13. Takdir Tuhan

1.2K 49 3
                                    

2 bulan kemudian..

Kini kandungan Swara sudah menginjak 8 bulan Perutnya semakin membuncit seiring berjalannya waktu, membuat Swara merasa kesulitan untuk melakukan aktivitasnya setiap hari. Sanskar sang suami selalu memperhatikan apa yang dilakukan oleh istrinya, menjaga dan menyayanginya selalu. Tak lupa juga dengan Satya kecil, anak laki laki berusia 8 tahun itu sangat menyayangi kedua orang tua barunya. Dia ikut menjaga ibunya dan juga calon adiknya didalam perut Swara.

"Ibu.. Perut ibu Swara sudah semakin besar saja ya.." ujar Satya sambil mengelus pelan permukaan perut Swara.

Swara tertawa geli mendengar ucapan Satya, yang kini sudah dia anggap sebagai anak kandungnya sendiri.

"Tentu saja sayang. Usia kandungan ibu sudah cukup lama. Hanya tinggal menunggu 1 bulan saja, adikmu akan lahir kedunia. Satya bahagia bukan jika adikmu akan segera lahir?" seru Swara dan mengecup rambut Satya.

Satya tertawa gembira sambil mengelus wajah Swara, "Ya, tentu saja bu. Satya pasti merasa sangat bahagia jika adik baru Satya telah lahir kedunia! Ibu Swara, Satya janji. Satya akan menjaga adik bayi ini juga" kata Satya dengan manja sambil terus mengusap perut Swara.

Swara semakin menyayangi Satya, wanita itu membawa Satya kecil kedalam pelukannya.

"Ya sayang. Kau putra ibu Swara. Ibu sangat menyayangimu dan juga adikmu ini! Ibu Swara, ayah Sanskar, dan juga kau, kita akan bersama sama menjaga adik bayi didalam kandungan ibu ini. Kau setuju?"

Satya menganggukkan kepalanya dengan gembira. Swara tersenyum lalu mengecup kening Satya.

"Oh oh.. Kalian berdua mengobrol bersama tidak mengajak ayah ya.." ucap Sanskar yang tiba tiba datang dan langsung ikut bergabung bersama mereka.

"Sanskar? Kau sudah pulang dari kantor? Ini kan masih sore" tanya Swara sambil menyentuh wajah suaminya.

Sanskar tersenyum dan menyentuh tangan Swara yang berada diwajahnya.

"Aku pulang cepat sayang. Aku ingin bersama keluargaku saja dirumah. Lagipula pekerjaanku sudah hampir selesai, yang lain bisa dikerjakan oleh sekretaris dan para pegawai kantorku" jawab Sanskar dengan tenang.

Swara yang mendengarnya mengangguk. Sanskar tersenyum lalu mengalihkan pandangannya pada perut Swara dan perlahan mengusapnya.

"Hai anak ayah. Sebentar lagi kau akan terlahir kedunia. Ayah benar benar tidak sabar menantikanmu sayang" bisik Sanskar yang berhasil membuat Swara dan juga Satya tertawa geli bersamaan.

"Aku akan segera lahir ayah.." ucap seseorang dengan suara anak kecil. Swara dan Sanskar tertegun saat mendengar suara itu. Ternyata itu adalah Satya yang dengan jahil menjawab pertanyaan Sanskar.

"Satya kau.. Kemari sayang" pinta Sanskar sambil tertawa. Satya berlari menuju Sanskar dan duduk dipangkuannya.

"Uh.. jagoan ayah Sanskar! Kau ini lucu sekali ya.. Ayah pikir adik bayi yang menjawab perkataan ayah, eh ternyata kau ya. Lucu sekali.." goda Sanskar sambil mencubit pipi mungil milik Satya. Satya kecil tertawa gembira lalu memeluk Sanskar. Kemudian Satya juga memeluk Swara.

Kini bagi Satya kecil, Swara dan Sanskar adalah dua orang malaikat yang telah dikirimkan Tuhan untuk bersamanya. Satya berjanji akan mengucap banyak syukur dan doa pada Tuhan karena telah mengirimkan orang tua baru seperti Swara dan Sanskar yang sangat menyayanginya seperti anak kandungnya sendiri. Dalam hati kecilnya, Satya berjanji akan menyayangi kedua orang tua barunya dan berbakti sebagai seorang anak yang baik untuk mereka berdua.

----------

Swara, Sanskar, dan juga Satya berlibur kepantai hari ini. Swara dan Sanskar sengaja mengajak Satya pergi jalan jalan. Itu karena mereka ingin sekali mengembalikan kebahagiaan masa kecil milik Satya yang direnggut oleh takdir pahit dalam hidupnya.

Swara dan Sanskar yang kini tengah duduk didekat tepi pantai sambil menikmati Sunset dan juga putra mereka yang masih sibuk bermain air dipantai dan juga membuat istana pasir bersama teman sebayanya. Swara merasa bahagia melihat anak laki laki yang tengah bermain dan tertawa gembira itu, kini menjadi bagian dalam hidupnya. Sesuatu yang sangat istimewa jika Tuhan menitipkan Satya kecil bersama dirinya dan juga Sanskar.

Swara menyandarkan kepalanya pada bahu Sanskar dengan nyaman. Sanskar memeluk pinggang Swara sambil berulang kali mengecup rambutnya.

"Sanskar, lihatlah Satya. Dia merasa sangat bahagia. Dia tertawa gembira, bermain, dan berlari dengan lincah. Aku.. aku merasa sangat bahagia bisa mengembalikan tawa kecil dari wajah Satya. Saat kita menemukannya dulu dan mengangkatnya menjadi putra kita, aku sangat bahagia. Itu tidak masalah untukku. Bagiku, Tuhan memberikan kita amanah untuk menjaga anak itu, Sanskar. Tuhan mempercayakan Satya kepada kita, hingga akhirnya kita bertemu dengannya, menjadikannya putra kita, dan sekarang dia menjadi bagian dalam hidup kita. Aku tidak menyangka takdir akan seperti ini, Sanskar. Sebentar lagi, anak kita yang pertama akan lahir kedunia. Kita akan menjaga dua anak sekaligus"

Sanskar sedari tadi hanya terdiam mendengar perkataan Swara sambil tetap mengelus rambutnya. Kemudian pria itu menatap kearah istrinya dan tersenyum.

"Kau benar, Swara. Ini semua takdir kita. Takdir yang telah ditentukan oleh Tuhan. Kau masih ingat? Dulu kau sangat membenciku, kau tidak menginginkan kehadiranku dalam hidupmu. Tapi sekarang, kau malah mencintaiku dan kita hidup bersama sampai saat ini. Apa kita bisa menebak takdir apa yang telah ditentukan oleh Tuhan?"

Swara menggeleng dan menatap wajah Sanskar dengan dalam.

"Tidak sayang. Kita tidak akan bisa menebaknya. Kita juga tidak akan tahu setelah ini, apa yang akan terjadi dalam hidup kita. Tapi yang aku tahu, aku hanya ingin hidup bahagia bersamamu dan juga bersama anak anak kita untuk selamanya"

Swara tersenyum dengan bahagia lalu merengkuh leher Sanskar dan memeluknya dengan erat. Perut buncitnya sedikit menghalangi tubuhnya untuk memeluk suaminya dengan leluasa.

"Swara, sudah. Kau tidak perlu terlalu erat memelukku. Kasihan anak kita, dia bisa terjepit nanti" ucap Sanskar. Swara hanya tersenyum dan melepas pelukannya.

Swara menatap kearah langit yang kini sudah mulai gelap, pertanda malam akan tiba. Terlihat awan mendung juga sudah menghiasi langit.

"Sanskar, sekarang sudah mulai gelap. Langit juga terlihat mendung. Sebaiknya sekarang kita pulang. Aku tidak ingin jika hujan turun dan bisa membuat Satya akan sakit nantinya"

Sanskar mengangguk pada Swara.
"Baiklah. Ayo kita pulang" ajak Sanskar sambil menuntun Swara untuk berdiri.

"Satyaaa.. sayaang.. Kemari nak. Kita pulang sekarang. Sudah mulai gelap, sebentar lagi hujan akan turun" teriak Swara pada Satya yang masih bermain dipantai.

Satya yang mendengar teriakan Swara langsung berpaling kearahnya.
"Baik ibu.." balasnya dan berlari dengan kencang menuju Swara dan juga Sanskar.

Swara langsung mengecup pipi Satya saat Satya sudah bersama dengannya.
"Sudah puas bermainnya, hm?" tanya Swara. Satya mengangguk dengan gembira, Swara tertawa bahagia bersama Sanskar saat Satya kini merasakan kebahagiaan dalam hidupnya kembali. Setelah itu, mereka kembali pulang.




TBC..

Info nih guys! 1 part berikutnya akan jadi part terakhir untuk story ini! Uhuu, cepet batt yak :v😂
Tenang, ada sequel nya kok☺️

Ingat, votmen kalian:)

SINCERE LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang