2

832 78 2
                                    

Jungkook berjalan dengan santai ke kantin, ia membeli makanan yg ia inginkan dan duduk di meja kosong yang berada di ujung kantin.

Jungkook menikamati makannya sendiri dengan khidmat, tidak menghiraukan tatapan kagum dari para siswi. Tapi keadaan heningnya berubah saat seseorang duduk di hadapannya dengan minumannya. Jungkook tidak merasa terganggu namun orang-orang menjadi sangat heboh karena orang itu adalah Kim Taehyung.

Taehyung sendiri hanya membeli minuman rasa coklat tanpa makanan.

"Hyung mau ?" Jungkook menawari Taehyung makanannya, sedangkan Taehyung yg bermain hp hanya mengangguk dan menyuapkan makanan yg di tangan Jungkook ke mulutnya.

Semuanya kaget. Seorang Kim Taehyung di suap ? Dan seorang Jeon Jungkook berbagi makanan ? Sungguh membuat mereka terkejut bukan main. Apakah kedua es sekolah sudah cair ?

Semuanya tahu jika Jungkook dan Taehyung adalah orang yg irit bicara dan bermuka datar.

"Kau mau bolos lagi ?" Tanya Taehyung kepada Jungkook.

"Iya, hyung mau ikut ?"

"Tentu, kau harus di jaga adik kecil."

"Aish hyung aku tidak kecil !!"

"Iya iya, bocah."

.

.

.

.

.

.

.

Jungkook dan Taehyung baru saja melewati pagar sekolah dengan motor andalan mereka. Saat sampai di sebuah cafe favorit mereka, baik Jungkook ataupun Taehyung di buat terkejut dengan sosok guru yg mengajar mereka.

"Halo anak-anak. Apa kalian siap belajar ?" Tanya Seokjin melihat Jungkook dan Taehyung. Seokjin tahu Taehyung dan Jungkook akan datang ke Cafe Hoseok, oleh sebab itu ia datang terlebih dahulu.

"Ssaem ?"

"Kenapa ? Duduklah."

Taehyung kesal melihat gurunya ini begitupun Jungkook. Seokjin selalu mengurus urusan mereka dan itu sangat menyebalkan. Taehyung dan Jungkook hendak pergi namun di tahan Seokjin.

"Kalian mau ke mana ?" Tanya Seokjin dengan tegas, tidak ada lagi ucapan lembut.

"Apa masalahmu ssaem ?" Tanya Jungkook.

"Masalahku adalah kalian."

"Ayolah, kami tidak pernah menggagumu." Balas Taehyung malas.

Jungkook dan Taehyung menghempas tangan Seokjin yg menahan mereka. Kemudian berlalu dengan motor mereka meninggalkan Seokjin.

"Aish hyung~~~ kau membuat TaeTae dan Kookie pergi." Ucap Hoseok yg sedari tadi berada di ruangannya, ia keluar mendengar suara kedua pelanggan kesayangannya.

"Kau kenal mereka ?"

"Iyalah, mereka kan pelanggan kesayanganku." Balas Hoseok.

"Harusnya kau tidak menerima mereka, bagaimana jika mereka tidak ke sekolah ?" Marah Seokjin.

"Apa urusanku ? Yang penting mereka membayarkan ?" Balas Hoseok tidak peduli. Seokjin lupa satu hal jika orang di hadapannya ini adalah orang dengan hati dan pikiran yg kecil dan ia harus memperbaiki itu.

Tapi Seokjin bisa saja salahkan ?

'Mereka terlalu banyak masalah hyung, setidaknya aku bisa memberikan mereka minuman yg mereka inginkan.'

Ucapan Hoseok sebelum masuk ke ruangannya membekukan Seokjin namun membuat Seokjin tersenyum walau sangat tipis.


.

.

.

Jimin berjalan dengan buku serta earphone di telinganya. Berjalan sambil membaca, orang-orang yg ia lewati akan pindah secara otomatis sehingga Jimin tidak akan khawatir menabrak seseorang. Namun ketenangannya harus terganggu akibat ulah seseorang yg dengan sengaja melempar bola kepadanya.

"Ups aku minta maaf." Jimin membuka Earphonenya dan menatap orang yg memandangnya remeh.

"Oke." Jimin membalas dengan singkat lalu memungut bukunya dan berlalu sebelum orang yg mengganggunya itu menghalanginya.

"Eoh Park Jimin, betapa sombongnya dirimu." Ucap Sungjae.

"Kau anak baru ?" Jimin malah kembali bertanya.

"Apa ?"

"Changsub Ssi, apa dia anak baru ?" Tanya Jimin kepada Changsub yg sedari tadi berada di belakang Sungjae bersama temannya yg lain.

"Iya."

"Oh." Jimin menjawab dengan santai namun membuat yg mendengarnya gemetar. Bahkan mereka yg sedari tadi menonton menjadi seperti patung. Tapi Jimin hanya berlalu sebelum Sungjae mengganggunya.

"Hei Sungjae, matilah kau."

"Hah ?! Aku hanya ingin dia itu ada teman atau setidaknya berbicara dengan panjang." Balas Sungjae.

"Tapi Park Jimin tidak butuh itu."

"Aku memang tidak terlalu tahu dia, tapi Jimin itu benar-benar kosong. Dan ia sedikit sombong kau tahu ?"

"Aish terserah kau saja !! Lagipula, senakal-nakalnya kita, jangan pernah ganggu Jimin."

.

.

.

"Apa tuan memanggilku ?"

"Keluarkan Yook Sungjae."

"Tidak bisa tuan, ia anak pengusaha dari YK Corp. Tapi jika tuan mau, kami akan mengeluarkan Sungjae selama beberapa hari." Balas sang pesuruh.

"Bisa aku yg tentukan waktunya ?"

"Bisa tuan."

"1 bulan."

"Baik Tuan Park."

"Jangan panggil aku Tuan paman, dari tadi paman memanggil ku tuan. Jika paman memanggilku begitu maka aku akan memecat paman."

"Huft, kau sangat suka mengancam Jimin. Tapi saya juga hanya sebatas-"

"Yaya terserah paman saja hehehe."

Sang tangan kanan yg telah berumur lanjut itu hanya menggelangkan kepala.

TBC

In My Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang