21.00
Swara kini terduduk dan terdiam dilantai kamarnya, tubuhnya bersandar dengan tempat tidur. Wajahnya terlihat lemas dan juga pucat, pandangannya kosong, dan tak lupa air matanya selalu setia berjatuhan sejak tadi. Swara teringat akan ibunya, Swara berpikir kenapa ibunya dengan cepat meninggalkannya begitu saja sendirian. Swara mengingat kenangan kenangan hangatnya bersama sang ibu yang tak akan pernah dilupakannya.
"Swara.. kau makan dulu" bisik Sanskar yang sudah berdiri diambang pintu. Pria itu merasakan hati nya seperti tersayat saat melihat keadaan wanita yang dicintainya sangat menderita saat ini.
Swara tak menjawab perkataan Sanskar, bahkan enggan menoleh padanya saja pun tidak. Wanita itu terus melamun dengan pandangannya yang kosong. Sanskar menghela nafas berat lalu berjalan mendekati Swara sambil membawa nampan yang telah berisi semangkuk bubur hangat dan juga segelas susu untuk Swara.
"Ra, ayo kau makan dulu. Kau harus makan, kau jangan menyiksa dirimu seperti ini" lirih Sanskar.
Swara akhirnya menoleh pada Sanskar dengan air mata yang masih mengalir.
"Aku tidak mau makan"
"Tapi Swara, kau harus makan kalau tidak kau bisa sakit nanti. Aku sudah kehilangan sosok ibu Lia yang sudah kuanggap sebagai ibuku sendiri, aku sangat teramat kehilangan juga sama seperti dirimu, Ra. Tapi kita harus tetap kuat, kita harus tetap hidup. Karena sebagai manusia biasa hidup dan mati kita sudah ada yang mengatur. Jadi sekarang, aku tidak ingin kehilanganmu juga Swara. Aku mohon makanlah, walau hanya sedikit"
Swara terdiam saat mendengar perkataan Sanskar, perlahan wanita itu mulai mengusap air matanya dengan punggung tangannya lalu beralih menghadap kearah Sanskar.
"Baiklah, aku akan makan" ucapnya.
Sanskar tersenyum lega mendengarnya, akhirnya wanita itu mau untuk makan. Dengan cepat, Sanskar mengambil sesendok bubur hangat untuk Swara. Pria itu mencoba meniup bubur yang dirasa masih hangat. Swara memperhatikan apa yang dilakukan Sanskar. Terlintas dibenak Swara, mengapa Sanskar sangat memperdulikannya.
"Buka mulutmu, Ra" pinta Sanskar
Swara membuka mulutnya dengan perlahan, lalu Sanskar menyuapi sesendok bubur itu pada Swara. Swara menelannya walau hanya sedikit. Selera makannya sudah hilang, bahkan dia tak ingin berbuat apapun lagi semenjak sepeninggalan sang ibu.Sanskar terus menyuapi Swara, suapan demi suapan Swara menghabiskannya. Namun saat bubur dimangkuk belum habis, Swara menyudahi makannya.
"Sudah cukup" pinta Swara
Sanskar mengangguk, lalu mengambil segelas susu hangat pada Swara. Dengan perlahan pula, Sanskar menuntun Swara untuk meminum susunya."Sudah selesai. Sekarang kau harus tidur, Swara. Ini sudah malam" pinta Sanskar sambil menuntun Swara bangun dan membaringkannya ditempat tidur lalu Sanskar menyelimuti tubuh Swara agar dia tetap merasa hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINCERE LOVE [END]
Diversos[COMPLETED] "Semua pria itu sama! Mereka semua munafik! Jahat! Mengapa setiap pria harus datang dalam kehidupan seorang wanita jika mereka hanya ingin menyakiti seorang wanita saja?! Aku tidak akan membiarkan nasibku akan sama seperti nasib ibuku y...