Saat istirahat Yastha hanya duduk,terlihat seperti murid pendiam dia hanya menghabiskan waktu istirahat untuk membaca dan juga menyalin catatan agar tidak tertinggal materi karna dia murid baru .
Sedangkan Aleesya dia pergi kekantin bersama dengan Riri untuk mengisi perutnya yang laper, Makan adalah salah satu hobby yang Aleesya miliki,tetapi Aleesya beruntung walau ia banyak makan tetapi badan mungilnya tetap terawat , itu yang membuat para wanita iri dengan nya,
Alesya juga memiliki wajah yang cantik, rambut yang panjang dan hitam sudah terlihat sangat sempurna .Saat keduanya sedang makan,Aleesya mulai membuka topik pembicaraaan dengan Riri. "Ri lo tau gak si cowo yang nabrak lo tadi pagi itu,dia juga cowo yang nabrak gue di pasar,pas gue nganter mamah gue." adu Aleesya kepada Riri,tetapi Riri tidak menghiraukan curahan yang Aleesya ceritakan. Riri hanya berdehem untuk menanggapi curahat seorang Aleesya,Riri sudah terbiasa dengan situasi seperti ini .
"Hem ya terusnya?." tanya Riri
"Iyaa gue masi kesel sama anak itu, dan kenapa juga harus satu kelas bareng kita." ucapnya kesal
"Hemm abisiin aja dulu makanan di mulut lo keselek baru tau rasa." pinta Riri mengingatkan sahabatnya yang sedak makan dan berbicara .
"Ya lo kan uhk.. Uhkk.."
Belum ada 5 menit Riri mengingatkan,tetapi Aleesya sudah batuk duluan .
"Nihh minum makannya jangan suka ngomongin orang kalo lagi makan." tanpa di sadari oleh keduanya,ternyata Yastha mengetahui pembicaraan yang Aleesya bahas .
Entah ia datang dari mana dan sejak kapan tetapi dia datang dengan tiba tiba ."Uhhkk.."
"Uhhkkkk.." Aleesya dengan sigap mengambil air mineral yang Yastha beri, karna iya butuh mungkin jika bukan karna batuk Aleesya tidak akan menerimanya .
Aleesya langsung meminum air itu hingga air itu mengurang setengah dari botol itu .
"Makasih." ucap Aleesya ketus .
"Urwell, kalo lo mau ngomongin gue mending ke gue nya langsung." tangtang Yastha, setelah berbicara Yastha pergi begitu saja meninggalkan Riri dengan Aleesya yang masih berada di meja kantin .
"Liat deh Li songong banget kan tuh cowo." ucap Aleesya dengan kesel .
"Hemm yaudah biarin lah Ca,udah yu ke kelas. ." Riri menyuruh Aleesya untuk segera berdiri.
"Iya lah gue udah gak nafsu makan." dengan malas Aleesya berdiri .
"Gimana lo gak nafsu orang makanan lo udah abis." celetuk Riri dengan malas pula Riri minggal kan Aleesya .
"Hehe iyaaudah dongg emang gue gak nafsu." sela Aleesya sambil mengejar Riri.
"Hemm iya dah terserah lo." jawab Riri
Akhirnya mereka tertawa dengan tingkah Aleeaya yang sedikit konyol,sampai di depan kelas Aleesya mulai memasang wajah kesalnya kembali.
Hingga pelajaran terakhir Aleesya tetap memasang wajah kesel,cemberut
Bagaikan singa yang kelaparan .
Sampai diparkiran pun Aleesya masi saja memasang wajah kesal nya."Kenapa si Ca ,cemberut mulu jelek tau." Riri berusaha menghibur sahabatnya itu.
"Hemm gue gak papa,lo balik duluan aja gue masi nunggu jemputan papah gue."
"Iyaudah kalo gitu gue duluan ya ca atiati,salam buat papah lo ." setelah berpamit Riri pergi meninggalkan Aleesya .
***
Setelah sampai di rumah Aleesya langsung melepaskan sepatu dan dia langsung memasuki kamernya untuk beristirahat sebentar,mungkin hari ini bisa dikatakan hari yang melelahkan untuk Aleesya.
Tanpa sadar Aleesya tertidur dengan pulas di kamar sederhana nya .
Hingga jam menunjukan 16.45Aleesya bangun dengan merentangkan tangannya,dan mengingat ingat hal apa saja yang sudah terjadi saat pagi tadi hingga detik ini.
Aleesya melangkakan kakinya menunju kamar mandi untuk mencuci mukanya,lalu menghampiri meja makan untuk mengisi perutnya.
Saat berada di meja makan, Aleesya membuka pembicaraan dengan ibu nya yang juga sedang makan juga bersamanya."Maa ternyata laki laki yang waktu itu nabrak Eca di pasar dia sekelas sama aku." jelas Aleesya pada ibunya .
"Iyaa bagus dong siapa tau bisa jadi cemceman kamu nanti." ledek Suci ibu Aleesya.
"Ishhh mama aku kan sebel sama dia."jawabnya sebal ."Hati hati loh,sebel sebel Nanti bisa jadi cinta."
"Ahhh mama kaya ngerti anak muda aja."
"Hey gini gini juga mama pernah ngerasain mudaa kali,kamu ini."
"Iyaa pernah merasakan muda bersama papa,ciee pernah pacaraannn." ledek Aleesya kepada mamah nya itu.
"Hussst kamu ini." terlihat senyum sipu di wajah cantik Suci.
"Sudah selesai kan makan kamu mau mamah cuciin pirng nya."
"Gak usah mah biar Aleesya aja,aku juga kan mau bisa kaya mama."
"Huuuu dasarr."
Begitulah kedekatan Aleesya dengan Mamahnya,seperti teman,Suci yang selalu mendukung keinginan baik Anaknya,orang Tua yang selalu mendukung setiap anaknya, keluarga yang selalu melengkapi setiap kekurangan dari salah satu anggota.
Kini Aleesya telah berada di kamarnya kembali,membaringkan Tubuh nya yang mungil dengan memikirkan sesuatu entah apa saja yang kini Aleesya pikirkan,namun tanpa Aleesya inginkan Pikiran tentang Pembicaraan dengan mamah nya tadi terlintas .
"Bagaimana kalo perkataan mamah tadi bener?." Aleesya bertanya tanya dengan dirinya .
"Kalo seandinya aku beneran suka?."
"Kalo seandainya Yastha yang suka sama gue."
"Ahhhh tidak tidakk gak sesuatu yang tidak mungkin." Aleesya mengacak rambutnya kesal.
"Ingat ketidak mungkinan itu bisa saja akan hadir,hal yang tidak kita inginkan bisa saja hadir dalam hidup kita kelak."
Haii maaf yaa lama update:')
Bingung abisnyaa,pikirannya buntu😅jangan bosen iyaa,jangan pelit vote:'
Insya Allah di setiap part aku kasi sedikit katakata😉

KAMU SEDANG MEMBACA
Yastha Aleesya
Teen Fiction"jangan pernah pergi walau hanya 1 detik pun" Itu lah kalimat yang selalu aleesya katakan. Kata "Kehilangan" yang amat ia takuti saat iyaa baru menemukan seseorang yang sangat ia sayang.