3 hari kemudian..
Swara kini telah kembali menjalani hidupnya. Swara belajar dari apa yang selalu dikatakan Sanskar padanya. Motivasi dan semangat yang pria itu berikan padanya, berhasil membuat Swara kembali bangkit untuk menjalani hidupnya, ya walaupun tentu dirinya masih sangat merindukan kehadiran sosok ibu disisinya.
Swara pergi menemui Sanskar dihalaman depan rumah, pria itu tengah membersihkan motornya.
"Sanskar, aku ingin bicara.." kata Swara dan berusaha mendekat pada Sanskar.Sanskar menoleh pada Swara, dan memberhentikan aktivitasnya yang sedang mengelap motor kesayangannya yang baru saja dicuci bersih.
"Ada apa, Swara? Kau butuh sesuatu?" tanya Sanskar dengan senyumnya. Swara hanya terdiam dan mengalihkan pandangannya sejenak, lalu kembali menatap wajah Sanskar.
"Aku minta padamu, untuk berhenti bekerja sebagai tukang ojek dijalanan, kau bisa ikut bergabung bekerja diperusahaanku, Sanskar" ucap Swara akhirnya.
Sanskar sedikit tertegun mendengar tawaran dari Swara.
"Kenapa kau menyuruhku berhenti? Kau malu ya mempunyai suami sepertiku yang bekerja sebagai tukang ojek jalanan, sedangkan kau bos diperusahaan besar milikmu itu?" terka Sanskar. Mendengar itu, dengan cepat Swara menggelengkan kepalanya."Ti..tidak, maksudku bukan itu. Aku hanya tidak ingin melihat kau bekerja terus terusan dijalanan, diluar pasti panas, kau juga setiap pulang dari kerja terlihat lelah dan belum tentu juga penghasilan yang kau dapat akan banyak setiap harinya. Jadi aku berpikir, bekerjalah bersama diriku diperusahaanku. Kita akan bekerja sama mengembangkan perusahaan peninggalan ibuku" jelas Swara. Wanita itu tampak gugup sekali dihadapan Sanskar, Swara takut jika dia akan salah bicara dan membuat Sanskar merasa tersinggung.
Sanskar tampak memikirkan sejenak tawaran dari Swara itu. Lalu setelah lama berpikir, Sanskar akhirnya tersenyum dan menatap wajah Swara yang tengah menunduk dengan gugup. Pria itu meraih dagu Swara dan membuat mereka saling menatap.
"Baiklah. Aku akan menuruti apa yang kau minta. Semuanya akan kulakukan asalkan kau merasa bahagia" ucap Sanskar sambil menatap dalam mata Swara, begitu juga dengan Swara. Wanita itu merasa nyaman saat menatap dalam mata Sanskar yang kini menurutnya sangatlah indah. Apalagi wajahnya, entah mengapa Swara baru menyadari Sanskar memang sangatlah tampan. Dulu kemana saja dirinya hingga tidak menyadari semua ini dari Sanskar? Ya, dirinya sibuk dengan segala ego dihatinya.
Swara tersadar, dan mengalihkan tatapannya dari Sanskar.
"Terimakasih. Besok kau akan mulai bekerja bersamaku" ujar Swara
Sanskar hanya mengangguk dan tersenyum.----------
Beberapa bulan kemudian..
Seperti tawaran Swara sebelumnya, Sanskar akan bergabung diperusahaan miliknya. Tapi ada satu pemikiran yang berubah dari benak Swara, entah mengapa mata hatinya kini terasa terbuka setelah lama bersama Sanskar. Sungguh, sekarang Swara merasa sangat nyaman berada disisi Sanskar, wanita itu tidak ingin pernah jauh darinya.
Dengan segala pertimbangan yang matang, Swara memberikan alih nama perusahaannya menjadi nama Sanskar suaminya. Awalnya Sanskar menolak keras dengan permintaan Swara itu, tapi karena Swara bersikeras Sanskar pun terpaksa menyetujuinya. Kini hidup Sanskar berubah. Dia berubah menjadi pria yang sangat pekerja keras dalam menjalankan amanah perusahaan milik keluarga Swara. Sedangkan Swara, dia memilih untuk menjadi wanita rumah tangga, yang kini bertugas akan rumah, sama seperti wanita wanita yang sudah menikah pada umumnya. Mereka berdua, merasa bahagia dengan keputusan mereka.
Swara kini berdiam diri dibalkon kamarnya. Malam sudah tiba. Wanita itu kini tengah menunggu kedatangan Sanskar yang belum pulang dari kantor. Swara menatap bulan dan bintang dilangit, kali ini mereka bersinar sangat indah. Swara tersenyum menatapnya. Diantara beribu bintang dan juga satu bulan dilangit, Swara melihat wajah seseorang disana. Swara tertegun melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINCERE LOVE [END]
Random[COMPLETED] "Semua pria itu sama! Mereka semua munafik! Jahat! Mengapa setiap pria harus datang dalam kehidupan seorang wanita jika mereka hanya ingin menyakiti seorang wanita saja?! Aku tidak akan membiarkan nasibku akan sama seperti nasib ibuku y...