Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Waktu para peserta lomba yang lombanya dilakukan di hari-H untuk registrasi ulang. Tepat sebelum gerbang acara dibuka, ada sambutan yang diberikan oleh guru pembimbing dan ketua pelaksana acara kepada seluruh panitia pelaksana.
Meski masih jam 7, stand makanan dan merchandise sudah bertengger rapih di tempat yang sudah disediakan. Hanya bagian rumah hantu yang belun selesai karena nanti akan dibuka dengan sistem 2 sesi, sesi pertama jam 10 pagi hingga jam 12 siang dan sesi kedua mulai dari jam 1 siang hingga jam 2 siang.
"Kita udah siap kan ji?"
"Yoi, tinggal tunggu jam main aja. Setengah 9 kan?" Tanya Hanji memastikan.
"Iya. Sekarang gabut nih berarti?"
"100 poin untuk Nara."
Mereka berdua kini duduk di dekat bagian registrasi ulang dan body check para pendatang yang berarti di dekat gerbang. Saking gabutnya emang, jadi mereka kayak orang yang ikutan ngemper begitu di jalanan. Tapi ini di atas kursi.
"Eh, ini lomba a-o-pe dimana? Ada yang nanyain." Tanya salah seorang panitia.
"Ada petunjuk jalannya kok nanti pas masuk." Jelas Hanji.
"Uh she up."
Mereka bengong lagi. Gatau mau ngapain. Karena ide petunjuk jalan buat lomba a-o-pe merupakan inisiatif dari mereka berdua dan itu juga udah siap dari tadi. Di dalam ruangan juga udah ada asturo gede yang berisikan peraturan, kapan permainan di mulai, dan hal lainnya yang emang butuh diberitahukan pada peserta lomba.
Memang terniat mereka.
"NARAAAA!!!" Nara yang lagi bengong langsung buyar dengan suara yang cukup melengking itu. Hanji juga ikut buyar karena ia terkejut dengan suara itu.
"Sipit, suara lu berisik banget sumpah." Nara langsung megang telinganya sendiri karena suara melengking dari si "sipit" ini membuat telinganya sakit.
"Ini tuh gak sipit! Cuma minimalis doang!"
"Lu kesini sendiri pit?"
"Bisa gak manggil gua sipit gak? Gak sendiri sih, kita cuma beda mobil. Kangen gak lu ama gua ra? Sudah berapa lama tidak jumpa?" Ujar si "sipit" ini yang namanya entah akan disebutkan atau tidak oleh Nara.
"Lu ikut lomba?"
"Ho'oh, lomba kana nih." Semacam lomba dengan huruf-huruf Jepang gitu pokoknya.
"Semangat ya pit."
"Jan panggil gua sipit!" Si "sipit" pun pergi meninggalkan Nara bersama teman satu sekolahnya.
Sungguh, namanya bukan pipit. Memang matanyalah yang minimalis sehingga dirinya dipanggil demikian.
Tenang aja kok, mereka teman dekat sewaktu SMP dulu. Dan menurut Nara itu panggilan kesayangan dari dia buat temannya yang satu itu. Kebetulan teman-temannya di SMP dulu ada beberapa yang suka Jepang jadi ada yang datang untuk mengikuti lomba. Meski sekolah mereka kini telah berbeda, tentu itu tidak memutus tali pertemanan mereka.
"Astaghfirullah gua udah kayak nyamuk doang." Ujar Hanji.
"Eh maaf ji baru inget kalo ada lu." Nara terkekeh pelan setelah berkata demikian.
"Mabar aja kuy? Sambil nunggu waktu mulai lombanya."
"Mobel lejen atau a-o-pe?"
"Pabji ada?"
"Ada."
"Ok pabji aja."
Nah lho jadi pindah haluan gamenya. Awalnya mobel lejen, terus ke a-o-pe, dan berakhir ke pabji. Memang ajaib mereka ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
°˖✧ Kelas 11 | Lai Guanlin
Fanfiction[the second book from Kelas 10] Nara's life gonna be so busy and problematic from now. Highest Rank : [30.01.19] #518 in ShortStory [30.01.19] #531 in FiksiPenggemar Start : 26.01.19 End : ??? ©gulalin_