Setelah kejadian kemarin, Nara bener-bener dispen ke sekret cuma buat bikin dekor acara. Capeklah malah jadi babu di labkom. Yang seharusnya Nara cuma bantu dikit, eh ini malah bantu kelewat banyak. Ingetkan yang ngedata peserta yang mau daftar siapa? Nara.
"Ngambek nih ceritanya?" Guanlin yang di sebelah Nara udah Nara ceritain soal kejadian kemarin.
"Ya masa dia gak tanggung jawab sama tugasnya? Harusnya dia yang banyak kerja lah, awalnya gua juga dimintain tolong cuma buat ngasih tau a-o-pe tuh kayak gimana. Eh malah dibabuin, kesel gak kalo digituin?" oceh Nara yang udah kayak nge-rap.
Guanlin cuma dengerin aja. Takut salah ngomong kalo ngejawab. Mana si Nara lagi kedatengan "tamu bulanan" jadi dia takut si Nara malah ngamuk nantinya. Tapi ini pertama kalinya Guanlin ngeliat Nara emosian pas datang bulan, karena selama ini dia gak pernah liat Nara kayak gini kalo lagi kedatengan.
"Yaudah, tenangin diri dulu aja nih." Guanlin nyodorin sebotol air mineral ke Nara. Kebetulan dia beli ke salah satu anak kelas karena harganya yang hanya 2000 dibandingkan kantin yang harganya 3000 tapi belum dia minum.
"Makasih lin." ucap Nara pelan. Amarahnya sudah mulai mereda karena dirinya mulai tenang setelah minum air mineral.
"Maaf, Hanji orangnya emang gitu." ucap Felix tiba-tiba. Dia dari tadi ada di sana, hanya saja ia diam, dan menyimak apa yang Nara katakan. "Kalo ada game yang baru dia coba, emang suka gatau diri sampe lupa waktu." lanjut Felix.
"Dia kayak gitu juga ada alasan tertentu. Gua kenal dia dari dulu, maafin dia ya ra?" ini Changbin yang ngomong. Nara awalnya takut karena tiba-tiba Changbin yang auranya bikin Nara ngeri ikutan nimbrung.
Tapi gak baik juga kalo marah terus setelah Nara pikir-pikir. Tapi egonya dia masih tinggi karena bawaan tamu bulanannya itu. Jadi... ya gitu.
"Ntar liat aja nanti. Gua gak tahan marah lama-lama juga aslinya. Cuma karena lagi kedatengan tamu aja kayaknya ego gua jadi lebih tinggi." jelas Nara.
Felix ama Changbin mengangguk-anggukkan kepala. Mereka mengerti kondisi Nara saat ini. Karena mereka sendiri juga udah suka denger curhatan temen kelas mereka yang punya cewe. Kalo lagi dateng bulan jangan diajak ribut, malah kalah nantinya ama si cewe :)
🌫🌫🌫
"Nyai!" ucap seseorang ketika Nara baru mau masuk kelas. Nara bingung, lalu dia nengok ke belakang kanan dan kirinya tapi tidak ada seorangpun yang berdiri di ambang pintu kecuali dirinya.
"Elu maksudnya ra, kok bingung?"
"Ya gua bingung kenapa gua dipanggil nyai njir."
"Ya... cocok aja?"
"Gua tabok lu ya?" si Somi cuma ketawa pas Nara udah mau tabok dia.
"Kedatengan tamu lu? Sensian amat." tanya Somi.
"Ho'oh. Tapi gua gak pernah se-sensi ini pas lagi M." ucap Nara dan mereka berduapun masuk ke kelas.
"Ada masalah?" tanya Yeri setelah Nara duduk di tempat duduknya. Yeri jadi teman bangku Nara dan kebetulan tempat duduk Somi berada di depannya.
"Mau dibilang iya, gua nya juga salah." jelas Nara.
"Cerita dong cerita."
Nara pun menceritakan kejadian itu. Ia tidak menyebutkan nama Hanji selama bercerita dan dia juga tidak menyebutkan nama lomba yang diurus oleh Hanji. Dia hanya menyebut "A" sebagai nama samaran yang berasal dari divisi lomba dalam ceritanya itu.
"Gua jadi lu rasanya dongkol banget sumpah." Keluh Yeri. "Ya masa gitu sih???"
"Udeh udeh, gua ke sini bukan buat julid anjir."
"Terus ngapain dong?"
"Ngadem lah, di sekret panas euy. Kelas kan adem, jadi sayang untuk disia-siakan." jawab Nara.
"Ya in aja ra."
Nara hanya terkekeh dan diam sambil memainkan HPnya. Tujuan dia tidak lebih, hanya ingin ngadem di kelas.
Entah apa yang dipikirkan oleh Nara, ia mengambil jaketnya lalu menggelar kain hitam tipis yang berukuran cukup besar di lantai bagian belakang kelas. Setelah tergelar, ia langsung tiduran di atas kain dan menjadikan jaket yang tadi ia ambil sebagai penutup tubuh bagian atasnya. Nara lanjut main HPnya sambil tiduran.
Tiba-tiba ada yang mengambil HPnya. Padahal ia tengah membaca komik secara online di HPnya itu.
"Jangan sambil tiduran." Orang yang mengambil HP Nara kini duduk tepat di sebelahnya sambil menatap ke arahnya.
"Balikiiin~" Pinta Nara, tapi orang itu justru malah meninggikan tangannya agar Nara tak dapat meraih HP miliknya. "Guanlin! Balikin ih!"
"Jangan tiduran, mata lu sakit ntar gimana?"
"Biar! Mau main gua, sini balikin!" Nara memukul kaki Guanlin agar Guanlin menurunkan HPnya. Tapi usahanya sia-sia, seperti melukis di atas air. Sang pelaku hanya tertawa melihat tingkah laku pacar kesayangannya itu.
"Duduk dulu. Baru gua kasih."
"Ih Guanlin ih!" Nara tahu jika Guanlin bermaksud baik, tapi ia tidak suka.
"Duduk?"
Nara mendengus kesal. Akhirnya dia mengalah dan duduk di sebelah Guanlin. Jangan lupa, wajahnya masih kesal dengan Guanlin. Nara menyodorkan tangannya ke arah Guanlin, meminta HPnya dikembalikan.
"Sini HP gua."
"Jangan tiduran lagi tapi."
"Gak janji."
"Yaudah gak dikembaliin."
"Ish! Ngeselin!" Ketus Nara cukup kencang.
Ia terdiam. Guanlin juga. Nara menatap kesal sementara Guanlin menatap dirinya agak remeh.
"Pacarannya bisa gak di kelas juga gak? T_T" Ucap Haechan menginterupsi Nara dan Guanlin.
"Eh iya, maap chan. Marah ke Guanlin aja ye, dia ngambil HP gua terus gak mau ngebalikin." Ujar Nara.
"Kok gua? Gua gini biar lu gak main HP sambil tiduran, mata lu nanti bisa rusak. Ntar pake kacamata, ribet juga lu sendiri." Jelas Guanlin.
"Yaudah gak usah ribut lagi, ntar gua suruh nikah aja lama-lama." Kata Mark.
"HEI!!!"
"Aaminn..." Siapa lagi kalo bukan Guanlin? :)
"Kok diaminin!?"
"Ya bagus dong hubungan kita bisa dibawa sampe ke jenjang lebih tinggi." Jelas Guanlin sambil senyum ke arah Nara.
Rasanya Nara mau melempar bantal ke arah wajah Guanlin yang sering sekali tersenyum dengan sangat manis. Salah tingkah? Iya.
INI DI SEKOLAH WOI MASALAHNYA!, batin Nara.
"Gengs! Mari kita tinggalkan pasangan yang lagi kasmaran di belakang." Ujar Chenle ke beberapa teman kelasnya yang ada di kelas selain Nara dan Guanlin. "Ayo gua jajanin di kantin lu lu pada."
Tentu saja anak kelas lainnya tak menolak ajakan dari Chenle. Siapa sih yang tidak ingin makanan gratis? Apa lagi Chenle kalau mentraktir orang itu tidak tanggung-tanggung.
"IH LE APAAN SIH KOK NINGGALIN???"
"Manfaatin waktu yang kita kasih ok? Kita bakal balik pas bel masuk bunyi, bye Nara!" Jelas Somi yang terakhir keluar dari kelas dan langsung menutup pintu.
Hanya Guanlin dan Nara yang masih terkejut yang kini ada di dalam kelas. Nara menoleh ke arah Guanlin. Pria yang ada di sampingnya itu kini tengah menatap dirinya sambil tersenyum.
"Kenapa senyum?" Tanya Nara. Kan horor kalau ternyata Guanlin senyum-senyum karena kerasukan... HIH!
"Cantik."
Rasanya Nara mau menghanyutkan diri ke sungai musi.
■
Hehehehe gimana? :3
Mingdep aku bakal UTS :')Keep vomment! UwU
KAMU SEDANG MEMBACA
°˖✧ Kelas 11 | Lai Guanlin
Fanfiction[the second book from Kelas 10] Nara's life gonna be so busy and problematic from now. Highest Rank : [30.01.19] #518 in ShortStory [30.01.19] #531 in FiksiPenggemar Start : 26.01.19 End : ??? ©gulalin_