02. Broken Again

1.1K 64 3
                                    

Sanskar mengambil motornya yang telah terpakir didepan rumah. Lengkap dengan jaket kulit, dan juga helm dikepalanya. Ya, Sanskar akan melakukan sesuatu yang memang sudah menjadi pekerjaannya. Menjadi tukang ojek dijalanan. Ya, pekerjaan itu yang hanya bisa ditekuni oleh seorang Sanskar Andrawan. Dari tukang ojek itulah, Sanskar bisa menghidupi ibunya dulu saat dia sebelum menikah. Uang yang dihasilkan pun memang tak seberapa, tapi itu saja sudah membuat Sanskar sangat bersyukur, karena Tuhan tetap membuatnya dan ibunya bisa makan dengan hasil kerja keras dan keringat sendiri. Sanskar memang termasuk kedalam keluarga sederhana, bukan seperti keluarga sang istrinya yang sangat begitu kaya. Sanskar tahu, Swara bisa hidup enak dengan uang banyak karena itu semua hasil kerja kerasnya sendiri. Sanskar bangga, karena istrinya berhasil dan sukses, tidak seperti dirinya yang hanya bisa bekerja sebagai tukang ojek jalanan sampai saat ini.

"Ibu.. Andra pergi ngojek dulu yaa. Jaga diri ibu dirumah baik baik" pamit Sanskar pada Lia sambil mengecup punggung tangan Lia dengan hormat.

"Baiklah, nak. Kau hati hati ya bekerja. Semoga, penumpangmu banyak hari ini. Ibu berdoa, semoga rezeki Tuhan selalu berada ditanganmu, Andra.." ucap Lia sambil mengelus rambut Sanskar.

"Ibu sangat menyayangimu. Kau sekarang sudah seperti putra kandung ibu sendiri" sambungnya.

Sanskar hanya bisa tersenyum, kedua tangannya beralih menyentuh bahu Lia.

"Terimakasih banyak atas doamu ibu. Aku tidak butuh banyak hal, yang aku butuhkan hanya doa yang tulus dari seorang ibu sepertimu" ucap Sanskar, Lia tersenyum mendengarnya.

"Baiklah, kau pergilah. Hati hati dijalan ya, Ndra.." kata Lia. Sanskar pun mengangguk lalu bergegas menyalakan motornya, dan setelahnya pria itu telah melaju dengan motornya.

----------

Swara memijat pelipisnya dengan pelan. Wanita itu tengah terduduk diruang kerjanya, ruang kerja untuk bos pemilik perusahaan yang telah dia bangun sendiri selama bertahun tahun, tentunya dengan hasil kerja keras dan kegigihannya.

Swara merasakan penat pada kepalanya saat ini. Pikirannya mengingat dengan payah, bahwa Sanskar telah menjadi suaminya saat ini. Pria itu akan selalu ada disampingnya. Tiap pagi, yang pertama kali dia lihat adalah pria itu, dan sebelum tidur pula sebelum dia beranjak kealam mimpinya, yang pertama kali dia lihat pria itu juga. Swara merasakan beban saat memikirkan bagaimana kehidupan pernikahan yang sama sekali tidak dia inginkan ini. Pernikahan didasari dengan Cinta dari kedua belah pihak pasangan, namun Swara merasa dirinya bodoh. Untuk apa dia menikahi pria itu, jika sedikitpun tidak pernah terlintas dibenaknya untuk mencintai seorang Sanskar Andrawan? Ya, karena Swara takut untuk merasa jatuh cinta kepada pria manapun, itu akibat dari kenyataan pahit ibunya yang telah dia lihat sejak kecil.

Sanskar. Pria miskin yang hanya bekerja sebagai tukang ojek. Menurut Swara, mulai sekarang pria itu akan merasa beruntung menikah dengannya, karena dengan menikahi dirinya dan menjadi suaminya, pria itu akan hidup dengan enak oleh uang miliknya sendiri.

"Arghhh..! Aku benci semua ini!!" pekik Swara dengan keras, kedua tangannya membuang segala sesuatu yang ada dimeja dihadapannya saat ini.

Tak terasa, air mata mulai berjatuhan sedikit demi sedikit dari mata Swara. Wajah cantiknya kini tertutupi oleh rasa marah, kesal, penat, takut, dan juga cemas. Semua bercampur menjadi satu.

"Aku..aku takut. Bagaimana jika pernikahanku akan berakhir sama seperti pernikahan ibu dan juga ayahku itu? Aku takut jika Sanskar bukan pria baik, aku takut jika dia adalah pria yang sama seperti ayahku yang sangat aku benci sampai saat ini. Bagaimana jika pria itu malah akan menyakitiku dan membuatku menderita sama seperti nasib ibuku?! Tidakkk.. aku tidak akan biarkan itu terjadi! Aku..aku sudah cukup menderita selama ini.."

SINCERE LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang