26th of May

1.7K 197 26
                                    

09.00 am

"Karena soalnya lumayan banyak. Jadi saya akan membuat kelompok untuk mengerjakan soal-soal ini." Ucap Mrs. Diana sambil membagikan kertas soal matematika.

"Drew, kamu bersama Michael.......dan Calum."

"YES HAI DREW!" Teriak Michael dengan girangnya. Lantas saja semua mata langsung tertuju pada Michael, ia hanya tertawa melihat reaksi temen-temannya yang langsung melihat ke arahnya itu.

"Tugas ini dikumpulkan besok pagi. Jadi kalian harus mengerjakan sekarang. Silahkan kalian berkumpul sesuai kelompoknya." Lanjut Mrs. Diana setelah membagi kelompok.

Semua anak langsung berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, begitu juga Drew, Michael dan Calum.

"Bagaimana kalau langsung dibagi. Aku mengerjakan nomer satu sampai sepuluh, Michael mengerjakan nomer sebelas sampai dua puluh, dan Calum mengerjakan nomer dua puluh satu sampai tiga puluh."

"Tapi kalau aku ada kesusahan kau wajib membantuku Drew."

"Iya aku pasti bantu kalau ada yang susah...."

"Sudah itu saja? Yasudah aku ingin mengerjakan di bangku ku." Ucap Cal sambil berdiri.

"Hei Cal, kenapa tidak dikerjakan disini saja bersama-sama?"

"Uhm.....disini terlalu dekat jendela, aku tidak suka."

"Yasudah bagaimana kalau kita mengerjakan di meja mu Cal?"

"Jangan.....kau lihat kan? Meja ku penuh.."

"Kau payah Cal."

"Atas dasar apa kau bilang aku payah?!"

"Sudahlah, jangan buang waktumu untuk bertengkar. Kau tidak usah memaksa Calum, Mike." Calum langsung kembali ke bangku nya. Ia lebih memilih untuk mengerjakan tugas itu sendirian.

"Aku bosan sekali satu kelompok dengan dua kutu buku itu." Ucap Luke menghampiri Michael dan Drew yang sedang serius mengerjakan.

"Hahaha rasakan Luke!"

"Kenapa Cal tidak gabung bersama kalian?" Tanya Luke.

"Entahlah, mungkin ia sedang ingin sendiri."

"Dia sedang puber tuh, makanya emosinya labil."

"Berasa tua sekali kau Mike."

"Padahal biasanya dia girang banget kalau satu kelompok dengan Drew. Suka bangga-banggain diri sendiri karena satu kelompok sama Drew." Ucap Michael dengan santainya, sedangkan wajah Luke seperti orang yang sedang panik. Dengan spontan Luke menginjak kaki Michael.

"Hm? Maksudnya?" Tanya Drew tidak mengerti, tapi ia tidak memandang Michael, ia masih serius dengan soal-soal matematika.

"A-aw, ma-maksudku karena kau orangnya pintar dan rajin, jadi semua tugas pasti selesai sebelum waktunya. Luke, terimakasih telah menginjakku."

"Sama-sama, idiot. Lain kali kau perlu menjaga mulutmu. Sudahlah aku pergi dulu, selamat mengerjakan." Ucap Luke lalu meninggalkan Drew dan Michael.

"Pergi jauh-jauh! Jangan ganggu aku lagi." Ucap Michael sambil melempar penghapus kecil ke arah Luke.

"Aku tidak mengerti dengan omongan kalian...." Ucap Drew saat Luke sudah pergi menghampiri Calum.

"Hah....Sudahlah....Memang hanya kami yang mengerti bahasa 'aneh' ini. Lupakan saja Drew, tidak ada yang penting." Drew tidak membalas omongan Drew, ia melanjutkan mengerjakan soal matematika nya.

Saat Drew sudah selesai dengan tugasnya, spontan saja ia langsung melihat ke arah Calum. Ia ingin memastikan apakah Calum sudah selesai atau belum dengan tugasnya.

"Mikey, bagaimana pekerjaanmu?"

"Tinggal dua nomer lagi....kau?"

"Aku sudah selesai...aku akan menghampiri Cal dulu." Ucap Drew sambil berdiri meninggalkan Michael yang sedang mengerjakan soal.

"Bagaimana tugas mu Cal?" Ucap Drew dengan tersenyum.

"Sudah selesai, ini kertasnya. Aku mau menghampiri Luke dulu ya, kau bantu Michael saja, sepertinya ia kesusahan."

"Kau yakin ini benar semua?" Ucap Drew dengan wajah menantang, wajah yang setiap kali ia pakai saat menggoda atau mengejek Calum.

"Kau merendahkanku?" Tidak seperti biasanya, kali ini Calum menjawab dengan wajah seriusnya.

"Hei santai saja, aku hanya bercanda."

"Sudahlah kau urusi saja Michael." Ucap Calum dengan senyum kecut nya dan pergi meninggalkan Drew.

Drew hanya memperhatikan Calum yang sedang berjalan ke arah Luke, Calum sama sekali tidak menyadari kalau Drew sedang memperhatikannya. Hampir seminggu ini Drew merasa Calum menjauh dari Drew, dan Drew sama sekali tidak tahu apa penyebabnya. Ia terus memperhatikan Calum sambil berpikir apa yang telah ia perbuat sehingga Calum menjauhinya.

Tiba-tiba saja ia berhenti memperhatikan Calum saat ada yang menepuk pundaknya dari belakang.

"Jangan melamun." Ucap Zayn.

"Astaga...kau membuatku kaget Zayn."

"Maafkan aku, apa yang sedang kau pikirkan? Daritadi kau melamun." Ucap Zayn sambil tertawa.

"Um...tidak ada! Hahaha sebaiknya aku membantu Mikey."

"Aku juga akan membantu Mikey."

"Zayn kau bukan anggota kelompokku."

"Lalu kenapa? Tapi kan Mikey temanku."

"Hhhhh keras kepala." Ucap Drew sambil memutarkan kedua bola matanya.

"Hahaha tidak tidak, aku tidak akan membantu kelompokmu. Sudah sana bantu Mikey, aku kasihan melihatnya."

Dengan wajah datarnya, Drew berjalan meninggalkan Zayn,

"Drew?" Mendengar Zayn memanggil, ia langsung membalikkan tubuhnya dan menghampiri Zayn lagi.

"Hm?"

"Tidak ada." Ucap Zayn lalu mencubit pipi Drew dengan lembut.

"Sebenarnya aku ingin mencium pipi mu, tapi karena ini di kelas, jadi aku hanya mencubit pipi mu. Sudah sana bantu Michael." Lanjut Zayn.

Kini wajah Drew tersenyum lebar sambil berjalan menuju Michael. Zayn selalu bisa membuatnya tersenyum.

-----

Haaaaai! makin gajelas ya wkwk ampun

tenang aja bentar lagi selesai kok....insya Allah wkwkwkwk

oiya ini sengaja gue skip langsung ke 26th wkwk anggep aja 23th-25th gaada apa-apa gitu ya-_-

BTW MAKASIH YA 2K NYA HEHEW<3<3<3

vote+comment jangan lupa ;)

No NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang