Hai rismey balik lagi 😊
semoga suka yaaa 😉"Hei tunggu Lia jangan kesana sebentar lagi kereta datang," teriak nadin. Tapi sepertinya seseorang yang di panggil Lia itu tidak mendengarkan teriakan nadin malah Lia terus saja berlari ke arah rel kereta api entah apa yang membuatnya terus berlari. Nadin berusaha mengejar dan terus berteriak mengingatkan tapi lia terus saja berlari bahkan tidak menoleh sedikitpun.
Seperti dugaan Nadin, kereta benar-benar datang. Dari kejauhan sudah terdengar bunyi bel khas kereta api. Bukannya berhenti Lia malah semakin mempercepat larinya seperti ingin menyambut kedatangan kereta itu. Sampai di pinggiran rel Lia pun berhenti dan kereta juga semakin dekat. Kereta itu masih setia membunyikan belnya mengingatkan agar lia segera menyingkir. Seperti tuli lia tidak bergerak sedikitpun.
Tuuutttttt
Srraakkkkk
BrughhNadin yang awalnya berlari kini diam terpaku. Jantungnya terasa berhenti berdetak untuk beberapa detik. Pasokan oksigen seakan hilang dari dunia Nadin melihat sendiri apa yang terjadi pada saudaranya itu. Melihat wajah yang dulunya cantik kini wajah itu hancur dengan darah dan daging serta kulit wajah yang tercecer. Satu titik air mata jatuh, Nadin bingung harus bagaimana sekarang bahkan untuk melihat saja rasanya tidak tega.
"Lia apa yang lo lakuin,, ya tuhan kenapa ini harus terjadi," Nadin masih menangis di tempat tapi akhirnya dia berlari ke arah rumahnya.
"Mamaaaa papaaa," teriak Nadin dengan lari tergopoh-gopoh dan air mata yang terus mengalir.
"Ada apa sayang? kenapa lari-lari seperti itu nanti jatuh," tegur Rina, mamanya Nadin.
"Iya Nadin kenapa kamu nangis? Mana Lia? tadi main bareng kan?" Delvin ikut menyahut.
Nadin yang di tanya masih belum menjawab. Kedua orang tuanya bingung. Nadiandra friska adalah putri satu-satunya Adelard Delvin dan Cleine Harina sedangkan saudaranya yang di panggil Lia itu anak dari adik Delvin, Muhana Nirwasita dari hubungan dengan mantan pacarnya yang tidak bertanggung jawab, Lia tinggal bersama dengan Nadin dan orang tuanya sejak kecil sedangkan hana pergi ke luar negeri sampai sekarang belum pernah kembali.
Ketika Nadin akan mengatakan apa yang terjadi seorang laki-laki datang dengan membawa Lia di dalam gendongannya.
"Lia," ucap Delvin dan Rina hampir berbarengan. Mereka berdua begitu kaget melihat apa yang terjadi pada Lia.
"Jangan mendekat," ucap laki-laki itu ketika tahu Delvin dan Rina akan mendekat ke arahnya. Nadin dan kedua orang tuanya kini hanya dia memperhatikan apa yang akan laki-laki itu lakukan pada Lia.
Laki-laki itu memulai kegiatannya dengan menyentuh wajah Lia yang hancur. Sebenarnya ada yang aneh dengan kejadian ini, wajah Lia hancur tapi tidak ada satu lukapun di tubuhnya. Nadin masih memperhatikan laki-laki itu yang datang secara tiba-tiba tanpa memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.
"Tampan," gumam Nadin
Laki-laki itu masih menyentuh wajah Lia dan kini tangannya di penuhi dengan darah lalu memajukan wajahnya dan menjilat darah yang ada di wajah Lia. Sejenak dia menghentikan kegiatannya.
"Kemari," ucap laki-laki itu kepada Nadin. Walau bingung Nadin berjalan mendekat ke arah laki-laki itu tapi tiba-tiba tangan Nadin di tarik oleh dan darah yang tadi berlumuran di oleskan ke lengan bagian bawah milik Nadin.
"Cepat bersihkan darah itu dengan lidahmu," perintah laki-laki itu dengan tegas tapi Nadin hanya memandang ke arah lengannya merasa jijik jika harus melakukan apa yang laki-laki itu suruh.
"Cepat!" suara itu semakin tegas. Dengan ragu-ragu Nadin mulai menjilat lengannya. Bau anyir dan rasa khas darah membuat Nadin ingin muntah tapi melihat tatapan menakutkan dari laki-laki aneh tadi membuatnya takut untuk menghentikan kegiatannya. Kini laki-laki itu kembali menjilat darah di wajah Lia yang hancur dan ajaibnya wajah Lia perlahan mulai kembali seiring dengan habisnya darah di lengan Nadin. Wajah Lia kembali seperti sebelumnya.
"Lia," Nadin mendekat ke arah lia
"Bawa wanita ini ke dalam dan jangan sentuh wajahnya sampai wanita ini bangun," kembali laki-laki itu memerintah.
Dengan cekatan Delvin membawa lia ke kamar dan di susul oleh Rina. Sekarang hanya ada Nadin dan laki-laki itu membuat suasana menjadi canggung."Terima kasih...... " ucapan Nadin masih menggantung
"Elkaizu," seakan mengerti laki-laki itu menyebutkan namanya dan jangan lupakan senyuman mautnya hingga membuat Nadin tak berhenti menatapnya.
"Hai Nadin," Kai melambaikan tangannya ke wajah Nadin
"Ahh iya maaf thanks Kai lo udah nolongin sodara gue" jawab Nadin gelagapan dan wajahnya bersemu. Kai bangkit dari duduknya begitu juga Nadin.
"Tidak masalah" ucap Kai, tapi kecupan di pipi membuat Nadin terkejut bersamaan dengan perginya kai.
Pyaaaarrrrr
Nadin terbangun dari tidurnya.
"Anjir gue mimpi, dasar kucing bandel untung gue gak jantungan," Nadin melemparkan bantal ke kucing yang menjatuhkan gelas di meja kamar Nadin hingga pecah. Nadin mengelap keringat di dahinya, mimpi yang di alaminya terasa nyata. Nadin menyentuh lengannya yang terasa basah tapi dia tidak ambil pusing dengan mimpinya dan melihat ke arah jam yang ada di meja samping tempat tidurnya.
"Kyaaaa jam setengah 8, mampus gue terlambat," Nadin berteriak lalu lompat mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.
Sebuah senyum terukir dan tidak ada yang tau apa maksud dari senyuman itu.Tbc....
Vomentnya yaaa 😉
terima kasih 😊🙏Maafkan typo yg bertebaran yaaa hehe
Nadiandra Friska
Camelia Putri
Elkaizu Andesgo
KAMU SEDANG MEMBACA
Pseudo shadow
Gizem / GerilimSeakan nyata dan benar-benar ada. Entah apa yang terjadi pada diriku tapi dia selalu datang dengan kejutan yang membuatku tak bisa percaya. Lagi dan lagi... Semua terasa semu, tapi entah kenapa dia begitu nyata untukku. Kau siapa?? Sejak di hari...