Sana Minatozaki turun dibantu oleh Yuta, ia mengaitkan tangan ke lengan Yuta detik berikut sebelum masuk ke bangunan mirip bekas rumah bordil. Bangunan tersebut telah dimodifikasi ulang dengan meniadakan unsur-unsur yang terlalu feminim, namun tetap meninggalkan hiasan berupa lampion, bunga imitasi, lukisan-lukisan, guci giok, dan patung naga yang digantung megah di langit-langit. Sana, bersama dengan pelayan pribadinya, diarahkan ke ruangan khusus wanita. Sicheng sering melihat tradisi yang satu ini, bahwa ketika para pria mendiskusikan politik dan perang, wanita bisa bergosip, menjahit, atau melakukan apa pun di ruangan terpisah.
"Nomura," panggil Yuta.
Sicheng maju satu langkah.
"Aku ingin bicara denganmu. Inoue, kau bisa pergi ke tempat pengawal lain di depan pintu masuk."
Yang dipanggil Inoue segera pergi, meninggalkan Yuta dan Sicheng di antara kerumunan tamu.
"Baca ini. Cari tempat yang aman." Yuta menyelipkan secarik kertas dan mendorong Sicheng ke tempat yang agak sepi, lalu hengkang dan memasuki aula utama tempat yang lain sudah duduk mengitari meja rapat.
Dong Sicheng berusaha tidak kelihatan mencurigakan, ia menemukan lorong pengap menuju antah berantah, dan berhenti di sana untuk membaca. Pesan itu berisi tulisan tangan Yuta dalam huruf Hanzi, ditulis dengan rapi dan tegas.
Rapat ini akan berlangsung 1-2 jam, tergantung situasi. Selama itu, aku harap kau mau menjaga Sana secara diam-diam. Naiklah ke lantai dua melalui tangga sebelah kiri dari arah aula, setelah naik, belok ke kanan, ada ventilasi yang cukup lebar hingga kau bisa mengintip ke dalamnya. Ditambah lagi, kau bisa dapat bonus melihat wanita-wanita cantik di sana.
Jangan tersesat.
Sakura
Sicheng baru menyadari nama samaran Yuta adalah Sakura. Entah karena dia orang Jepang sejati, atau karena Sakura akan mengingatkannya pada Sana, Sicheng tidak tahu. Beberapa menit terlewat sampai Sicheng berani mengumpulkan nyali untuk mengendap-endap lebih jauh, meskipun anggapan orang lain ia adalah prajurit Jepang sekarang, Sicheng tetap tidak siap jika ketahuan mengintip.
Tidak butuh waktu lama baginya untuk menemukan tempat persembunyian tersebut, ia duduk manis di telundakan batu dan mencari sudut pandang yang pas untuk mengawasi Sana. Gadis itu terlihat sedang tertawa lantang, lengkap dengan lintingan rokok di tangan kiri, dan roknya yang tersingkap sampai ke paha.
Kau belum lihat Sana yang sebenarnya. Dong Sicheng menjadi sangat bersemangat membandingkan Sana yang tadi kelihatan berwibawa dengan yang sekarang. Jika dilihat-lihat lagi, ia mirip dengan Yuta; suka merokok, memesona, seksi, dan terlihat classy. Gadis-gadis di sebelah Sana bahkan tidak bisa dibandingkan dengan pesona Si Gadis Minatozaki.
Tidak banyak yang bisa Sicheng lakukan selagi mengawasi Sana, gadis-gadis lain hanya bermain poker, minum cocktail, dan berbincang soal bisnis keluarga mereka di Jepang. Entah mengapa, Sicheng jadi teringat ibunya. Andai aku bisa membelikan baju sebagus itu untuk ibu.
__
Rapat berlangsung lebih lama dari perkiraan awal, kira-kira dua jam seperempat baru bisa selesai. Ia mengamati gadis-gadis tadi sudah hampir mati kepanasan kalau saja hidangan manis tidak dikirim pada lima belas menit terakhir. Sicheng juga lapar, tapi dengan statusnya sekarang, tidak memungkinkannya untuk ikut perjamuan. Acara makan-makan singkat berakhir secepat ia dimulai, mereka dipersilahkan untuk keluar dan menemui pasangan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper Of The Wind || yuwin [COMPLETED ✓ ]
Fanfiction[[BUKAN CERITA BXB (YAOI), CERITA INI MURNI FRIENDSHIP DAN FAMILY]] Nakamoto Yuta adalah seorang prajurit Jepang yang bertugas di Beijing pada akhir Perang Dunia II. Suatu hari, setelah pertempuran hebat di pusat Beijing, ia bertemu dengan Dong Sich...