fikiran dari ketakutan dan kemarahan! Bermandi kan darah yang suci dari lawanmu, demi membunuh naga kejahatan, muncul lah di hadapanku, Tombak Longinus !" (Clara)

Pedang besar Cuore di Leone berubah menjadi sebuah tombak yang lebih panjang dari bentuknya.

Longinus adalah tombak suci yang mampu melukai dewa. Dan Cuore di Leone adalah pedang yang berbagi esensi yang sama dengan Longinus. Sejak hari pertemuan Clara dengan Pascal dan Verethragna di pulau Sardinia, Clara telah meminta pada pamannya untuk mengajarkan teknik yang lebih kuat untuk bisa mendukung Pascal dalam pertempuran melawan dewa.

Gottmörder 2 - Panggung Pertama Sang RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang