LIMA || Akhir Kisah Cinta Masa Kecil

100 46 0
                                    

Akhir ...

Di kelas enam ini, ternyata keinginanku masih belum terpenuhi, kita tetap menjadi orang asing seperti biasanya. Tidak ada perubahan dari dirimu untuk saat ini. Tapi aku yakin, suatu saat nanti aku akan dapat memikat hati milikmu itu.

Saat ini kita kembali sekelas namun sifatmu tetap lah sama seperti dulu ,tidak mau bicara dengan ku dan menghindar saat berpapasan denganku, tidak ada perubahan ternyata dari dirimu semenjak surat itu. Batin ku, " Aku sudah tak peduli denganmu, aku hanya ingin meneruskan belajar ku untuk kejenjang selanjutnya. "

Saat istirahat aku melihatmu sedang asik membicarakan sesuatu dengan teman lelakimu, walau memang tidak berduaan tapi tetap saja aku tidak ingin memikirkanmu, aku hanya melihatmu, aku pikir kamu senang berbicara dengannya, bercanda ria tertawa bersamanya .  " Ah, ia sangat beruntung." ucapku dalam hati .

Setelah beberapa menit berbincang dengannya ,ada temanmu yang lain mengajak pergi , kamu mulai bangun dari tempat duduk laku pergi, melihatku yang sedang duduk berdua dengan Dede tanpa senyuman ,kamu terlihat cuek saat ingin keluar dari kantin.

Selesai memakan makanan . Aku dan Dede ingin kembali ke kelas ,tetapi teringat untuk mengambil buku-buku yang dikumpulkan sebelum istirahat. Disitu aku melihatmu duduk dengan teman-teman lainnya. Aku diam memperhatikanmu yang sedang asyik berbincang satu sama lain. Mengapa itu sangat sulit untuk bisa kita lakukan, Nii?

Aku sedikit terkejut saat ada yang menoel lenganku dari belakang . Itu adalah Sarah pasangan dokter kecil ku dulu, dia menemaniku dan memulai pembicaraan.

" Kamu ngapain? " ucapnya
" Mau ngambil buku di ruang guru, mau ikut? ajak ku
" boleeh, kebetulan aku bosen. "
" Bantu bawain ke kelas ya."
" Aku bantu nemenin aja, kamu diem tadi lagi ngapain? "
" Nahan berak. " ucapku dengan canda.
" Dih ... Ngeselin."

Ia bercerita banyak tentang dirinya, mulai dari tempat tinggal hingga hobby. Aku pun begitu, kami saling mengenal dan bercerita satu sama lain.
Memang kami baru bisa mengenal satu sama lain sekarang ini, padahal lomba yang kita ikuti itu sudah lama sekali. Hahaha.

==========

Seiring berjalannya waktu, kami jadi sering mengobrol bersama. Kelasnya juga ada di sebelah kelasku, saat bel berbunyi Aku dan Sarah selalu ke kantin bersama dengan Dede dan teman lainnya, aku banyak mengenal orang baru dari kelas sebelah, walaupun tidak semuanya laki-laki.

Meskipun aku sudah mulai menyimpan rasa pada Sarah. Itu tidak akan menutup kemungkinan bahwa bayangan-mu akan menghilang dari pikiranku. Sangat sulit melupakan, walau banyak kejadian yang tidak mengenakan untukku.

=======

Pagi ini, wajahmu terlihat tidak seperti biasanya yang murah senyum , walau jarang ke arahku.
Seakan-akan anak yang belum menginjak usia genap 10 tahun saja sudah memikirkan hal-hal yang belum semestinya dipikirkan. Kamu agak murung hari ini , ingin peduli tapi aku bisa melakukan apa?
bertanya saja membutuhkan nyali untuk semua yang sudah terjadi.

Pada saat guru menerangkan pelajaran aku tidak terlalu memperdulikannya, aku lebih memilih memperhatikanmu, bukan karena aku masih suka. Aku hanya bingung dengan sikapmu , baru ini aku melihatmu tanpa berekspresi seperti biasanya dirimu ke teman-teman, terlihat seperti seorang pendiam walau aslinya seorang yang periang.

Sepulang sekolah aku melihatmu sedang menunggu jemputan. Ramai juga yang sepertimu.
Aku pulang dengan ke-empat orang teman , seperti biasa ada Dede tetapi sekarang bertambah Sarah dan temannya, Lulu. Kita bersama karena jarak sekolah ke rumah juga tidak terlalu jauh, tak seperti yang lain harus menunggu jemputan.

Saat sedang memandangimu, Sarah mengalihkan padangan lalu bertanya,
" Ngeliatin apa? "
" Itu mereka yang sedang berdiri di dekat gerbang. " ucapku gugup.
" Kamu kenal dari mereka? " ucap Sarah
" Aku kenal yang perempuan itu. " 
" Siapa namanya? teman sekelas? " tanyamu
" Aini namanya, dia teman sekelas ku." ucapku

Kalih ini hanya menyisakan kita berdua, Aku & Dede.
Karena Sarah & Lulu arah jalan kerumahnya berbeda saat di persimpangan tadi .
" Nanti sore aku tunggu di lapangan. " ucap Dede bersemangat.

----

Masa SD akan segera berlalu, aku berbicara hanya berdua dengan Sarah ,bertanya tentang dia akan melanjutkan sekolah kemana. Ia menjawab dan berkata bahwa Sarah akan pindah ke Jogja. ingin rasanya aku mengajaknya ke pesantren bersamaku tapi itu keinginan orangtuanya . Perpisahan benar-benar menyedihkan.

Aku akan melanjutkan sekolah ke sebuah pesantren di Garut. Itu pilihan orangtua ku, aku tidak mungkin menolaknya.
Saat dirumah sebelum berangkat ibu mengatakan bahwa Aini akan satu pesantren denganku, waktu itu aku pikir kamu akan melanjutkan ke SMP biasa , tapi nyatanya orangtua kita memang sudah berniat memasukkan kita ke satu sekolah yang sama lagi.

Bayanganmu kembali kedalam pikiranku, rupanya kisah kita belum selesai. Ada kisah lain yang harus kita lanjutkan.
" Selamat ya, " Tiba-tiba kamu menghampiri ku.
melihat kamu bicara seperti itu membuatku merasa dag dig dug serr, tapi aku harus bersifat biasa saja
" Kamu juga selamat yaa, "
Kamu tersenyum, aku baru saja melihat senyum paling indah yang pernah kulihat.

" Kamu ngelanjutin kemana , Fiq ? " tanyamu
" Aku ke pesantren , kamu kemana? " tanyaku basa basi
" Ohya, dimana? "
" Di Garut "
" Aku juga pesantren, di Garut juga "
" Satu sekolah lagi ya kita, Nii ."
" Iyaa nih hehe."
Sebenarnya aku sudah tau kita bakal satu sekolah lagi, tak lama Mamamu menjemput. " Aduh ... aku duluan ya Mama udah jemput ."
" Sampai ketemu lagi ."

Aku langsung mencari Dede dan mengajaknya ke pesantren, Dede mau jika aku menemani dia untuk meminta persetujuan ke orangtua nya dulu. Ibu Dede mengijinkan dia untuk masuk ke pesantren bersamaku . Aku senang kita akan berkumpul kembali dengan sifatmu yang sudah berubah menjadi lebih baik padaku. Aku selalu menunggu hari baik seperti ini ...

-
Kita,
seperti ketidaksengajaan
yang telah diatur baik
oleh Tuhan
-


• KOMEN JIKA ADA TYPO / KATA YANG MEYINGGUNG •
Baca terus yaaaaa ≧∇≦
(๑•́ ₃ •̀๑)

Garis Lurus BersuaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang