Ch 9

119 10 0
                                    

maap jarang nyapa, hehe. Happy reading dan bad mood berjamaah gengs!

***

   Sesampainya di rumah Nata. Freya merasa sedikit gugup. Ia takut bertatapan langsung dengan keluarga Nata. Sedangkan Nata melenggang dengan santainya. Meninggalkan Freya, yang sedikit ragu melangkah di belakang Nata. Freya menatap Nata yang sedang menelpon. Freya tidak tahu, apakah kebaikan Nata akhir-akhir ini murni? Atau hanya ingin membuat Freya terkesan, lalu di tinggalkan? Mengingat, Amel, yang masih menjadi pacar Nata sekarang. Freya hanya bisa menggigit bibir dalamnya. Pikirannya melayang entah kemana. Gue pengin putus sama Amel biar bisa sam lo. Kata-kata itu yang sekarang terngiang di pikiran Freya.

"Gue udah nyuruh Aryo sama pacarnya kesini." jelas Nata, setelah selesai menelpon. Freya hanya mengangguk sekali.

"Lo nggak apa-apa, kan? Lo keliatan aneh" tanya Nata heran. Melihat raut Nata, membuat Freya gelagapan.

"Eh_ itu.. gue.. nggak apa-apa, kok, Nat" jawab Freya tersenyum ramah. Nata hanya memicingkan matanya. Lalu melanjutkan langkahnya menaiki tangga, menuju pintu utama rumahnya. "Ayo masuk. Di dalem nggak ada siapa-siapa, kok. Ortu gue lagi sibuk. Kakak gue lagi kuliah. Bentar lagi Aryo nyampe." ajak Nata seraya menjelaskan keadaan rumahnya. Freya masuk dengan langkah pelan. Yang pertama ia lihat setelah masuk ruang tamu di rumah Nata ialah, foto keluarga Nata. Dan di sana terdapat foto Nata dengan tatapan serius. Senyum tipis. Dan Tampan.

***

Aryo menatap Reika. Yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya. Aryo tersenyum simpul. Reika yang merasa di perhatikan pun, melirik ke arah kekasihnya.

"Jangan senyum-senyum nggak jelas. Kayak orang nggak waras. Aku lagi nyetalk akun kamu. Banyak banget komenan makhluk halus tak berbentuk di setiap postingan kamu. Bikin ilfell. Perasaan mereka udah tau, kalo ketosnya udah punya pacar. Masih genit aja. Dasar nggak punya kemaluan!" cerocos Reika dengan nada kesal. Aryo terkekeh pelan. Melihat gadisnya yang pemalu ini, sekali berceloteh malah tentang hal yang bahkan, Aryo tidak mempedulikannya, sama sekali.

    Aryo segera memarkirkan mobilnya, di garasi rumah Nata. Tak selang beberapa lama, Nata keluar. Dengan baju seragam masil nempel kayak perangko di badannya.

"Nggak ganti baju apa lo?" tanya Aryo heran. Mereka bertos seperti biasanya.

"Gue males. Masuk Rei. Freya udah nungguin dari tadi. Lelet banget lo berdua. Sengaja ya? Biar bisa lama-lamaan dalem mobil? Ngapain aja tadi di jalan, hah?!" tanya Nata sok serius.

"Ngomel-ngomel karena makhluk halus tak berbentuk." jawab Aryo santai. Lalu ia masuk ke dalam tanpa permisi. seperti biasanya. Nata bingung. Ia hanya mengerenyitkan dahi ke arah Reika yang terkekeh pelan.

***

   Bhakti tidak bisa mengontrol emosinya sendiri. Tatkala mengingat bagaimana Freya meninggalkannya di taman, hanya karena Nata. "Demi apa lo, Fre! Ninggalin gue buat si pecundang bertopeng kayak dia! Lo nggak tau rasa sakitnya! Demi apa lo, Fre! Argh!!" geram Bhakti. Barang-barang di dalam kamarnya menjadi pelampiasan emosinya . Bhakti berusaha menyembunyikan semua sifat aslinya di depan Freya. Agar Bhakti bisa secepatnya mendapatkan hati Freya. Demi Freya, semua Bhakti lakukan. Agar terkesan sebagai cowok baik-baik di depan Freya.

Bhakti Atmajaya. Seorang siswa dengan prestasi di atas rata-rata. Berkecukupan. Tampan. Banyak yang menyukainya. Di tambah, jabatannya sebagai captain tim basket SMA Tunas Bangsa. Membuatnya terdengar sangat sempurna di mata kaum hawa. Namun, siapa yang tahu? Hidupnya tidak sepenuhnya menyenangkan dan sesempurna yang orang-orang tahu.

SENJA NATA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang