Ch 5

170 11 1
                                    

***

   Freya sangat bingung sekarang. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi, ancaman Nata membuatnya tidak bisa berkutik. Di sisi lain, Bhakti jadi taruhannya. Tidak mungkin Freya biarkan, hanya karena kejadian itu sekolahnya dan sekolah Nata terjadi tawuran yang unfaedah.

"Gue harus gimana dong, Ta?" tanya Freya bingung pada Tara.

"Lo cuma bisa yakinin salah satu pihak doang, Fre." Jawab Tara yakin.

"Gue kasih saran. Mending lo ngomong ke Bhakti. Biar jangan di hirauin si Nata-nata itu." Ucap Emma.

"Ma, lo gila ya? Mana bisa?! Bhakti udah terlanjur gedeg sama si Nata itu! Apalagi bukan cuma karena si Nata mukul Bhakti. Yang kemaren-kemaren? Pas Bhakti liat sendiri Freya di sakitin? Bhakti marah. Nggak trima dia!" kata Aline menjelaskan.

"Udah dong udah. Bantuin gue kek! Pusing nih!" keluh Freya pasrah.

"Makanya. Jadi cewek jangan kecantikan. Jadilah, tuh, si Nata naksir beneran," ucap Tara terkekeh. Begitu pun Aline dan Emma.

"Brisik!" jawab Freya kesal. Saat ketiga kawannya asyik menertawainya, dari kejauhan Freya melihat Bhakti, berjalan cepat, seperti sedang menahan emosi.

"Itu Bhakti! Gue samperin dulu." Pamit Freya, lalu pergi meninggalkan teman-temannya tanpa menunggu jawaban mereka.

"Bhakti! Tunggu!" teriak Freya. Bhakti berhenti menyadari Freya memanggilnya.

"Ya, Fre. Kenapa? Gue lagi buru-buru. Jangan sengaja ngulur waktu buat ngelindungin si Nata!" jawaban Bhakti membuat Freya mengerjap beberapa kali.

"Lo apaan sih, Ti? Gue nyegah lo, karena gue nggak mau lo luka! Lagian ngapain ngeladenin mereka sih!" bentak Freya balik.

"Gue nggak suka kalo lo di kasarin orang! Gue nggak suka lo di kata-katain orang! Apalagi orangnya Nata! Gue benci!" jawab Bhakti kesal.

"Tapi, Ti. Ini bukan jalan terbaik. Satu sekolah bisa ngeroyok gue, kalo mereka percaya gue penyebab Tunas Bangsa sama Nusa Mandiri tawuran. Please, Bhakti. Jangan..." Pinta Freya memelas.

"Gue nggak bisa. Lo tenang aja. Ada gue. Dan stop buat memelas depan gue kayak gitu. Gue pergi. Ada urusan." Pamit Bhakti. Berlalu pergi tanpa persetujuan Freya.

Gue capek ngomongin lo, Bhakti. Tapi lo nggak mau dengerin gue. Huh! Serah! Satu-satunya jalan gue buat cegah, cuma Nata. Fix! Gumam Freya.

***

  Freya memberanikan diri untuk menghubungi Nata. Dengan rasa was-was, Freya mengetik satu persatu huruf di layar ponselnya. Karena hanya ID Line Nata yang Freya tau, akhirnya dengan berat hati Freya mengalah.

Freya.

Nat, gue mau ngomong. Bisa ketemu?

Dalam hati, Freya tidak yakin Nata akan menggubris pesan darinya. Tapi status terbaca membuat Freya semakin was-was.

      Sementara itu, Nata yang sedang seru-seruan bersama kawannya sedikit heran. Melihat pesan dari Freya.

Ngapain dia ngeLine gue? Tanya Nata dalam hati.

Dinata.

Mau ngapain? Ketemu dimana?

Freya.

Soal tawuran. Gue mau ikut. Di mana yang lo bisa.

     Setelah mendapat balasan dari Freya, Nata di buat terkejut dengan isi Line dari Freya. Nata tidak sadar. Sejak tadi Aryo dan yang lain memperhatikannya bingung.

SENJA NATA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang