SATU || Menata Masa Depan

105 44 2
                                    

CHAPTER 1

Pagi yang begitu cerah, hari ini aku telah sampai di sebuah Pondok Pesantren di kota Garut. Aku sangat berbahagia bahwa aku dan kamu persatukan lagi dengan cerita yang akan berbeda, aku mengira kisah kita sudah tamat. Namun ,kenyataannya aku harus mulai menulis cerita baruku denganmu di tempat ini.

Pagi itu kami semua murid baru berkumpul di Lapangan Pesantren, seperti biasa penyambutan murid baru. Aku berdiri di barisan putra yang bersebelahan dengan barisan putri, saat itu aku melihatmu , terlihat sangat cantik menggunakan kerudung berwarna putih ditambah dengan senyuman milikmu. Aku memperhatikanmu yang sangat focus mendengarkan ucapan dari sumber suara yang terdengar di sana. Se-sekali juga membetulkan kerudungmu itu.

Aku bahagia melihatmu , kita memang bersekolah di tempat yang sama. Ternyata aku masih punya waktu banyak untuk memperbaiki semua yang sudah terjadi, dan aku juga punya waktu untuk membuatmu perhatian kepadaku, aku akan memikat hatimu di tempat ini.

Aku tidaklah banyak mengingat apa yang Kyai tadi katakan,
hanya memperhatikanmu dan tidak terlalu focus mendengarkan ucapan dari depan . Sama seperti dulu, waktu pertama masuk Sekolah Dasar. Aku hanya memandangi-mu dan tidak banyak mendengarkan perkataan yang diucapkan dari guru yang mengajar pada hari itu . Aku tidak merasa menyesal, justru bahagia sudah melihat senyummu yang begitu aku dambakan.

Ada satu orang di belakangmu yang menyadari bahwa kita sudah saling kenal, dia mengatakan sesuatu padamu. Yang aku lihat ,kamu menggelengkan kepalamu yang berarti penolakan. Sejak saat itu kamu tidak melihat ke arahku lagi, kamu lebih focus mendengarkan Kyai itu dibanding menoleh untuk melihatku seperti barusan.

Mulai hari itu, aku tau bahwa aku tidak akan sering melihatmu lagi, tidak seperti dulu ketika di SD. Kita memang satu sekolah tapi kita berada di kelas yang berbeda, aku di Kelas Putra sedangkan kamu di Kelas Putri . Aku tak akan punya kesempatan banyak untuk bertemu apalagi mengobrol banyak denganmu.  Menyadari hal itu, aku merasa kehilangan harapan untuk mendapatkan cintamu.

Saat ini memang lah terpisah, namun perasaan kita akan selalu menyadari bahwa ada cinta yang tetap mendalam di lubuk hatiku dan hatimu, semoga Tuhan memberikan ending yang bahagia di tempat ini.

==========

Setelah upacara penyambutan murid baru, para senior mengajak kita untuk pergi ke asrama dan kamar nya masing-masing. Disitu aku melihatmu menggunakan kerudung putih dengan gamis berwarna coklat , sedang berjalan mengikuti senior yang lain sampai di sebuah gerbang, itulah perbatasan aku dengan mu, bukan hanya di halangi oleh gerbang saja melainkan dengan peraturan . Tapi walau bagaimanapun aku tetap bersyukur karena Tuhan telah menciptakan makhluk yang indah seperti dirimu, Nii.

Disini aku sekamar dengan Dede, dan 4 teman lainnya. Kami berkenalan satu persatu, ada Iwan, Adul, dan juga Sangga. Tetap saja aku kan tetap akrab dengan Dede karena sudah mengenalnya lebih lama dari yang lainnya .

Karena Sangga dengan Adul adalah teman satu SD sama seperti Ku dengan Dede, mereka selalu keluar bersama. Di kamar ini ada Aku, Iwan, dan Dede.
" Wan, kamu asal sekolah mana? " tanyaku
" Aku dari Bogor ,Fiq ." Kalo kalian satu SD? " tanya Iwan
" Iya aku satu SD dengan Fiqih, kami kawan seperjuangan haha " jawab Dede
" Kira-kira besok bakal kaya gimana ya kita disini? " tanyaku yang membuat mereka diam
" Teuing atuh, lihat aja besok bakal gimana, Fiq." ucap Dede kala itu.

Malam ini aku memutuskan tidur lebih dahulu dari teman sekamar lainnya. Aku rasa tempat ini akan menjadi lokasi yang tepat untuk Kisah Kita, Nii. Semoga semesta mendukung ku.

===========

Pagi hari para santri baru dikumpulkan pada sebuah ruangan untuk pembagian kelas dan pelajaran. Lagi-lagi aku sekelas dengan Dede, entah karena sekamar atau hal yang lainnya, yang pasti aku merasa senang sekelas dengan dia.

" Kamu dapat kelas mana, Fiq? " tanya Sangga.
" Aku dapat kelas A, sekelas dengan Dede dan Iwan . " jawab ku sembari tersenyum
" Loh sama dong , Aku dan Adul juga dapat kelas A. " jawab Sangga.
" Benar perkiraan ku , jika sekamar pasti dapat sekelas. " ucap ku dalam hati.

Setelah pembagian kelas dan mata pelajaran, salah satu senior itu berbicara, dia juga akan menyusun jadwal kebersihan (Piket). Kebetulan kelas Putra hanya ada 3 kelas saja, kami di bagi menjadi kelompok perkelas untuk melihat tempat-tempat yang akan di bersihkan.
" kenapa banyak gini." ucap ku dalam hati.
Memang melihat tempat yang akan di bersihkan setiap harinya akan terasa berat, namun itulah tugas wajib santri.

========

Malam hari tiba, terlintas dalam pikiran ku ada bayangmu disini. Entah apa yang sedang diperbuat-nya sekarang, aku harap kamu sedang memikirkan ku sama seperti ku memikirkanmu.
Dingin nya malam membuat ku banyak berpikir tentang kisah yang akan kita lalui bersama nantinya, malam ini pikiran ku hanya tertuju kepada satu wanita, kamu.

Berpikir tentangmu membuat ku lupa dengan satu hal yang tak kalah penting, besok adalah hari pertama belajar di pesantren ini." Semoga hari esok akan berjalan baik ." ucap ku dalam sepi nya malam.

• KOMEN JIKA ADA TYPO / KATA YANG MEYINGGUNG •
Baca terus yaaaaa ≧∇≦
(๑•́ ₃ •̀๑)

Garis Lurus BersuaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang