Yoongi menutup mata lelah, ia memang berada di rumah namun ia masih bekerja. Ia yang tidak tahan akhirnya tertidur dengan laptot yg masih menyala.
Jungkook masuk ke rumahnya dengan pelan, ia berhasil kabur tadi siang dan Yoongi tidak sadar akan hal itu. Jungkook hanya ingin menemui temannya, tapi kakaknya yg overprotektif itu selalu membuntutinya.
"Eh? Ruang Yoongi hyung masih menyala? Oh iya inikan baru jam 9 malam." Jungkook berjalan lagi namun sesuatu menarik perhatiannya, yaitu ruangan sang kakak tidak terkunci.
Jungkook mengintip dan melihat sang kakak tertidur. Awalnya Jungkook terkejut karena Yoongi tidur pada jam 9? Ayolah, Jungkook tahu jika kakaknya termasuk pemalas namun tidur di saat bekerja bukan seorang Min Yoongi.
Jungkook memutuskan memindahkan sang kakak ke sofa yg berada di ruangan tersebut. Ia mengernyit melihat kantung mata Yoongi menghitam juga badan sang kakak yg semakin kecil.
"Maaf hyung hiks." Jungkook mengambil selimut dan menyelimuti sang kakak.
"Aku tidak bermaksud mendiamimu, aku hanya ingin tahu ada apa. Aku tidak bisa terus terusan di dalam rumah, maaf hyung." Jungkook akhirnya melangkah keluar ruangan Yoongi dan memasuki kamarnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aish, kenapa banyak yg mau menangkapku sih? Memangnya aku artis? Orang kaya? Eh? Usahaku kan sukses." Hoseok menggelengkan kepala dengan ucapannya. Tapi dalam waktu yg berdekatan ini, ia sudah dua kali tertangkap dan di kurung.
Kriet
Pintu ruangan yg mengurungnya sedikit terbuka membuat Hoseok mendongak.
"Hai sayang!"
"Kau? Mau apa hah?" Bentak Hoseok melihat sosok yg selalu mengganggunya.
"Ssst santai saja sayang, eomma hanya ingin kau tanda tangan di sini." Wanita yg mengaku eomma Hoseok ini memberikan kertas.
"Jangan sebut dirimu eommaku, lagipula bagaimana cara ku tanda tangan jika tanganku di ikat?" Ucap Hoseok terkesan mengancam di awal.
Wanita tersebut nampak berfikir lalu membuka tali ikatan Hoseok.
"Cepat tanda tangan !"
Hoseok menatap wanita tersebut lalu merobek surat yg di berikan wanita tersebut.
"Tidak akan. Dasar Bodoh!" Umpat Hoseok.
"Kau? Dasar anak kurang ajar !!" Perempuan tersebut terlihat marah dan memanggil beberapa orang untuk menyiksa Hoseok.
"Aarrgg"
###
Seokjin menghela nafas, bukan karena lelah tapi ia khawatir. Ia tdk bisa menghubungi Hoseok, Taehyung ataupun Jungkook.
Hp nya terjatuh ke air dan menghilang sedangkan semua kontak ada disana. Dan yg membuatnya terkejut adalah ayahnya akan menikah lagi. Sebenarnya ia bodoh amat tapi mengetahui calon ibu barunya membuat ia kaget.
Seokjin melihat kontak dengan nama 'Yoongi' di hpnya. Hanya ini harapan Seokjin namun Yoongi tidak pernah mengangkat telfonnya.
###
Taehyung mengerucutkan bibirnya. Ia benar-benar marah dengan Namjoon, bagaimana bisa kakaknya itu tega menyuruhnya membersihkan halaman rumah sebesar istana ini.
"NAMJOON HYUNG!!" Teriak Taehyung, saat ini ia sedang membersihkan halaman rumahnya
"Astaga Tae, ada apa?"
"Yang astaga itu adalah kau hyung, bagaimana bisa kau menyuruhku membersihkan seperti ini sedangkan kau dan si pendek itu hanya duduk hah ?!" Taehyung mengomel dan sedikit membuat Jimin jengkel. Bagaimana bisa anak itu menyebutnya pendek?
"Siapa bilang? Jimin juga aku hukum membersihkan bagian dalam. Kalian berdua membuat kesalahan jadi aku tidak akan memaafkan kali ini."
"Oh astaga!" Taehyung berfikir apa balapan itu salah? Sedangkan Namjoon sudah berlalu meninggalkannya.
"Apa masalahnya balapan sih?"
Jimin yg kebetulan ingin buang sampah mendengar gumaman Taehyung.
"Tentu saja salah, itu berbahaya asal kau tahu." Jimin membalas ucapan Taehyung sedangkan Taehyung menatap Jimin tajam.
"Bukan urusanmu dan bukan urusan Namjoon hyung yg menyebalkan itu, aku bisa hidup tanpa kalian."
Jimin memandang remeh Taehyung lalu mengangkat bahunya.
"Aku memiliki banyak kerjaan yg lebih penting di banding mengurusmu." Ucap Jimin
Deg
Deg
Jimin dan Taehyung kembali ke pekerjaan masing-masing.
"Jimin?"
"Eoh? Yoongi hyung?"
"Apa Namjoon ada?" Tanya Yoongi, pagi ini ia ada janji dengan Namjoon.
"Tunggu sebentar hyung."
Jimin mengenal Yoongi walau tidak dekat.
Yoongi melihat ke halaman belakang dan melihat sesosok yg seperti pernah ia lihat.
"Tunggu dulu, teman Jungkook yg datang waktu itu Kim Taehyung kan? Apa dia adik yg Namjoon suka ceritakan?"
"Pantas saja waktu itu aku tidak mengenalnya, ia merubah penampilannya ya?" Gumamnya lagi.
Yoongi berniat menghampiri Taehyung untuk memastikan bahwa itu Taehyung karena Taehyung membelakanginya. Namun niatnya tertahan karena Namjoon telah datang. Setelah itu Yoongi dan Namjoon pergi ke bandara untuk perjalanan bisnis.
.
.
.
Taehyung memandang datar Jungkook yg hanya cengengesan di hadapannya.
"Jadi kenapa kau tidak bisa di hubungi?"
"Hehehe hp ku di sita Yoongi hyung."
"Huft kakakmu itu benar-benar gila atau tidak waras ?" Ucapan Taehyung membuat Jungkook memandangnya malas.
"Bedanya apa hyung?"
"Jelas bedalah, kalau gila itu yg itu tuh" Taehyung menunjuk seseorang yg berjalan di luar cafe dengan gaya yg bisa di bilang berantakan, Jungkook mengangguk paham.
"Lalu tidak waras ?" Tanya Jungkook
"Yg tidak waras itu seperti saudaraku, memiliki akal tapi tidak di gunakan." Jungkook membeku mendengar ucapan Taehyung yg penuh atas kemarahan. Dan kalau Taehyung berkata saudara, maka yg ia maksud adalah saudara tirinya.
Walau begitu, Taehyung sama sekali tidak sadar akan ucapannya. Ia sering melakukan hal tersebut saat bercerita kepada Jungkook dan Jungkook hanya akan tertawa saat Taehyung sadar jika ia menyebut Jimin saudaranya.
"Saudara ?" Jungkook menghilangkan kekagetannya atas perkataan Taehyung dan tersenyum mengejek.
"Apa? Siapa yg bilang saudara?"
"Kau hyung."
"Tidak, kau jangan mengada-ada."
Jungkook tertawa melihat salah tingkah Taehyung tapi Jungkook tetaplah memikirkan perkataan Taehyung.
Setelah selesai tertawa, Jungkook memandang Taehyung yg sedang mengomel sendiri sambil minum minumannya.
"Maka buat ia waras hyung."
TBC