3

682 69 0
                                    

Yoongi menghela nafas lelah. Adiknya kembali berulah, membuat ia harus ke sekolah berkali-kali dengan alasan yg sama yaitu bolos dari sekolah.

"Oh astaga !! Jeon Jungkook !!" Yoongi frustasi menghadapi sang adik.

"Jungkook !" Ucap Yoongi tanpa halo kepada Jungkook di seberang telefon

"Eoh ? Ada apa hyung ?"

"Kau di mana ?"

"......"

"Jawab aku, di mana kau Jungkook !"

"......"

"JEON JUNGKOOK !"

"Hahaha Jeon Jungkook ya ?"

Yoongi merutuki dirinya yg menyebut nama asli sang adik.

"Aku tidak di mana-mana, aku baik-baik saja dan aku akan pulang. Jadi jangan pernah menyimpan alat lacak di pakaianku tuan Min Yoongi."

Tut

Yoongi terdiam, ia terkejut sekaligus merasa bersalah. Bahkan Jungkook tidak memanggilnya hyung. Seharusnya ia tidak menyebut marga asli sang adik. Ia dan Jungkook bukanlah saudara kandung.

Jungkook sama sekali tidak membenci namanya, tapi ia tidak suka jika sang kakak menyebut namanya karena menurut Jungkook, itu membuatnya sadar bahwa ia dan Yoongi bukanlah saudara kandung.

###

"Maaf. Saya tidak melihat anda." Ucap Jungkook kemudian membantu orang yg ia tabrak.

"Ssaem ?"

"Jungkook ? Apa yg kau lakukan malam-malam begini ?"

"Eh ? Hanya mencari udara."

"Kau bohong padaku."

"Aish, terserah Ssaem saja. Aku minta maaf sudah menabrakmu." Jungkook membungkuk dan hendak pergi.

"Tidak mau singgah ?"

.
.
.

"Coklat hangat, ini akan membuatmu hangat." Ucap Seokjin memberikannya kepada Jungkook.

"Terima kasih Ssaem." Balas Jungkook

"Tidak masalah dan jika kau tidak keberatan, bisakah kau memanggilku hyung saja ?"

"A-apa ?"

"Hyung, panggil aku hyung. Kita bukan di sekolah." Balas Seokjin.

"Baik Hyu-Hyung." Seokjin yg gemas akhirnya mengacak rambut Jungkook.

"Aigoo, andaikan aku punya adik."

Seokjin dan Jungkook berbicara hal-hal biasa, Seokjin tidak menanyai Jungkook macam-macam karena takut Jungkook akan salah paham padanya. Seokjin dan Jungkook akhirnya memutuskan main game, walaupun Seokjin seorang guru, ia memiliki banyak variasi game.

"Wahh, koleksi game hyung banyak banget." Ucap Jungkook melihat banyak koleksi game Jin.

"Hehehe Kim Seokjin."

Drrrt

"Aish siapa yg menelfon ?" Gerutu Jungkook, ia baru saja ingin bermain game.

"Angkat dulu, siapa tahu penting."

Jungkook berjalan menjauh dan mengangkat telefon yg ternyata dari Yoongi.

"Ada ada hyung ?"

"Kau tidak pulang ? Di mana kau sekarang ?"

"Bagaimana hyung bisa tahu ?"

"Jungkook, kau di mana ?"

"Aku-aku" Jungkook melihat Seokjin yg ternyata melihatnya juga.

"Aku di rumah teman."

"Ini sudah malam, pulanglah."

"Apa hyung akan pulang ?"

"........"

"Tidakkan ?" Jungkook meminta Seokjin berteriak memanggilnya.

"Bukan begitu-"

"JUNGKOOK KAU BELUM MENGERJAKAN TUGASMU." Teriak Seokjin yg di beri jempol oleh Jungkook.

"Hyung, aku di cari temanku. Sudah dulu ya."

Tut

"Terima kasih Jin hyung." Jungkook duduk di tempatnya lalu bermain game.

"Mau menginap ?" Ucap Seokjin sontak membuat Jungkook kalah dari game.

"Ti-tidak, aku akan pulang."

"Aku tidak yakin kau akan pulang, menginaplah di sini. Besok adalah hari libur." Seokjin sebenarnya tahu jika Jungkook tidak punya orang tua.

"Tidak, aku akan merepotkan."

"Walaupun baru beberapa bulan aku mengenalmu, tapi kau sama sekali tidak akan merepotkanku."

.

.

.

.

.

.

.

Tiga orang yg sedang makan malam di sebuah rumah itu sangatlah tenang. Hanya terdengar dentingan sendok dan garpu.

"Taehyung ! Jimin !"

"Ya ?" Jawab Jimin sedangkan Taehyung hanya mendongakkan kepala.

"Aku berniat mengajak kalian ke sebuah pentas musik."

Taehyung tersenyum senang bahkan membuat mulutnya terbuka. Namjoon berusaha keras menahan tawa melihat ekspresi Taehyung, Jimin bahkan ingin memukul wajah Taehyung.

"Hyung serius ?" Tanya Jimin.

"Menurutmu ?"

Jimin tersenyum lembut, baik Namjoon ataupun Taehyung tidak pernah melihat senyum itu.

.

"Hyuungg cepat !!"

Namjoon menggelengkan kepala melihat tingkah Taehyung. Jimin telah duduk dengan tenang di samping supir. Taehyung memang tidak terlalu menyukai duduk di samping Namjoon yg notabennya akan menjadi supir.

Taehyung lagi-lagi mendengus kesal, Namjoon dan Jimin terus berbicara hal yg tidak ia mengerti. Pembicaraan mereka tidak jauh dari kata bisnis.

###

Jungkook terbangun dan melihat ke samping dimana Seokjin tidur. Tempatnya telah kosong yg menandakan Seokjin sudah bangun. Samar-samar Jungkook mendengar suara dari dapur.

"Mungkin Jin hyung sedang memasak." Jungkook beranjak dan melihat sepucuk kertas di dekat lemari.

'Jungkook ! Jika kau sudah bangun maka mandilah, aku sudah menyiapkan sikat gigi baru untukmu. Dan jika kau melihat lemari sedang, bukalah dan pakailah pakaian dari sana. Pakaian yg ada di sana masih baru dan tak tersentuh.'

Jungkook hanya menganga membaca surat dari Seokjin, ia tidak habis pikir dengan pikiran gurunya.

Walaupun merasa merepotkan, Jungkook merasa senang bersama Seokjin. Bahkan pakaian yg tersimpan di lemari sangat sesuai dengan stylenya.

"Pagi Seokjin Hyung !"

"Pagi Jungkook ! Apa kau suka bajunya ?" Tanya Seokjin yg di balas anggukan oleh Jungkook.

"Ayo sarapan, aku sudah menyiapkan banyak makanan untukmu." Ucap Seokjin.

***

TBC

In My Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang