Ch 20

82 5 0
                                    

     Nata bersandar di pohon belakang sekolah. Menenangkan diri. Sembari berpikir dan mencari cara. Agar hubungannya dengan Freya kembali. Suasana yang sangat tenang. Selain taman tua dan bukit senja. Nata merasa nyaman. Meski pikirannya sedanh berkecamuk.

     Aryo datang membawakan satu botol air mineral. Aryo serahkan begitu saja. Dan Nata menerima tanpa melirik sohibnya itu.

"Lo nggak baik-baik aja." kata Aryo mengawali percakapan.

"Kenapa lo nggak bawaain gue beer? Atau miras? Biar gue lupain semuanya buat beberapa saat." celetuk Nata tanpa merasa berdosa. Aryo memukul tengkuk Nata. Meski tak terlalu kencang.

"Lo mau gue bunuh?" tawar Aryo.

"Lo bakal bunuh gue kalo lo tau masalaj gue sama Freya." jawab Nata lesu. Menghela kasar. Meminum kembali air mineral yang masih tersisa setengah.

"Ngorong apa doyan?" tanya Aryo heran.

"Gue pusing, Ar. Masalah gue numpuk. Bikin pundak gue terasa berat."

"Masalah lo apa sama Freya?"

"Dia benci sama gue."

"Kok bisa?"

"Gue..."

"Lo selingkuh?!" tanya Aryo membentak.

"Nggak! Gue nggak selingkuh!" jawab Nata kaget.

"Terus kenapa Freya marah sama lo!" suara Aryo meninggi.

"Gue kelepasan! Gue nggak sengaja nyentuh dia!" jawab Nata tanpa sadar.

"Brengsek!!"

Bugh!!

Satu kepalan mendarat pas di sudut bibir Nata. Bukan Aryo. Tapi Wino. Yang sedari tadi memperhatikan keduanya dari jarak jauh. Setelah Aryk berteriak selingkuh, Wino mendekat. Dan setelah Nata menjawab pertanyaan Aryo, Wino tak ragu melayangkan kepalannya pada sahabatnya itu.

Nata terseungkur. Aryo terkejut. Wino mengepalkan tangan. Mendekati Nata. Meraih kerah seragam Nata.

Bugh!! Bugh!!

Dua tinju sekaligus melayang ke arah wajah tampan Nata.

"Brengsek! Bangsat lo! Biadab!" caci Wino.

   Nata masih tersungkur. Nata memang sengaja tak melawan. Ia tau, kedua sahabatnya itu pasti akan menghajarnya habis-habisan. Apalagi, saat awal bertemu Freya. Aryo dan Wino sudah berjanji akan melindungi Freya dari Nata.

"Bangun lo keparat!!" tantang Wino.

"Lo emang dasarnya bangsat! Lo nggak mikirin kondisi kejiwaan Freya! Hah! Asw!!" Wino semakin emosi.

"Gue khilaf! Gue cowok normal! Gue juga manusia biasa!" ucap Nata membela diri.

"Bangke!" teriak Aryo. Lalu berjalan mendekat.

Bugh!

"Lo udah salah, Nata!"

Bugh!

"Nggak usah bela diri!"

Bugh!

"Bejad! Sejak kapan lo jadi sebrengsek ini!"

Bugh!!!

Nata menahan untuk bergerak menjauh. Aryo dan Wino sangat marah sekarang. Memang. Kesalahan itu bukan terletak hanya pada Nata karena menyentuh Freya. Tapi juga persahabatan mereka yang penuh dengan kesepakatan bersama. Sekali kecewa, tidak akan ada ampun bagi si terdakwa. Meski pembela sudah mencoba berbagai macam hal sekalipun. Algojo pasti tidak akan segan melayangkan hukumannya. Dan sekarang, Nata terdakwa yang tidak memiliki pembela. Bahkan hakim sekalipun. Hanya ada dua Algojo yang sekarang benar-benar marah padanya.

SENJA NATA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang