23

55 4 0
                                    

Sudah tiga bulan berlalu, dan revan tak pernah muncul lagi. Rasanya menyakitkan, setelah Meta kehilangan anak yang ada dikandungannya apakah selanjutnya dia harus kehilangan suaminya. Terdengar suara tawa yang begitu membahagiakan dari ruang tamu. Itu suara Agam dan Rayyan, saat ini bahkan Agam tak pernah lagi menanyakan Revan. Sosok Ayah sudah benar-benar terganti dengan Rayyan. Suara langkah kaki kecil mendekati kamarnya. Meta segera memasang senyum terbaiknya saat menyambut Agam di pintu kamar.

"Bunda.." dengan mata berbinar Agam segera memanggil meta begitu melihatnya.

"Ada apa sayang?"

"Agam boleh jalan-jalan sama Papa?"

"Kami hanya akan jalan ke mini market depan sana" Rayyan terlihat mendekat ke arah kami.

"Boleh" meta mengalihkan perhatiannya kepada Agam. "Yang baik dan nurut sama papa ya"

Agam dengan antusias menganggukan kepala dan segera berlari kea rah Rayyan dan mengandeng tangan lelaki itu. Meta mengikuti mereka hingga sampai ke teras. Setelah Rayyan dan agam pergi, mobil Revan terlihat berhenti di depan gerbang rumah Meta. Terlihat ibu mertua dan suaminya turun dari mobil itu.

"Selamat sore bu" Meta mendekati mertuanya bermaksud untuk mencium tangannya.

Diluar dugaan, mertuanya tidak mau meneima salam Meta dan malah berkata ketus kepada anaknya "buruan bilang, disini panas, mama nggak betah"

Meta yang binggung menatap Revan dan menunggu kata-kata yang akan keluar dari mulut suaminya. "Mari masuk dulu, nanti Meta buatkan minum ma"

"nggak usah, Revan... kalau kamu nggak segera bilang, mama yang akan memngatakannya sama dia"

"Yank..." Revan terlihat ragu, dan Meta masih setia menunggu kata-kata suaminya.

"Halah, lama" suara ibu mama Revan menginterupsi "anak saya sudah memasukkan gugatan cerai atas pernikahan kalian. Setelah itu jangan ganggu anak saya lagi. Dia sudah bahagia bersama anak istrinya"

Meta yang kaget mendengar kata-kata mama revan hanya bisa berdiam diri, setelahnya dia kembali menatap Revan, mencoba maminta penjelasan darinya

"Ma, jangan githu" Revan mencoba meminta pengertian mamanya untuk tidak memojokkan meta dan Meta masih menatap tidak percaya kepada suaminya.

"Mama tunggu di mobil dan jangan lama-lama" terlihat mama Revan segera pergi kea rah mobil.

"Jadi.." Meta merasa tak mampu berkata-kata.

"Maaf" hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Revan, dan jelas itu membuat Meta sangat kecewa. Bahkan Revan pun memalingkan muka dan tak ingin menatapnya lama, mungkin ini jalan yang terbaik bagi mereka. Karena hal ini juga sudah lama dipertimbangkannya. Toh suaminya tidak mau lagi mencoba mempertahankan dirinya, lalu mau apa lagi.

"Revan, buruan" terdengar teriakan dari dalam mobil, Meta hanya menghela nafas.

"Sebaiknya kamu segera pergi, aku nggak mamu mamamu membuat keributan di sini. Sampai bertemu di pengadilan" Meta segera berbalik dan memasuki rumahnya, tak menghiraukan panggilan dari Revan.

***

Meta memutuskan untuk tidak mengikuti proses perceraiannya. Dia menyerahkan semua urusan kepada pengacara. Setelah putusan cerai jatuh, Revan sempat menghubunginya beberapa kali, namun selalu di tolak oleh Meta. Sungguh dia tidak ingin lagi berurusan dengan Revan dan keluarganya. Bundanya mendukung semua keputusannya.

Akan ada pelangi selepas hujan, itulah yang coba Meta percayai. Jadi meski berat pada awalnya, namun dia berusaha untuk menerima semuanya. Segalanya menjadi ringan, Meta menyibukkan diri mengurus restoran bundanya dan memfokuskan fikirannya pada Agam. Saat ini, semua sudah cukup bagi Meta, dia akan membuka lembaran baru kehidupannya. Meski harus menjadi seorang single mother, tapi dia akan kuat karena memiliki Agam sebagai penyemangatnya saat ini. Dan yang tidak lupa dia syukuri Agam tetap memiliki sosok ayah yaitu Rayyan, dan karenanya terkadang Meta membiarkan mereka menghabiskan akhir pekannya di apartemen laki-laki itu. Dia bahagia karena banyak orang-orang yang peduli padanya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jalan BerlikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang