04. Kematian Lia

941 60 4
                                    

"Kenapa kau tidak memberitahu padaku kalau ibuku sedang sakit?!"
Sanskar yang baru saja sampai diambang pintu kamarnya, langsung disambut dengan pertanyaan dari Swara.

"Aku sudah mencoba ingin memberitahumu, Ra. Tapi ibu yang tidak ingin aku memberitahukannya padamu tadi. Katanya, dia tidak ingin merepotkanmu juga mengganggumu saat kau masih dalam jam kerja" jelas Sanskar.

Swara terdiam dan mengalihkan pandangannya kearah lain setelah mendengar jawaban Sanskar.
'Kenapa aku merasa, kalau ada sesuatu yang disembunyikan oleh ibu?' batin Swara.

"Swara! Kau baik baik saja?" tanya Sanskar saat melihat Swara yang sempat terdiam dan melamun.

"Tidak, aku tidak apa apa. Hm, aku akan menemui ibu" titah Swara dan hendak pergi tapi Sanskar mencegah langkahnya.

"Swara, ibu sudah tertidur dengan nyenyak. Aku sudah membuatkannya bubur ayam, dan juga memberikannya obat" ujar Sanskar dengan senyumnya.

"Kau sudah membawa ibuku kedokter?" tanya Swara.

Sanskar mengerlingkan matanya.
"Tidak, Ra. Aku tidak membawa ibu kedokter. Awalnya aku memang ingin membawa ibu kedokter langsung saat melihat wajah ibu pucat dan keningnya panas, tapi dia malah mencegahku dan tak ingin dibawa kedokter. Lalu aku bingung akan memberikan ibu obat apa untuk sedikit membantunya, tapi kata ibu dia sudah mempunyai obat sendiri. Aku awalnya juga bingung, Ra. Ibu tidak memberitahuku dia sakit apa sampai mempunyai obat sendiri seperti itu" jelas Sanskar dengan wajah yang penuh kebingungan.

Swara lagi lagi terdiam saat mendengar penjelasan Sanskar. Ini semakin menguatkan pemikirannya bahwa ibunya telah menyembunyikan sesuatu yang tidak boleh dia ketahui.

"Hm, terimakasih sudah memberitahuku semuanya. Baiklah, selamat malam" Akhirnya, Swara menutup pembicaraannya dengan Sanskar. Baru kali ini, wanita itu berbicara banyak dengan Sanskar.

Sanskar terdiam sambil menatap kearah Swara. Pria itu merasa bahwa istrinya terlihat sangat khawatir tentang ibunya. Swara yang sedang menutup gorden jendela pun tertegun saat Sanskar mendekat kearahnya dan berdiri didepannya.

"Ada apa?" tanya Swara gugup.

Sanskar tersenyum, perlahan pria itu memberanikan diri untuk menyentuh bahu Swara dengan kedua tangannya. Srett.. Swara terkejut karena Sanskar menyentuhnya. Pandangannya beralih menatap kedua tangan Sanskar yang menetap dibahunya.

"Swara, jika kau perlu bantuan apapun katakan padaku. Jika kau memiliki masalah, berbagilah masalahmu denganku. Aku suamimu. Sebagai suamimu, aku akan berusaha keras untuk membahagiakannmu. Aku tidak akan pernah ingin jika kau istriku dalam kesulitan" ucap Sanskar dengan nada yang sangat pelan, namun masih terdengar oleh Swara. Entah kenapa, hati Swara merasa tenang begitu saja saat mendengar ucapan Sanskar sambil menatap wajahnya lebih dekat.

"Aku disini bersamamu" sambungnya.

Swara sempat terhanyut oleh perkataan Sanskar dan menatap wajah Sanskar lebih lama. Sanskar tersenyum saat menatap wajah Swara yang sangatlah cantik dengan jarak yang sedekat ini. Ini baru pertama kalinya bagi mereka.

Srett..

Swara mengalihkan tatapannya, dia baru saja tersadar dari hipnotis seorang Sanskar Andrawan. Dengan cepat, Swara menghempaskan kedua tangan Sanskar yang ada dibahunya. Mereka berdua kini menjadi salah tingkah.

"Hm.. terimakasih atas perhatianmu. Tapi aku bisa sendiri. Aku tidak butuh bantuanmu" ucap Swara dengan acuh dan kemudian berjalan untuk membersihkan tempat tidur.

Sanskar masih setia menatap Swara. Sedangkan Swara mulai mematikan lampu didekat tempat tidurnya.
"Tidurlah. Aku sudah mengantuk. Jangan bangunkan aku, karena aku besok sedang ada cuti selama 3 hari!" perintah Swara sambil memeluk bantal guling disampingnya.

SINCERE LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang