07.00 am
Me: Morning, Zayn :))
Me: Nanti jadi kan?
11.00 am
Zayn: Drew aku ada keperluan penting dengan Niall.
Zayn: Pergi ke restauran sushi nya kapan-kapan saja ya.
Zayn: Maaf.
Me: Tapi kan......
Me: Ini ketiga kalinya kau membatalkan janji memakan sushi bersamaku.
Me: Sudahlah tak apa, aku tahu kau ada kepentingan lain :))
Zayn: Maaf Drew.
Me: Tak apa, aku akan makan sushi sendirian mungkin.
Zayn: Uhm...okay.
02.00 pm. At Sushi bar.
"Bolehkah aku duduk disini?" Ucap seorang laki-laki bertubuh tinggi. Drew yang sedang memakan sushi nya sambil melamun langsung kaget karena suara laki-laki itu.
"Eum....Luke? Silahkan.."
"Kenapa sendirian?"
"Harusnya aku bersama dengan Zayn..cuma ia tiba-tiba saja membatalkan."
Luke hanya mengangguk tanda ia mengerti, ia diam dan mulai memakan sushi nya. Keadaan menjadi hening selama beberapa menit, mereka sibuk memakan sushinya. Tiba-tiba saja Luke memulai pembicaraan.
"Drew?"
"Hm?"
"Kenapa sekarang kau dan Calum..."
"Berjauhan?"
"Ya.....aku tanya seperti itu tidak apa kan? Aku merasa aneh dengan kalian."
"Entahlah, aku juga tidak tahu apa penyebab ia menjauhiku. Memang ia tidak cerita ke kamu?"
"Tidak....aku pernah bertanya ke Calum..tapi.."
"Apa?"
"Ia tidak mau membahasnya, ia bahkan sempat marah karena aku tanya seperti itu. Padahal biasanya ia akan bercerita."
"Benarkah? Aku merasa Calum berubah."
"Tidak, dia tidak berubah. Tapi emosinya saja yang sedikit berubah....apabila ada sesuatu yang berhubungan dengan kau."
"Maksudmu? Aku tak mengerti."
"Astaga. Sudah lupakan saja. Bagaimana hubunganmu dengan Zayn?" Ucapnya sambil melahap sushinya kembali. Sedangkan Drew malah menaruh sumpit nya di meja.
"Pertanyaanmu sungguh membuatku frustasi."
"Kenapa?"
"Entahlah Luke, ia berubah satu bulan ini. Ia pernah tiga hari tidak mengabariku sama sekali. Sekarang ia jarang bercerita kepadaku. Dan parahnya, ini ketiga kalinya ia membatalkan janji."
"Mungkin ia ada urusan penting."
"Ya ya ya urusan penting. Tapi kenapa urusan penting itu selalu bertepatan dengan janjinya denganku? Dan ia selalu memilih urusan penting itu daripada aku."
"Mungkin memang urusan itu lebih penting Drew."
"Lalu aku? Oh mungkin ia sudah menganggap diriku ini tidak penting untuknya."
"Belum tentu." Balasnya singkat sambil mengunyah sushi nya.
"Belum tentu? Tiga hari tidak memberi kabar, tidak mau bercerita denganku, tidak pernah mendengar ceritaku lagi, tidak pernah menemaniku saat aku sedang sedih maupun senang, dan selalu membatalkan janji. Masih mau bilang 'belum tentu'?"
Kini Luke berhenti melahap sushi nya lalu menatap wajah Drew dengan serius.
"Eh....aku tidak tahu harus berkata apa...mungkin aku hanya bisa mengingatkan, buat apa kau berusaha mempertahankan hubungan dengannya sedangkan ia tidak berusaha untuk mempertahankan juga. Tidak mungkin kan kalau kau harus memaksakan takdir?"
"Jadi menurutmu Zayn sudah tidak mempertahankan hubunganku dengannya?"
"Itu menurutku. Entahlah. Aku sebenarnya tidak ingin kalian putus, tapi kalau memang jalannya......ya harus bagaimana lagi?"
Drew terdiam. Ia hanya menatap wajah Luke dengan tatapan yang tidak bisa ditebak.
"Maafkan aku berbicara seperti ini Drew..." Lanjut Luke.
"Tidak apa Luke, justru kamu semakin meyakinkanku untuk putus dengan Zayn."
"Sebenarnya aku ingin putus dengannya dari seminggu yang lalu. Aku merasa Zayn sudah tidak peduli lagi...tapi aku belum yakin, aku takut menyesal." Ucapnya sambil mengaduk minumannya dengan sedotan. Mata Drew kini mulai berkaca-kaca.
"He-hei.....jangan menangis....astaga ini semua akibat ulahku menanyakan Zayn."
"Tidak tidak ini bukan ulahmu. Justru aku harus berterimakasih kepadamu...haha aku merindukan Zayn saat ia masih menjadi unknown number."
Mata Luke pun melebar saat Drew mengucapkan unknown number. Luke juga mengetahui kalau sebenarnya unknown number itu bukanlah Zayn. Ia mengetahui itu dari Louis.
"Unknown number........? Drew...ehm...."
"Hm?"
"Oh...tidak ada...lebih baik kau memakan sushi mu yang sebentar lagi menjadi sushi beku." Ucap Luke. Drew terkekeh lalu ia memakan sushinya sampai habis. Setelah Drew dan Luke menghabiskan sushi nya, merekapun memutuskan untuk pulang. Luke mengantarkan Drew pulang ke rumahnya.
"Terimakasih sudah mengantarku pulang Luke!" Ucap Drew saat sampai di rumahnya.
"Sama-sama. Jangan menangis ya di kamar, nanti rumahmu banjir." Ucap Luke sambil tertawa.
"Tidak! Aku tidak secengeng itu. Ohiya Luke, sampaikan salam untuk Calum." Ucap Drew sambil tersenyum.
"Ya...pasti. Sudahlah aku pulang dulu."
----
HAIIIII! Maafin ya part ini panjang wkwkwk padahal ini kan short story ya-_-
Ceritanya udah 4 bulan lebih si Drew sama Zayn pacaran horeeee
Kayaknya bakal double update deh hm tapi gataudeng wkwk labil-_-
Maaf kalo banyak typo dan sebagainya huehehe
yaudah vomments nya ya makasihhhh :))
KAMU SEDANG MEMBACA
No Name
Fiksi Penggemar"Aku selalu mengikutimu Drew, tapi kau saja yang tidak menyadarinya" [Only conversation via message] -completed-