DUA || Menata Masa Depan

96 44 0
                                    

CHAPTER 2

Mulai dari hari pertama, hingga sekarang ini. Sudah banyak sekali ilmu-ilmu baru yang diajarkan dan sudah beberapa tertanam dalam ingatanku, terlebih lagi ilmu agama yang berguna untuk diri kita sendiri. Waktu berjalan begitu cepat sampai tak terasa sebulan berlalu ditempat ini.

Setelah beberapa bulan, Pesantren ternyata tidak sama seperti apa yang ku bayangkan sebelumnya , banyak sekali peraturan yang melarang Santri Putra dan Santri Putri bertemu , banyak pembina yang mengawasi kita dari bangun tidur sampai tidur lagi.

Aini, saat-saat kamu lewat di depan asramaku, itu adalah saat-saat yang sangat aku tunggu setiap hari minggu. Aku punya tempat favorit untuk menunggumu sambil membaca novel " Tentang Kita " di ranjang milik teman satu kamar ku, di dekat jendela. Setiap ada santri putri yang lewat aku selalu mengecek apakah itu kamu atau bukan?
Jika itu bukan kamu, aku akan kembali membaca. Jika itu kamu ,aku akan memandangi-mu walau hanya beberapa detik. Sangat menyenangkan rasanya bila sudah melihatmu, bagiku kamu adalah penyemangat ku di tempat ini, mungkin dimana saja.

Minggu lalu saat ingin sholat ashar, kita sempat berpapasan bertemu di Lapangan Pesantren ini, tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Aku berjalan pelan menunggumu yang sedang berjalan di belakang bersama 1 orang teman.
" Nii, mau kemana? " tanyaku
" Eh ini ... Mau ke warung, ada yang harus dibeli. " jawabmu sambil terus berjalan.
" Oh mau jadi mau ke warung , nggak ke masjid? "
" Eh ... Aku lagi nggak sholat dulu. "
" Kenapa ,Nii? "
" Enggak ."
Aku yang tidak paham dengan ucapanmu hanya bisa melihat teman di sebelahmu tertawa kecil, apa yang lucu emangnya??
" Yasudah aku mau ke masjid dulu ."
" Iyaa sana sholat dulu ." ucapmu.
Beruntung sekali jalan ke masjid ini searah dengan warung di luar pondok.

Aku yang melanjutkan jalan, sedikit-dikit menoleh ke belakang, melihatmu yang sedang berjalan menuju warung di sebelah Barat itu.
Aku berharap kamu akan melihatku dari belakang, membayangkan kamu tersenyum saat sedang melihatku.

Jika aku kebetulan tidak melihat bahwa kamu sedang keluar pondok untuk beberapa hal penting. Tenang saja, aku selalu punya mata-mata. Dede akan selalu memberi tau saat kamu lewat,
" Fiq, Aini lewat tuh ." ucapnya
Kebetulan waktu itu Dede juga ingin keluar, tetapi kembali lagi saat melihatmu. Memberi tau ku, aku keluar dan mencarimu, berjalan cepat tapi tidak berlari.
Alhamdulillah , ternyata kamu masih terlihat jalan di Lapangan Pesantren.

" Hai Nii!" aku menyapamu sambil tersenyum
" Assalamualaikum . " ucapmu sambil menundukkan kepala
" Eh ... Waalaikumsalam ."
" Kamu mau kemana? " tanyaku
" Aku mau ke warung , kamu mau nitip? "
" Ah, engga. Aku cuma pengen nyapa aja ." ucapku
" Kamu nggak takut kalo dilihat pengawas kita jalan berdua gini ? " ucapmu yang terlihat takut.
" Ini kan jalan buat semua santri, kalo ditegur aku bilang aja mau ke warung juga. Hehehe."
" Emang ada-ada aja kamu mah ,Fiq ." jawabmu sambil tersenyum
" Yasudah aku mau kembali ke asrama, nggak bawa uang masa ke warung, Wassalamualaikum ."
" Dasar .... "
" Iyaa , Fiq. Waalaikumsalam ." jawab mu

Memang tidak terlalu lama , tapi aku senang bisa bicara denganmu yang berbanding terbalik 360° dengan dirimu saat Sekolah Dasar dahulu. Walaupun barusan hanya sebentar, namun memberi arti yang penting bagi ku. Menimbulkan rasa senang setelah mendengar suara dan melihat senyummu.

Dede yang sedari tadi melihat ku berbicara denganmu, ia memperhatikan kita. Aku menghampiri nya lalu berbicara ,
" Mantep De, senyumnya yang terbaik disini ."
" Nggak lah, masih kalah dengan yang kemarin saat piket ." jawab Dede.
" Ajak kenalan, masa cuma dilihat langsung suka ."
" Pasti itu, tapi mungkin nanti aja ."
" Kenapa gitu? " tanyaku.
" Belum berani ."
" Jadi lama kalau gitu, emang harus dipaksa ya ."
" Hehehe ."
" Terserah kapan aja, tapi kalo perlu sesuatu bilang ."
" Siappp ... "

Dede memang teman terbaik bagiku, bagaimana tidak dia bersedia untuk menjadi apa saja yang aku butuhkan, seperti barusan dia menjadi mata-mata untuk-ku.
Dia sedang naksir dengan Santri Putri di tempat ini, yang selalu diperhatikan pada saat piket seminggu sekali. Aku pun akan membantunya jika Dede membutuhkan, saling membantu agar hubungan yang akan kita miliki berjalan baik.

==========

Hari minggu ialah hari libur bagi kami untuk belajar, namun tidak libur untuk melaksanakan kewajiban pesantren.
Pagi ini kita semua akan membersihkan sekeliling pondok, ini bukan seperti piket biasa di kelas, tetapi ini wajib dikerjakan seminggu sekali bagi seluruh santri baru maupun senior yang akan ikut membantu.

Dede mengatakan sesuatu yang dapat ku mengerti dengan cepat.
" Fiq, nanti kaya biasa yaaa ."
" Mau ngomong apa cuma ngeliatin? " tanya ku
" Liat kondisinya aja dulu , soal kenalan mah gampang, Fiq ." jawabnya sambil nyengir.
" Terserah kamu, Aku sama Iwan ngikut aja ." ucapku
" Dede, mau ngapain? "tanya Iwan
" Tunggu, nanti juga tau ."
Kita sedang membicarakan wanita yang saat ini di taksir Dede, aku langsung paham saat Dede mengatakan itu karena memang saat piket Aku dan Dede sudah sering sekali memperhatikannya, aku harap ia teman sekelasmu, Nii .

Setelah berbicara soal nya, kami beranjak keluar untuk berkumpul di Lapangan Pesantren. Sama seperti saat pertama masuk kita dulu, dikumpulkan untung penyambutan di tempat ini.
Pertanyaan yang akan ku tanyakan akhirnya didahului Dede,
" Menurutmu nanti bakal ada ceramah dulu ga, Fiq?"
" Teuing atuh ... " jawab ku singkat

Ternyata benar pertanyaan Dede tadi, barusan Pak Kyai menyampaikan ceramah singkat bertema tentang kebersihan.
Rosululloh shallallahu alaihi wa sallam bersabda bahwa " Kebersihan sebagian dari iman " . Dengan dalilnya yang membenarkan jika kebersihan benar-benar sebagian dari iman.
اَلنَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ

"Kebersihan sebagian dari iman." (HR. Al-Tirmidzi)

Itu salah satu materi Pak Kyai saat ceramah tadi yang ku ingat. Setelah ceramah selesai kami para santri mulai membersihkan sekitar, Iwan juga ikut dengan Ku dan Dede.

" Adul dengan Sangga mana, Wan? " tanya ku
" Nggak ngeliat, pas di kamar tadi kita udah terpisah ."
" Kamu ikut ga? " ajak-ku.
" Dari tadi aku kan ngikut ."
Aku berbicara dengan nada rendah, terdengar pelan.
" Kita mencari teman hidup disini ... "
" Hah?? " ucapnya kaget
" Begitu ya, aku ngikut aja ."
Iwan yang mungkin mengerti kata ku hanya mengangguk nurut.

Sudah sekitar 30 menit kita membersihkan tempat ini dengan santri lain, kita bertiga mungkin akan mencari tempat dimana ada wanita yang sekarang tengah dicari Dede.
Dengan mata serius Dede mencari dan akhirnya menemukan yang ia cari, kami menghampiri dan membantunya , mungkin hanya Dede. Aku lebih memilih mencari tempat duduk sembari melihat sekitar berharap menemukanmu kala itu. Sekarang ini memang Santri Putra & Putri di izinkan bertemu untuk sama-sama membersihkan pondok.

" Sini biar ku bantu ." ucap Dede dengan percaya diri.
" Eh iya ... Terimakasih ."
" De ... Aku tunggu sana ya. " ucapku menunjuk arah masjid.
Sudah lumayan lama aku melihat kalian berdua membersihkan daun-daun bertaburan, yang sesekali juga dibantu teman dari wanita itu.
Terlihat dari kejauhan, Dede mengajak wanita ini istirahat bersama di teras depan masjid. Walaupun Aku dengan Iwan agak jauh dari mereka.
"Ngobrol sebentar bisa ga? " ucap Dede

Kita duduk di teras masjid karna area sini memang sudah bersih. Tanpa pikir panjang Dede memulai pembicaraan.
" Kalo boleh tau , namamu siapa? "
" Nama ku Syahfira , kamu? "
" Kenalin aku Dede ."
Melihatnya bercengkerama cukup lama membuat perhatian dari pembina yang mengawasi kita, aku dengan Iwan hanya duduk memperhatikan kalian dari posisi yang agak jauh dan tersadar ada pembina yang datang mendekati, kita diminta untuk kembali ke asrama masing-masing karena waktu sudah ingin memasuki Dzuhur.
Aku tau waktu itu Dzuhur masih sekitar 30 menit lagi, mungkin hanya alasan untuk membuat Dede selesai dengan perbincangannya.

Aku memang tidak mendengarkan semua yang mereka bicarakan selain perkenalan itu, tetapi aku bisa melihat dari raut wajah yang Dede miliki, terlihat bahagia karena baru saja berkenalan dengan wanita yang ia inginkan.

• KOMEN JIKA ADA TYPO / KATA YANG MEYINGGUNG •
Baca terus yaaaaa ≧∇≦
(๑•́ ₃ •̀๑)

Garis Lurus BersuaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang