21st of May

1.9K 220 105
                                    

05.00 am

"Drew ayo bangun, kita ke rumah sakit sekarang." Ucap ibu Drew sambil memuku kecil pipi nya agar Drew bangun.

"Ma...ini jam berapa..." Balas Drew yang mulai sedikit sadar.

"Jam 5 pagi, kakek mu sakit Drew! Ayo siap-siap kita mau ke rumah sakit sekarang."

"Ma tapi hari ini....."

"Sudah tidak usah banyak omong, ayo siap-siap."

Setelah Drew bersiap-siap ia dan ibunya langsung berangkat ke rumah sakit tempat kakeknya dirawat, sedangkan ayah Drew sudah berada di rumah sakit lebih dulu.

"Ma, padahal hari ini aku ada janji loh sama temen...dan nggak enak banget kalau aku batalin janji nya."

"Jam berapa? Yasudah kamu tepati saja janji nya, tapi mama nggak bisa mengantarmu."

"Aku bisa naik bus kok! Nanti jam 3 sore. Boleh ya ma?"

"Iya boleh kok tapi ingat langsung balik ke rumah sakit ya."

03.10 pm

Unknown: Drew kamu dimana?

Unknown: Aku sudah di taman!

Me: Aku sedang di jalan menuju taman! Maaf aku terlambat karena aku berangkat dari rumah sakit, dan jarak dari rumah sakit ke taman sangatlah jauh-_-

Unknown: Oke tidak apa aku akan menunggumu :)

03.20 pm

Me: Kamu yang pakai baju warna apa? Ada di sebelah mana? Aku hampir sampai.

Unknown: Cari saja sendiri :p pokoknya kamu mengenalku, aku sekarang lagi duduk di bangku taman.

Me: Bangku taman kan banyak-_____-

Unknown: Haha cari sendiri!

Drew mulai memasuki taman kota. Ia langsung mengelilingi semua bangku taman untuk mencari unknown number itu.

Taman kota ini sangatlah luas. Ada 30 bangku taman disini. Dan Drew sudah mengelilingi 15 bangku tapi belum juga menemui orang yang ia kenal.

'Ugh sialan! Dimana sih orang itu?!' Batin Drew. Baru saja ia kesal dengan unknown number itu, tiba-tiba saja ia melihat seseorang yang sepertinya ia kenal sedang duduk di bangku taman. Drew semakin mendekat karena ingin memastikan apakah benar orang yang duduk di bangku taman itu adalah orang yang ia kenal.
.

.

.

.

"Za-zayn?"

"Oh uhm.....hai Drew." Ucap Zayn yang sedikit kaget karena tiba-tiba saja Drew datang.

Zayn sedang sibuk dengan handphone nya saat Drew menyapanya, wajah Zayn yang tadinya serius dengan handphone nya berubah menjadi salah tingkah saat Drew datang.

"Em....apakah kamu melihat teman sekelas kita disini?"

"Tidak...."

"Oh Drew duduklah, maafkan aku baru menyuruhmu duduk...aku hanya sedikit..ehm gugup" Ucap Zayn melanjutkan omongannya.

"Haha iya tidak apa..."

Seketika suasana hening. Daritadi Drew ingin bertanya apakah Zayn adalah unknown number yang selama ini mengirimkan pesan kepada Drew. Tapi ia gugup, sangat gugup lebih tepatnya.

"Kenapa diam saja? Haha maaf aku sedikit canggung."

"Iya...aku juga sedikit canggung..haha"

"Jadi...kamu ini.."

"Unknown number..haha iya..."

"Y-ya....haha aku sangat kaget Zayn."

"Aku sudah menduganya hahaha kalau kau akan kaget."

Tiba-tiba saja Zayn semakin mendekatkan posisi duduknya dengan Drew. Tangan kanan Zayn mulai menggenggam tangan kiri Drew.

"Uhm...Drew, aku.....suka denganmu." Ucapnya sambil menatap Drew. Jarang sekali Zayn berbicara dengan Drew sambil menatap muka Drew.

"La-lalu?" Ucap Drew. Kini ia semakin gugup. Jujur saja, Drew menyukai Zayn semenjak mereka satu kelompok dalam pelajaran art. Sebelumnya ia hanya mengagumi Zayn karena ia sangat tampan, tapi lama kelamaan Drew menyukai Zayn karena sifat nya yang sedikit tegas namun sangat perhatian.

"Hah aku memang tidak bisa bersikap romantis....jadi....um kamu mau jadi pacarku?" Ucap Zayn to the point. Kini Zayn sudah menggenggam kedua tangan Drew. Drew sendiri tidak sadar kapan tangan kanan nya mulai digenggam juga oleh tangan kiri Zayn.

Drew hanya diam. Ia tidak menjawab pertanyaan Zayn. Wajahnya menunjukkan kalau ia sedang berpikir, gugup, tidak tau harus menjawab apa. Sampai akhirnya Drew menjawab,

"Iya Zayn, aku mau." Ucap Drew dengan senyumnya yang lebar.

Zayn langsung memeluk Drew. Drew merasakan kehangatan pelukan Zayn. Pelukannya membuat cuaca sore yang tadinya berangin menjadi sangat hangat.

Sementara itu, seseorang melihat Zayn dan Drew dari kejauhan. Matanya sudah berkaca-kaca melihat Zayn dan Drew berpelukan di bangku taman itu.

'Drew, andai kau tahu kalau sebenarnya unknown number nya itu adalah aku, bukan Zayn.' Ucapnya dalam hati, lalu membuang satu buket mawar berwarna merah muda yang tadinya akan diberikan kepada Drew dan pergi meninggalkan taman kota.

-----

SUMPAH INI GA JELAS BANGET YA WKWKWK GUE GABISA NYIPTAIN MOMEN ROMANTIS GITU DUH MAAFKAN AKUH YA :''''''''''

Jadi ini belum berakhir bung wkakak Drew kena boong disini....maafkan aku drew aku membuatmu bodoh di chapter ini WKWKWKWKW:((((( *digebukin Drew*

btw di chapter ini gue dibantuin sama @aishaandriana! MAKASIH BANYAK YA BAYI MWAH :*

udah ya daripada makin aneh gue pergi dulu......bye.

eiya jangan lupa tinggalin jejak disini, vote+comment nya yaa terimakasih :)))

No NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang